9

977 261 176
                                    

|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|


Emapat tahun hidup bersama, bahkan tidur dengan keadaan saling memeluk satu sama lain, agaknya membuat pikiran Jihoon dan Yoshi saling terhubung.

Kedua remaja itu sudah berdiri dengan apiknya di belakang panggung, berbaur bersama para staf acara.

Bahkan, Jihoon sudah mulai akrab dengan beberapa staf. Saling bertukar informasi, sekaligus memberikan keritik pedas kepada objek yang dibicarakan.

"Katanya minggu lalu, Mr. Marcus pergi ke hotel bersama dua orang wanita sekaligus. Wahh, tidak habis pikir bagaimana bisa ia bertindak seperti itu." Ungkap wanita berusia tembus 30 tahunan. Beliau sibuk berkipas, kepanasan gara-gara AC di backstage tidak menyala.

Yaah, walaupun kondisi sudah 11-12 kayak lagi simulasi masuk neraka, itu sama sekali tidak menghentikan niat beliau untuk menggosip.

Wanita di samping beliau ikut mengangguki. Ia melirik sebentar, sebelum akhirnya kembali sibuk mengoleskan kutek ungu ke kuku palsu satu-satunya bocah di sana.

"Dengar-dengar istri dan anaknya sering mendapatkan kekerasan fisik tiap kali Mr. Marcus pulang bercinta dalam keadaan mabuk." Tukas beliau.

Mendengar gosip itu lantas saja membuat Jihoon mencibir kesal. Bibirnya melengkung kebawah, sementara matanya berkilat penuh emosi.

"Ihh bangsat ya Jeng? Belum aja titidnya dibikin belah empat." Jihoon mencela, yang dibalas anggukan dari tante-tante yang ada di hadapannya.

"Ngomong-ngomong, itu yang jadi violinist utama siapa ya Jeng? Cantik banget ih, curiganya aku dia tuh sebenernya oplas. Terus dadanya dimasukin bakpau makanya seksi malehoy gitu." Tanya Jihoon.

Sekarang cowok itu lagi mode mencari informasi, sekaligus nambahin bumbu-bumbu julid biar pertanyaannya terlihat natural.

Hilih.

"Gak, Dek. Aku juga gak tau, tapi Mr. Marcus sendiri yang bawa dia ke sini." Terang wanita yang tadi berkipas, kini udah beralih memakaikan lipstik merah ke bibir Jihoon.

Yang paling muda reflek ngembangin hidung, matanya melotot, sementara tangannya menutupi mulut yang terbuka lebar.

"Lah masa sih? Omo, omo. Jangan-jangan mau dijadiin target awe awe asoy sama— ANJING SAKIT!!!" Jihoon memekik. Telinganya yang dipasangin anting berlian mirip yupi dijewer sama Yoshi.

"Park Jihoon, gue sudah bilang berapa kali. Jangan kebablasan ngejulid, inget dosa." Tandas Yoshi. Emosi gara-gara sejak tadi cuma dirinya yang mengawasi pergerakan si violinist wanita. Sialnya, tadi Yoshi kebelet boker. Udah di ujung banget lah pokoknya, bahakan udah little bit cepirit. Mau gak mau Yoshi pergi ke toilet, eh balik-balik si Mbak violinist udah ilang.

Bibir Jihoon lantas merengut. Terpaksa menyudahi kegiatannya dan pergi pamit.

Tanpa banyak bicara kedua anak laki-laki itu langsung pergi ke luar gedung. Menyebar pandang ke arah bangunan-banguan klasik yang ada di sekitar sana.

[2] DISASTER | TREASURE: Jihoon, Yoshinori + YoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang