Amarah

16 2 0
                                    

Muak, hanya itu yang memenuhi pikiran El malam ini. Mencoba tidurpun tidak bisa, karena teringat apa yang dilihatnya tadi sore. Berbagai ingatan masa lalu tiba-tiba bermunculan, seolah membumbui kebencian El pada orang tuanya. Rasa benci makin menjadi ketika bisika-bisikan itu muncul lagi

"Habisi mereka...habisi...bunuh mereka..."

"Tidurlah El, lupakan saja hal buruk yang kau alami, atau itu akan membuatmu gila" tiba-tiba Nenek berkata dari balik pintu kamar El

Benar saja, kata-kata Nenek seperti tidak mempan karena El termakan Emosinya kepada orang tuanya.

Satu bulan berlalu setelah kejadian itu. Bagaimana kabar El sekarang ?, sudah pasti dia makin jarang mengunjungi orang tuanya karena rasa bencinya. Tidak hanya itu, El sedang merencanakan sesuatu. El berniat keluar dari pekerjaannya dan memutuskan untuk tinggal bersama orang tuanya. Entah apa yang dia pikirkan, tapi kemungkinan ini bagian dari rencananya.

Tentu saja keputusan El ini sudah diketahui orang tuanya. Ibunya yang seolah tidak begitu perduli, berbanding terbalik dengan Ayahnya yang langsung menuju rumah Nenek untuk menegur El yang saat itu sedang berada disana. Sesampainya di rumah Nenek, terlihat El sedang membicarakan sesuatu dengan Nenek di teras rumah

"Jangan lakukan ini, demi Nenek" kata Nenek kepada El saat itu

"Aku tidak akan menyusahkan Nenek. Aku sudah tidak tahan lagi, ini bagian dari rencana balas dendamku. El akan buat hidup Ayah Ibu menderita, ini harus setimpal dengan apa yang mereka lakukan padaku" El terlihat marah saat itu

Berjalan cepat dengan amarahnya, Ayah yang baru sampai langsung membalik badan el dengan paksa
"ANAK GAK PUNYA OTAK !! Mikir apa kamu sampai tiba-tiba keluar dari kerjaan HA ?!"

"Sudah, dinginkan kepala kalian" Nenek berusaha mendinginkan suasana

"INI ANAK HARUS DIDIDIK !!" Sahut Ayah

El melihat kearah Ayahnya dengan sinis"Harusnya Ayah pikir, ini semua gara-gara kalian yang seenaknya sebagai orang tua"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

El melihat kearah Ayahnya dengan sinis
"Harusnya Ayah pikir, ini semua gara-gara kalian yang seenaknya sebagai orang tua"

"NGOMONG APA KAMU HAA...!!"
Tangan Ayah tiba-tiba melayang menuju arah El, dan "PLAK !!", Nenek tiba-tiba menghalangi berniat melindungi El.

Benar saja, Nenek terjatuh dan tergeletak setelah terpental dan kepalanya menghantam tembok karena tenaga dari tamparan orang dewasa yang salah sasaran. Suasana panik, kesadaran nenek semakin memudar sampai ambulance membawanya ke rumah sakit terdekat. Sudah beberapa jam setelah Nenek dibaringkan dan dokter belum juga keluar untuk memberi kabar. El, Ayah dan tentu saja Ibu juga berada disana menunggu kabar dengan muka panik.

Tidak lama pintu tempat Nenek dirawat terbuka, dokter keluar dengan muka sayunya. Suasana suram memenuhi lorong itu setelah dokter mengatakan kalau Nenek sudah tidak tertolong. Ibu menangis dan langsung menghampiri mayat ibunya lalu memeluknya untuk terakhir kali. Ayah terduduk merasa bersalah. El menatap tajam dengan tatapan seram kearah Ayahnya sesaat sebelum dia berlari keluar rumah sakit.

SON (END)Where stories live. Discover now