"Siapa wanita cantik yang kau bawa ini, Liam?" tanya seorang pria tua dengan rambut yang hampir semuanya memutih. Dari suaranya terdengar sangat tegas dan berwibawa. Liana yakin apa pun yang dikatakan pria itu siapa pun orangnya pasti akan segera mematuhi perintahnya.
Pria tua yang tengah duduk di kursi meja makan itu kini memperhatikan Liana dari atas sampai bawah, menilai serta mencari kekurangan yang ada pada diri Liana.
Liana baru saja diberitahu oleh Liam kalau ia sekarang sedang berada di kediaman keluarga Carlson. Keluarga yang paling berpengaruh di Amerika!
Liana sungguh menyesali keputusannya yang dengan mudah menyetujui ajakan Liam untuk makan malam bersama keluarganya itu.
"Pe-perkenalkan nama saya Liana Collins. Suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan anda, Mr. Carlson." Wanita itu menundukkan kepalanya ke bawah, takut dan gemetar itu yang di rasakan Liana sekarang. Siapa pun pasti akan merasakan hal yang sama ketika berhadapan langsung dengan pendiri sekaligus pemilik perusahaan raksasa yang berkerja di bidang properti.
Pria tua itu tersenyum ramah. "Senang bisa berkenalan denganmu Ms. Collins." Eric mempersilahkan Liana untuk duduk di kursi makan yang letaknya berhadapan dengannya. Ia menyukai wanita itu sangat sopan menurutnya.
"Mari silahkan nikmati makan malamnya, Ms. Collins," ucap Eric lagi yang dibalas anggukan kepala oleh Liana.
Wanita itu lagi-lagi baru menyadari sesuatu. Liana menatap garang seorang pria yang kini tengah mengedipkan sebelah matanya padanya. Dia si pria berkulit porselen, pria yang sama yang ingin mencoba menciumnya saat di club. Juga pria yang sama yang akan membayar berapa pun jika Liana bersedia di tiduri olehnya untuk satu malam!
"Sial! Mengapa pria itu juga ada di sini?! Apa pria itu anggota keluarga Carlson juga? Sebenarnya ada berapa banyak cucu yang dimiliki pria tua itu?!" Batin Liana kesal.
Liana harus tetap tenang, ia tidak ingin membuat kegaduhan yang nantinya akan mempermalukan dirinya dan Liam. Yang harus Liana lakukan sekarang adalah memakan hidangan yang sudah di siapkan dalam diam.
Wanita itu mulai memasukkan satu persatu potongan steak ke dalam mulutnya. Setelah acara makan malam keluarga sialan ini selesai Liana akan segera meninggalkan tempat ini.
"Bukankah sudah Grandpa bilang makan malam kali ini kalian harus membawa seorang wanita! Dimana wanita kalian sekarang?!" Eric menatap nyalang ke dua cucunya yang tidak mematuhi perintahnya. Mereka berdua tidak seperti Liam yang selalu menurut padanya. Makan malam ini hanya diadakan satu kali dalam dua bulan mengingat betapa sibuknya mereka.
Pria dengan kerutan di setiap wajahnya itu hanya ingin berkenalan dengan wanita yang dimiliki cucu-cucunya itu. Ia ingin ketiga cucunya itu mendapatkan pasangan yang baik, yang mencintai mereka seutuhnya.
"Wanitaku ada di hadapanmu, Grandpa," ucap Darel dan Erlan secara bersamaan. Sontak membuat makanan berbahan dasar daging yang di makan Liana tersangkut di tonggorokannya.
Tidak ada lagi seorang wanita pun di ruang makan ini selain Liana. Sudah pasti wanita yang dimaksud adalah dirinya!
"Uhuk.. Uhukk.."
Liana tersedak!
Wanita itu mengernyitkan dahinya saat menatap ketiga gelas berisi air putih yang diberikan oleh ketiga pria.
Darel, Liam dan Erlan kini menatap Liana dengan penuh rasa khawatir sembari mengangkat gelas berkaki satu di tangan mereka.
Liana bingung, gelas siapa yang akan ia ambil? Akhirnya Liana memilih gelas Liam karena memang gelas itu yang paling dekat dengannya. Wanita itu langsung menegak habis air putih tersebut. Ada rasa kekecewaan di wajah tampan Darel dan Erlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JERK BOSS
Romance[ADULT ROMANCE | CEO SERIES] Apa yang diharapkan dari kehidupan Liana yang bekerja sebagai administrator disebuah kantor cabang yang letaknya jauh dari pusat kota? Tentu saja tidak ada. Penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan biaya te...