16. Sepotong kue

359 31 3
                                    

Suasana tribun semakin bertambah keras. Setelah pertandingan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang harus mengalami ke kalahan dari Yuki Fukushima/Sayaka Hirota pasangan Satsukawa yang sedang gila-gila nya, pertandingan di lanjutkan ke Tunggal Putra. Suara Hall lebih besar dari yang kita duga. Para perempuan bersorak lebih keras karena anggota CRC, Anthony Sinisuka Ginting yang akan melawan Viktor Axelsen. Namun, suara teriakan seketika menjadi sayup-sayup setelah panggilan kedua dari Anthony belum juga datang. Pak Taufik juga sedang kebingungan dengan keberadaan anak didiknya itu. Dia bahkan tidak datang untuk latihan begitu juga dengan sohib nya Jonatan Christie. Pak Taufik ingin mengganti dengan Firman, namun apa daya nama sudah di tulis dia belum bertemu Rian juga setelah pemberian nama.

Tiba-tiba sang ketua osis memasuki hall lalu berjalan dengan santai namun tegas menuju umpire. Ketua osis berbisik pada umpire, lalu umpire pun mengangguk tanda setuju entah terhadap apa. Ketua osis Ciumbrella di beri microphone. Terdengar helaan napas dari sang ketua. Seluruh penonton kebingungan termasuk Pak Taufik yang berdiri di pinggir lapangan.

"Cek cek" suara yang keluar dari microphone

"Kami minta maaf atas keterlambatannya. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya"

"Pemain kami yang bernama Anthony Sinisuka Ginting sedang berhalangan untuk hadir dikarenakan urusan pribadi"

Sang ketua mengambil napas panjang.

"Namun, karena ini pertandingan persahabatan antara dua sekolah kami sudah menyiapkan pemain kami yang lainnya bernama Firman Abdul Kholik"

"Terima kasih atas perhatiannya"

Sang ketua osis memberikan microphone dengan sopan. Ia tak lupa menundukan badannya lalu kembali ke belakang layar.

"Rian" panggil Pak Taufik.

Ketua osis tersenyum dan mendatangi guru nya tersebut.

"Tenang pak. Pasti semuanya baik-baik aja" ucapnya.

"Saya lega, ga tau lagi saya tadi mau gimana. Apa harus jungkir balik" ucap Pak Taufik sembari tertawa.

Rian ikut tertawa.

"Rian maaf baru datang" suara yang tiba-tiba datang memecah tawa dari guru dan murid ini.

Rian dan Pak Taufik melihat ke sumber suara.

"Loh ada Kento?" Tanya Pak Taufik.

"Kamu udah sehat an?" Tanya nya lagi.

"Hai. Sudah mendingan pak" jawab Kento.

"Maaf pak, Rian tiba-tiba. Tapi Rian ngajak Kento untuk bantu bapak nge coaching Firman" ucap Rian. Pak Taufik mengangguk.

"Bukan Rian pak, saya nya yang maksa" sahut Kento.

"Enggak pak. Firman juga mau" sahut Vito.

"Ah udah udah. Ga peduli siapa yang mulai. Kita selesaikan disini. Okay?" Ucap Pak Taufik.

"Hai"

"Okay"

"Rian permisi pak" ucap Rian yang disetujui oleh Pak Taufik.

Meskipun begitu, bisik-bisik bangku penonton masih terdengar jelas. Seperti, ada apa dengan Anthony? Mengapa bukan digantikan dengan Jonatan? Entah lah, namun pertandingan akan segera di mulai.

~ ~ ~

Di luar hall, tiga orang lelaki sedang menyusuri koridor sekolah sedari tadi. Bolak-balik ke sana kemari seperti sedang mencari sesuatu namun tak kunjung datang. Di antara mereka ada yang terus-terusan mengeluh dan terus berada di belakang mereka karena terlalu letih dari tadi mencari.

Crazy Rich Ciumbrella || Badminton Fanfic ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang