(Name) berkali-kali melempar tatapan sengit pada Yachi. Walaupun Yachi sendiri tidak sadar.
Kalau bisa, saat ini juga (Name) ingin berkata blak-blakan di depan Yachi, "jangan dekat-dekat, dia milikku!"
Ya. Maunya sih gitu.
Tapi memangnya (Name) siapa?
Kekasih Tsukishima? Bukan.
Tsukishima saat ini masih mengingat namanya saja ia sudah bersyukur.
Tenang (Name), Tsukishima mengingatmu kok. Iya, mengingat kesan pertama yang buruk itu, haha.
(Name) menghela napas. Menghentikan kegiatannya -membantu Shimizu mencatat-. Ia bangkit. Mendekati Yachi, dan tentu saja, TsukiYama. Eh, Tsukishima dan Yamaguchi maksudnya.
"Yachi-san, aku tidak tahu kau ternyata manajer klub voli." (Name) tersenyum, duduk menengahi Tsukishima dan Yachi.
Yachi balas tersenyum.
"Ah, (Surname).. aku hanya asisten manajer sih.." ia berkata sedikit kikuk.
"Kalian bicara apa tadi? Sepertinya seru." Kata (Name) to the point.
"Ah, tadi kami membicarakan Hinata dan Kageyama. Kau tahu, nilai mereka buruk sekali!" Jawab Yachi polos. Kemudian tertawa.
"Hinata? Oh, yang rambut oranye itu."
"Oh.. begitu.. omong-omong, Tsukishima-san, pulang sekolah—" Ucapan (Name) terputus. Seseorang menepuk bahunya.
Sedikit kesal, ia menoleh.
"(Surname)-san, temanmu.. mencarimu.." Yamaguchi mengarahkan pandangan matanya ke arah pintu gym. Ayako menunggu disana.
Walau masih sedikit kesal, ia berterima kasih pada Yamaguchi, kemudian pamit.
"Sampai nanti, Tsukishima-san." (Name) melambaikan tangannya, tersenyum.
Tsukishima hanya menatapnya sekilas. Kemudian kembali menatap Yamaguchi, entah membicarakan apa.
(Name) cemberut. Baiklah, ia dikacangi oleh gebetan sendiri.
"Ada apa kesini? Kau mengganggu tahu. Dasar tidak peka." Ujarnya sedikit ketus. (Name) mengiringi langkah Ayako, menuju kelasnya.
"Kan, kau sedang di dalam, aku tidak tahu kau sedang bicara dengan si Tsukishima itu." Ayako mengangkat bahu dengan wajah watados.
"Memangnya itu bisa disebut bicara dengannya? Ah, aku sedang apa sih.." (Name) mengacak rambutnya.
"Lalu, kau tadi mau apa?" Pandangannya ganti menatap Ayako yang sedang sibuk merogoh sakunya. Mencari-cari permen, atau kalau beruntung, uang.
"Ah iya! Itu.. tolong bantu kerjakan tugasku dong, itu dikumpulkan hari ini juga,"
"Kau.. mengganggu momen langka tadi itu.. hanya untuk.." Wah, oke. (Name) sangat kesal sekarang. Kalau boleh, ia ingin menyewa jasa santet Mbak Nobara buat sahabat tercintanya ini.
"Eh.. tunggu dulu.. ada imbalannya kok." Kali ini Ayako memasang wajah sedikit sombong. Ia melipat tangannya di dada.
"Kemarin teman sekelasku meminjam buku catatan milik Yamaguchi-kun. Lalu, karena hari ini dia tidak masuk, jadi dia menitipkannya padaku.." Ayako menggantung ucapannya. Mengerling jahil.
"Karena aku baik, aku biarkan kau yang mengembalikannya padanya." Lanjutnya.
(Name) terdiam.
Buku catatan Yamaguchi. Yamaguchi. Selalu mengekori Tsukishima. Mengembalikan buku pada Yamaguchi = bertemu Tsukishima.
"Oke, deal!"
┉┅━━━━━━━━━┅┉
KAMU SEDANG MEMBACA
˗ˏˋ ❲ classmate; t. kei ❳ ˎˊ˗
Romans❝ hanya menganggap Tsukishima Kei sebagai teman sekelas? Yakin? ❞ (☞゚∀゚)☞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ꒰‧⁺ haikyuu!! ©Haruichi Furudate