Selamat Jalan Na Yeri

273 26 15
                                    

Setelah dokter tadi pergi,Jaemin pun tak henti hentinya merapalkan doa supaya Yeri cepat sembuh. Ia bolak balik sedari tadi karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ia ingin memberitahu keluarga yang lain,namun ia urungkan niatnya.

Ia melihat Yeri yang terbaring lemah di atas kasurnya. Ia sedari tadi membujuk agar Yeri makan dan meminum obatnya,namun Yeri tidak mau. Ia menolak semua makanan pemberian Jaemin.

"Yeri,ayo makan. Kau harus minum obat sayang. Ayolah,aku mohon. Ini demi kesembuhan mu." Ujar Jaemin memohon kepada Yeri sembari memegang erat tangan Yeri. Tangan Yeri benar benar panas. Dan hal itu yang membuat Jaemin semakin takut.

Yeri yang mendengar itu hanya menggeleng. Entah kenapa ia sekarang tidak bisa menerima makanan apapun. Semuanya terasa pahit baginya. Itulah alasan kenapa ia selalu menolak makanan pemberian Jaemin.

Saat Jaemin sedang sibuk membujuk Yeri,tiba tiba saja ada seseorang yang menelponnya.

"Atasan?" Gumam Jaemin saat melihat handphonenya.

Ia pun segera mengangkat teleponnya itu.

"Halo pak?" Sapa Jaemin terlebih dahulu dengan perasaan cemas karena takut atasannya akan marah soal proposal nya kemarin.

"Halo Na Jaemin. Bisakah kamu menemui saya sekarang? Ada suatu hal yang saya ingin sampaikan kepada kamu." Ujar atasannya dari seberang sana.

Jaemin mengernyitkan dahinya heran. Kenapa ia tiba tiba ditelpon? Apakah dia dipanggil karena melakukan kesalahan? Apakah dia akan dihukum? Oke,dia benar benar takut sekarang.

"Berbicara tentang apa ya pak? Apakah itu sangat penting?"

"Saya mau membahas proposal yang kemarin."

DEG

Seketika Jaemin terdiam. Ternyata benar dugaannya,ia dipanggil karena kesalahan nya membuat proposal kemarin. Bagaimana ini. Haruskah ia pergi menemui atasannya? Ditambah Yeri yang sedang sakit. Tidak mungkin rasanya ia meninggalkan Yeri begitu saja. Tapi ini juga berkaitan dengan pekerjaannya. Ladang ia mencari nafkah.

Jaemin mengepalkan tangan nya kuat kuat. Ia benar benar bingung sekarang. Apa yang harus dipilihnya? Menjaga Yeri atau pergi demi pekerjaan nya itu?

"Halo Jaemin? Haloo?" Ujar atasannya yang membuat Jaemin tersentak kaget.

"Ah iya pak. Apakah tidak bisa besok saja? Aku saat ini tidak bisa pergi pak. Istriku sedang sakit pak." Ujar Jaemin pasrah dan hanya ditanggapi dengan deheman dari sang atasan.

"Hanya sebentar Jaemin. Aku hanya ingin bertemu denganmu sebentar saja. Tidak sampai 1 jam. Aku janji." Sang atasan terlihat seperti memaksa Jaemin agar mau menuruti perintahnya itu.

Jaemin pun semakin bingung. Tidak mungkin ia akan meninggalkan Yeri begitu saja. Ia sedang sakit parah. Dan dia seenaknya saja pergi? Tidak,Jaemin tidak bisa seperti ini.

Yeri yang sedari tadi mendengar obrolan mereka langsung saja meraih tangan Jaemin. Jaemin sontak menoleh.

"Pergi saja Jaem. Ini pekerjaanmu. Lebih penting. Aku bisa jaga diriku." Ujar Yeri dengan suara serak nya.

Jaemin menggeleng. Ia bersikeras untuk tidak pergi hari itu juga. Persetan dengan pekerjaannya. Ia lebih memilih menjaga istrinya sekarang.

"Jangan seperti itu Jaem. Aku bisa menjaga diriku. Aku mohon. Kau, pergilah. Ini pekerjaanmu. Lebih penting dari apapun. Ini juga salahku yang telah mengotak-atik laptop mu waktu itu. Aku minta tolong kepadamu agar kau mau pergi mengurus itu. Demi aku Jaem. Demi aku." Yeri memohon mohon kepada Jaemin agar ia mau pergi untuk menemui atasannya itu.

Bisakah Kau Memanggil ku "Yeobo" [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang