Sudah beberapa tahun setelah El mengetahui kebenaran dari Neneknya. Kini El sudah dewasa, El anak yang sangat menyukai musik dan ingin menjadi musisi, tapi sayangnya itu bertentangan dengan keinginan Ayahnya yang ingin El menjadi atlet, sedikit classic memang, bakat anak yang bertentangan dengan keinginan orang tua, ya... memang begitu kenyataan yang terjadi pada El.
Perbedaan pendapat antara El dan Ayahnya juga terjadi dalam berbagai hal. El ingin meneruskan kuliah tapi Ayahnya melarang karena menurut Ayahnya kuliah membutuhkan biaya banyak dan dia merasa tidak mampu. Setelah lulus sekolah, el bekerja di sebuah minimarket agar bisa keluar dari rumah dan tinggal mandiri. Benar, itu dilakukannya karena dia tidak tahan dengan orang tuanya.
Akhir pekan, El sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi Neneknya. Tidak usah berlama-lama, sesampainya El dirumah Nenek, tentu saja Nenek sudah semakin tua. El menghampiri Neneknya yg sedang duduk menghadap jendela
"Nek, aku pinjam bukunya sekali lagi" pinta El kepada Nenek
*Nenek menoleh sambil tersenyum*
"Tidak sopan meminta ijin sedangkan kau sudah memegang benda yang ingin kau pinjam" tentu saja Nenek hanya bercanda"Aku rasa kamu sudah siap" tambah Nenek
"Benarkah ? Aku masih sedikit ragu" El langsung paham apa maksud Nenek
"Cobalah malam ini, Aku tau kamu menyimpan banyak pertanyaan atas apa yang terjadi dalam hidupmu" nenek tau apa yg dia katakan.
Tengah malam. Kenapa harus tengah malam ?, Tentu saja agar tidak ada yang melihat orang tiba-tiba lenyap dalam semak-semak bercahaya. Kini El sudah tau apa yang harus dilakukan berkat bimbingan Nenek dan buku usangnya. Sedikit ragu, dia meminum ramuan yang terbuat dari akar dan daun semak-semak itu lalu perlaham berjalan menerobosnya.
Di depan rumah Nenek, El menuju pintu ingin masuk memastikan apakah dia sudah benar melakukannya. Tiba-tiba seseorang membuka pintu dari dalam dan El kaget melihat orang yang muncul di hadapannya
"Kamu tidak seharusnya ada di kenyataan ini, kembalilah !" terlihat dengan muka seram
Sedikit membingungkan memang, tapi yang muncul di hadapan El adalah dirinya versi kenyataan lain. Entah salah memperkirakan waktu atau karena keragu-raguannya, ini tiba-tiba saja terjadi. Yang menambah El kaget adalah, darimana orang ini (El kenyataan lain) tau dia akan datang ?.
Karena sedikit ketakutan akan merusak tatanan waktu dan kenyataan, El bergegas menuju semak-semak dan kembali ke kenyataan asalnya.
Okay, El belum menyerah, kali ini dia lebih berkonsentrasi dan mencoba lagi, dan wuuuf... El kembali melewati semak-semak itu. Agak kebingungan, Entah berada dimasa yang mana El sekarang, tapi dia berada di halaman rumah orang tuanya. Tidak ingin ketahuan, El bergegas menuju samping rumah berniat untuk sembunyi.
Sebuah mobil berjalan mendekat perlahan berhenti di depan rumah. Itu Ibu bersama temannya ucap El dalam hati. El mengawasi dari kejauhan, El menyadari sesuatu, ini masa dimana Ibu baru pulang dari luar kota. Bawaan Ibu lumayan banyak, temannya membantu membawakannya kedalam rumah.
Selang beberapa menit, terdengar seseorang membuka pintu depan. Tidak percaya dengan apa yang dia lihat, El melihat Ibunya berciuman dengan temannya di dalam rumah, Ayah yang juga baru pulang dan membuka pintu, sontak kaget setelah melihat apa yang terjadi. Entah apa yang merasuki Ayah, dia menampar Ibu dan temannya. Suasana menegang, Ibu berusaha melindungi teman perempuannya dari amukan Ayah. Teman Ibu keluar dan pergi begitu saja karena ketakutan. Ibu syok dan terdiam atas kejadian ini. Tentu saja ini menjadi trauma besar bagi El yang saat itu diam-diam melihat dari balik jendela disamping rumah.