「Chapter 13」

415 68 10
                                    

"Oke, aku ikut."

"H-heh, boleh saja. Sini kalau berani." (Name) menggunakan tangan kanannya untuk menumpu wajahnya. Berpose seakan baik-baik saja.

Padahal dalemnya udah teriak-teriak ga karuan. Selama dua hari ini dia mengacuhkan Tsukishima, terus ini tiba-tiba mabar.

"Yosh! Tsukishima, ayo kita kalahkan (Name)!" Seru Hinata bersemangat.

"Hah? Kita? Maksudmu aku, kan?" Kata Tsukishima.

Sementara Kageyama mulai membagikan kartu. Masing-masing 5 kartu.

Urutan mainnya yaitu (Name)-Hinata-Kageyama-Tsukishima.

Kegelisahan (Name) seketika sirna ketika melihat kartu hitam dengan tanda + di sudutnya. Baru aja mulai, udah dapet senjata pamungkas.

"Aku pertama." (Name) melirik Hinata dengan tatapan kasihan. Tapi apa boleh buat. Jemarinya mengambil selembar kartu yang disusun di tangan, menaruhnya di atas meja.

Yeah, kartu perusak persahabatan. +4.

Hinata shock. Padahal ini baru mulai! Matanya berkaca-kaca menatap (Name), yang kini sedang mengalihkan pandangan. "Ehm, aku tidak akan segan-segan di medan perang."

"Ayo cepat ambil, cebol. Atau mau kuambilkan?" Tsukishima meledek Hinata. Tangannya terjulur hendak memgambil kartu.

"Sini biar aku yang ambil! Sebagai permintaan maaf, hahah!" (Name) tertawa kejam. Ia masih menatap ke arah lain, hingga tidak menyadari tangan Tsukishima yang juga hendak mengambil kartu.

Daan, seperti adegan drama picisan, tangan (Name) bersentuhan dengan milik Tsukishima. Mereka sama-sama tertegun.

Kageyama dengan wajah datar membatin. "Wah wah, ada apa ni ngab."

Hinata masih ngamuk, sambil kayang.

Yamaguchi jadi lalat.

Seketika, kartu yang tersusun di tangan (Name) terjatuh, berhamburan. Wajahnya memerah, salting level max.

"A-aku..—" meneguk ludah.

Tsukishima menatap was-was.

"Aku mau isekai dulu lah! Babay!" Jeritnya dengan wajah memanas, lalu ditambah kekuatan teleport milik ochobot, (Name) seketika lenyap.

Hening.

Tsukishima memalingkan wajah. Cie mz ehem ehem.

Sebelum diinterupsi perkataan Hinata.

"Aku nggak jadi ambil kartu, kan?"

┉┅━━━━━━━━━┅┉

Mungkin banyak dari kalian penasaran, kemanakah (Name) ber-teleport saat itu. Kalo nggak kepo yaudah sih.

Jawabannya adalah, mengharem bersama anak-anak bonten(⌐■-■)

Boiben berkedok geng kriminal.

Dirinya kini saling berhadapan dengan Sanzu yang menatapnya intens. Di sebelah (Name) duduk Mikey dengan mata ikannya. Lalu—

Apaan ini. Agaknya mbak nem tersesat. Mari kita antar pulang ke dimensi hq.

"Jadi begitu ceritanya, besti.. duh anjir malu-maluin banget!" (Name) menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

Yap, benar. (Name) ada di tempat Ayako. Bestaik (Name) dari kelas sebelah.

Ayako, yang paham dengan seluk-beluk kisah kejombloan (Name), mengangguk. Ia mengelus pelan rambut sahabatnya.

"Aku paham besti.. itu emang malu-maluin banget. Lalu mengapa kau masih berada disini, bukannya mengubur diri?" Ayako menatapnya prihatin.

Mengangkat kepalanya, (Name) melirik Ayako sinis. Apakah ini saatnya ia mencari teman baru?

Tapi susah tau, nyari temen sesama vvibu.

"Apasih, ini serius tau. Aku harus gimana.." (Name) kembali lesu.

Ayako tersenyum. "Saran dariku, coba bicara empat mata dengan Tsukishima. Pastikan langsung perasaannya. Jangan cuma terus-terusan kabur. Gimana mau lepas dari status jomblo kalo gini terus." Tuturnya bijak.

Gini-gini Ayako sayang ama (Name). Soalnya (Name) adalah gudangnya enim. Sebagai kaum gratisan, Ayako ogah download menggunakan kuota. Mending minta aja ke (Name) langsung.

Hm, contoh simbiosis parasitisme.

"Bicara langsung, ya.. apakah hatiku kuat? Kalo aku mleyot duluan gimana?"

"Ya makanya pastiin langsung sayang.. siapa tau dia emang suka, tapi cuma gengsi." Ayako harus menebalkan kesabaran menghadapi (Name).

Dalam hati, (Name) memikirkan baik-baik saran Ayako. Tapi memang ada kemungkinan sih.. mengingat gengsinya Tsukishima setinggi titannya Berthold.

"Bicara empat mata, ya..."

┉┅━━━━━━━━━┅┉

˗ˏˋ ❲ classmate; t. kei ❳ ˎˊ˗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang