Kaget

136 20 5
                                    

"Hmm,aku rasa tak ada salahnya untuk memberitahu mama." Ujar Jaemin serius.

Yeri pun bergerak agak gelisah. Daritadi hatinya tidak tenang dan jari jari tangannya bergerak tak karuan. Persis seperti orang yang sedang ketakutan.

Jaemin yang melihat itu pun langsung mengambil tangan Yeri lalu menggenggam tangan nya erat erat. Seperti tidak ingin kehilangan orang yang ia miliki ini.

"Everything will be alright." Ucap Jaemin lalu mencium tangan Yeri.

Tanpa Yeri sadari air matanya menetes. Dia sangat bersyukur ada Jaemin yang senantiasa mendampinginya dalam keadaan nya yang seperti ini.

Tak lama kemudian,sang mama kembali dari Toilet. Yeri semakin gugup. Jantungnya berdetak lebih kencang sekarang. Jaemin pun mengelus elus pelan punggung tangan Yeri. Seolah memberikan dukungan.

"Ma,aku mau kasih tau sesuatu."

"Hm,kenapa Yeri?"

"Aku... Aku..." Ucap Yeri yang terpotong potong.

"Kenapa Yeri?" Ujar mama penasaran.

"Aku, akan dikemoterapi seminggu lagi."

"APA?"




























" Maafkan Yeri ma. Tidak memberitahu mama lebih awal soal ini. Takut mama akan khawatir dan cemas. Hanya itu." Ujar Yeri memberikan alasan kepada mama nya yang saat ini sedang marah kepadanya.

"Hah,mana mungkin aku marah jika itu menyangkut soal anakku sendiri."  Mama Yeri masih tidak menyangka jika anak nya itu menyembunyikan sesuatu yang seperti ini. Bisa bisa nya Yeri tidak memberitahu dirinya. Padahal dialah orang tuanya.

"Maafin kami ma. Soalnya kami berdua emang baru tau kemaren saat pergi ke dokter. Dan kami belum sempat memberitahu siapapun." Jaemin berusaha membela Yeri dengan mengatakan yang sebenarnya.

Mama nya Yeri hanya diam. Dia tidak tahu harus bagaimana. Disatu sisi dia kecewa karena anaknya ini tidak memberitahu nya dan di sisi lain dia khawatir karena Yeri akan di kemoterapi.

"Baiklah. Mama maafin. Namun lain kali jika ada sesuatu yang terjadi.tolong beritahu mama. Atau keluarga yang lain. Jika kalian mendadak seperti ini,mereka pasti terkejut."

Yeri dan Jaemin mengangguk paham. Mereka berdua memang salah karena tidak memberitahu kan terlebih dahulu.

"Kamu yang hati hati ya nak. Mama ga tau harus apa. Cuma kamu yang bisa ngerasain sakitnya kan? Mama harap kamu bisa melawan ini semua. Jangan lupa berdoa sama Tuhan agar semua ini lancar." Mama Yeri memeluk Yeri dan mengelus pelan rambut sang anak.

Benar kata mama nya,hanya dia yang bisa menghadapi semuanya. Orang lain? Mereka hanya akan menemani saja di rumah sakit. Dia tidak bisa merasakan apa yang Yeri rasakan saat itu. Bagaimana rasa sakit dan susahnya melawan penyakit berbahaya ini. Hanya Yeri yang tahu.

"Terimakasih mama." Yeri pun meneteskan air mata nya. Ia sebenarnya tidak takut akan penyakitnya itu. Tapi yang ia takutkan adalah ia akan pergi meninggalkan semua orang yang ia sayangi. Itu saja yang ia takutkan. Tidak ada yang lain.

















"Yeri" ujar Jaemin yang sedang mengerjakan pekerjaan kantornya di atas kasur.

"Ya,kenapa Jaem?"

"Aku hanya takut." Ujar Jaemin terhenti.
Ia menghela nafas nya. Lalu menatap dalam dalam mata indah Yeri.

Yeri yang mengerti akan perkataan Jaemin langsung saja menghampiri nya.

"I'm okey Jaemin. I'm okey." Yeri memeluk lengan Jaemin seolah olah meyakinkan pada Jaemin bahwa semuanya baik baik saja.

Bisakah Kau Memanggil ku "Yeobo" [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang