(Name) untuk yang kesekian kalinya mencuri pandang ke arah bangku yang terletak di depannya. Matanya menatap punggung lelaki itu dengan lekat.
Sudut bibirnya terangkat sedikit, membayangkan wajah lelaki itu.
Entah sejak kapan, (Name) sendiri tidak menyadarinya, tahu-tahu seluruh isi kepalanya seakan hanya berisi nama seseorang.
(Name) ingin mengobrol biasa dengannya, seperti percakapan sehari-hari. Atau kalau bisa, ikut mendukungnya. Setahu (Name), lelaki di depannya ini salah satu anggota klub voli.
Tapi masalahnya, ia bingung harus bicara apa. Bagaimana harus memulainya.
Atau mungkin lebih baik dia langsung menyatakan perasaannya?
(Name) menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Tidak. Itu ide buruk.
(Name) bahkan tidak yakin lelaki itu mengingat namanya -dilihat dari kepribadiannya-, mungkin (Name) hanya dianggap sebagai teman sekelasnya. Tidak kurang, tidak lebih.
Tuk!
Suara benda terjatuh membuyarkan lamunannya. Pandangannya menunduk.
"Penghapus? Milik siapa?" Tangannya terjulur kebawah, memungut penghapus. Matanya menoleh ke sebelah kanannya.
(Name) mengernyit. Bukan, penghapus ini bukan milik teman sebelahnya. Justru saat ini temannya itu sedang menggunakan penghapusnya.
"Kalau begitu.." (Name) mengganti arah pandangnya ke depan. Jantungnya mulai berdegup lebih cepat.
Sepertinya lelaki di depannya belum menyadari penghapusnya terjatuh.
(Name) berusaha mati-matian menahan senyum yang terukir di wajahnya.
Ia menghela napas, berusaha mengatur kembali ekspresi wajahnya. Sebelum tangannya menepuk bahu tetangga depannya.
Lelaki itu menoleh ke belakang.
Sekali lagi, (Name) berusaha mengontrol ekspresi wajahnya.
"Anu.. Tsukishima-san, penghapusmu.. terjatuh."
(Name) mengulurkan penghapus di telapak tangannya.
Tsukishima menaikkan sebelah alisnya, menatap mejanya. Kemudian menatap lagi penghapus yang diulurkan (Name).
"Ah, terimakasih." Ucapnya datar, meraih penghapus.
Tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan.
Grep!
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, (Name) menangkap tangan Tsukishima. Sudut bibirnya terangkat.
"Hei.." merasa risih, Tsukishima berusaha melepas genggaman tangan (Name)
"Aah, iya. Maap, ga sengaja."
Tsukishima masa bodoh dengan itu, toh tidak sengaja. Ia kembali menatap depan, menyimak pelajaran.
Berbeda dengan (Name), yang kini wajahnya sedikit menghangat.
"Target, locked!"
┉┅━━━━━━━━━┅┉
Sebenernya awal-awal aku pen buat penpik ini (Name) x Sugawara, karena kok perasaan si Suga terlalu sadboi di animenya /emot batu
Tapi diliat liat lagi, sifatnya mak Suga udah soft banget, jadi kurang ada tantangannya :'v
Dan.. akhirnya jadilah (Name) x Tsukki~
KAMU SEDANG MEMBACA
˗ˏˋ ❲ classmate; t. kei ❳ ˎˊ˗
Romance❝ hanya menganggap Tsukishima Kei sebagai teman sekelas? Yakin? ❞ (☞゚∀゚)☞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ꒰‧⁺ haikyuu!! ©Haruichi Furudate