[ Somewhere 20XX ]
Beberapa tahun setelah tragedi kampak berdarah. El sedang duduk di dalam bus, hanya memandangi smartphone ditangannya. Ternyata sedang melihat postingan orang-orang di sosial media. Menggeser layar keatas kebawah dengan tatapan kosong, tiba-tiba jempolnya terhenti di sebuah postingan foto. Seseorang memposting fotonya bertiga bersama istri dan anaknya yang baru lahir. Melihat foto itu, ingatan El melayang teringat orang tuanya. Kali ini bukan ingatan buruk yang muncul, mungkin karena kini El sudah lebih dewasa atau sudah berdamai dengan keadaan. El teringat masa dimana Ayah Ibunya sesekali mehampirinya selama dia tinggal sendiri saat masih bekerja.
El juga akhirnya berpikir, mungkin dulu Ayah Ibunya melakukan ya... sebut saja kesalahan, karena sebuah alasan. Apapun itu, sekarang El hanya bisa menyesal. Tidak sempat meminta maaf, bahkan berterimakasih kepada orang tuanya.
Bus sudah berhenti, kondektur mempersilahkan penumpang jika ada yang sudah sampai dan ingin turun. El turun dari bus, terdiam di tepi jalan, dan melihat sekali lagi postingan itu. Melihat isi dompetnya untuk memastikan, lalu bergegas menuju stasiun kereta berniat pergi ke kota asalnya dan kembali ke rumah lamanya.
Setelah berjam-jam duduk di kereta, El sampai di kota asalnya. Berjalan cukup jauh dan kini dia sudah berada di depan rumahnya. Menatap sekeliling menikmati suasana sekitar yang sudah tampak sedikit berbeda, tanpa sadar air matanya menetes. Setelah mengusap matanya, El membuka pintu rumah yang ternyata tidak terkunci
"El ? Benarkah ? Ayaaaah El pulang !" Ibu yang sedang melihat foto album lama di ruang tamu kaget melihat pintu rumahnya terbuka dan ternyata anak semata wayangnya pulang,
"El ? El ! Akhirnya kamu pulang nak, maafkan Ayah Ibumu ini nak" Ayah keluar dari kamarnya, melihat anaknya pulang dan buru-buru menuju ruang tamu
El hanya terdiam terperanga, wajahnya semakin basah karena air matanya kembali menetes kali ini lebih deras, tidak percaya dengan apa yang di lihat, dan apa yang dialaminya. Ayah dan Ibu masih hidup !, mereka yang sudah menua menghampiri dan langsung memeluk El dengan erat karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu karena El pergi setelah kematian Nenek.
Ya, benar saat itu, saat pikiran El kacau dan termakan emosi dimana dia meninggalkan rumah sakit dan pergi menembus waktu, El gagal. bukan gagal, lebih tepatnya dia terlempar ke lembar buku yang lain, Ya kenyataan lain, kenyataan yang berbeda.