"Apa?! Kau kehilangan dia?"
"Bagaimana bisa?!"
"Temukan dia secepatnya, Bill!"
Pria bermata biru itu menutup sambungan teleponnya secara sepihak. Ia dengan kasar membanting ponsel miliknya ke meja kerjanya. Lalu menenggak cairan kecoklatan yang membakar di tenggorokannya dalam satu tegukan. Pandangan pria itu kosong, entah apa yang dipikirkannya hingga tidak menyadari kedatangan seseorang yang tanpa permisi masuk ke ruangannya.
Wanita seksi dengan pakaian yang menonjolkan belahan dadanya itu tercengang begitu melihat bosnya yang sudah tiba di kantor sebelum dirinya, selama ia berkerja di sini ia tidak pernah sekalipun melihat pria itu tiba lebih awal. Wanita itu juga mengenyitkan dahinya saat pria itu meminum alkoholnya di pagi hari. Ada apa dengannya? Apa telah terjadi sesuatu?
Jeslyn kembali dikejutkan dengan Penampilan Bosnya yang juga tidak seperti biasanya. Pria itu memiliki kantung mata yang tebal. Rambutnya yang biasa tertata menawan kini berubah berantakan. Kemeja yang biasanya licin dan rapi kini terlihat sangat kusut, ia yakin sekali jika kemeja yang dikenakannya adalah kemeja kemarin. Pasti telah terjadi sesuatu yang tidak mengenakan kemarin. Jeslyn menarik bibirnya ke atas, ia tersenyum lebar. Ia akan membuat hari ini menjadi hari yang sangat panjang dan menyenangkan.
Wanita itu berjalan mendekati Darel lalu meletakkan nampan yang berisi air putih ke meja kerjanya. Lalu tanpa kata ia berjongkok diantara kaki pria itu.
"Pergilah, Jeslyn!" desis Darel marah yang sepertinya tidak dihiraukan oleh sekertarisnya.
"Aku tahu apa yang kau butuhkan sekarang, sir." ucapnya dengan nada menggoda yang dibuat-buat. Jeslyn mengedipkan sebelah matanya. Ia dengan cepat meraih ikat pinggang pria itu dan mencoba untuk melepaskannya. Tapi sebelum itu Darel telah lebih dulu mendorong wanita itu menjauh hingga tersungkur di lantai marmer yang dingin.
"Kubilang pergi dari hadapanku, jalang!" teriaknya kencang.
Jeslyn meringis terkejut dengan penolakan Bosnya itu. Meski akhir-akhir ini pria itu sudah sering kali menolaknya tapi ia tidak pernah bersikap kasar sebelumnya.
Wanita itu menundukkan kepalanya takut, tidak berani menatap. "A-aku hanya--"
"Pergi!" ucap Darel cukup keras yang membuat Jeslyn langsung meninggalkan ruangan bosnya.
Untuk meredam amarahnya pria itu kembali meminum cairan kecoklatan dalam beberapa kali tegukan. Ia membutuhkan banyak alkohol sekarang.
"Woah, lihat apa yang terjadi padamu, dude! Kau terlihat seperti remaja yang putus cinta." Ejek Lucas yang muncul dengan balutan jas abu-abu yang terlihat sangat cocok sekaligus menawan secara bersamaan. Berbeda dengan Darel yang masih mengenakan kemeja kotor.
Pria itu dengan langkah santai mendekati sofa lalu mendaratkan bokongnya di sofa berbentuk L.
"Kenapa kau kemari?" tanya Darel to the point.
"Hei, aku mengkhawatirkanmu semalam. Kupikir kau tidak akan selamat." Lucas terkekeh geli. Ia tahu benar kalau sahabatnya ini sedang dalam suasana hati yang buruk. Ia kemari hanya untuk memastikan keadaannya baik-baik saja karena semalam pria itu berkemudi dalam keadaan mabuk berat dan syukurlah semua anggota tubuhnya masih lengkap.
"Apa kau masih memikirkan wanita itu?" tanya Lucas yang membuat pria yang ada di depannya ini kembali meminum cairan kecoklatan.
Tidak ada satu detik pun Darel tidak memikirkan wanita itu. Sepanjang malam ia memikirkannya hingga membuatnya terjaga semalaman. Sampai sekarang pun ia masih memikirkan wanita yang pergi darinya itu. Entah apa yang terjadi padanya. Mengapa ia jadi seperti ini? Tentu saja jawabannya adalah karena ia telah jatuh cinta pada wanita itu. Ia bukanlah orang bodoh yang tidak memahami perasaannya sendiri. Yang ia tidak ketahui adalah apa seperti ini rasanya mencintai seseorang? Mengapa ia baru mengetahuinya sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JERK BOSS
Romance[ADULT ROMANCE | CEO SERIES] Apa yang diharapkan dari kehidupan Liana yang bekerja sebagai administrator disebuah kantor cabang yang letaknya jauh dari pusat kota? Tentu saja tidak ada. Penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan biaya te...