1.

2.4K 418 228
                                    

Jihoon itu adalah putra Hekate, dewi ilmu sihir, juga salah satu dari minoritas demigod bagian utara yang memilih untuk tidak terlibat dengan camp blasteran— yang katanya tempat paling aman bagi para kaum demigod. Jika ditanya alasannya, Jihoon selalu mengatakan bahwa ia hanya ingin memilih jalannya sendiri. Tidak ada alasan lain lagi yang mendasari keputusannya itu.

Nasibnya kurang lebih sama seperti demigod pada umumnya. Ketika berusia 13 tahun, Jihoon di jemput oleh seorang satyr, tapi ia menolak untuk ikut ke perkemahan blasteran. Akibat penolakan tersebut, dua hari setelahnya Jihoon mendapatkan serangan dari beberapa monster yang mengincar nyawanya.

Tapi seperti yang di harapkan, Jihoon mendapatkan perlindungan dari Hekate dengan tabir sihirnya.

Di umur 14 tahun, tepatnya setahun pasca dirinya diakui sebagai putra Hekate, Jihoon mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak pernah terpikirkan di benaknya sebelumnya.

Ia menemukan sebuah surat yang tiba-tiba saja sudah terselip di antara tumpukan baju kotor. Bagian amplop suratnya bernuansakan vintage, dengan logo matahari yang mencuat keluar, membentuk gambar tiga dimensi yang nampak nyata.

Awalnya Jihoon kira itu hanyalah salah satu mainan si tetangga sebelah kamar yang tidak sengaja ditinggalkan, namun setelah melihat nama dirinya dibagian pojok, Jihoon langsung menggerakkan tangannya untuk membuka kepakan surat tersebut.

Bibir tipis Jihoon yang kering tampak dibasahi, sebelum akhirnya mulai mendekte tulisan yang terpampang di sana.

𓆦<————««»»——⍟——««»»————>𓆦

Teruntuk Park Jihoon, 14 tahun.

Anda diundang ke sekolah sihir Iliofaneia dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri disana.

Silahkan pergi ke Phixcy Alley untuk menukar undangan dengan tiket kereta.

Jadual pemberangkatan adalah hari sabtu, pukul 3:30 p.m.

Tertanda, kepala sekolah Iliofaneia.


Yang Hyunsuk.

𓆦<————««»»——⍟——««»»————>𓆦

Jihoon mengerjapkan kedua mata bulatnya beberapa kali. Masih mencoba mencerna sekian kata yang barusan ia baca.

"Phixcy Alley ya?" Gumamnya, lalu kemudian melirik kalender yang tertempel di samping lemari.

"Besok dong berarti..."

Jihoon menekuk bibirnya karena menahan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jihoon menekuk bibirnya karena menahan kesal. Bocah gembil itu berjalan tak tentu arah sejak satu jam yang lalu, membawa segepok uang hasil malak anak-anak komplek, dan juga tas punggung yang besarnya hampir setengah dari tinggi badan Jihoon.

[2] DISASTER | TREASURE: Jihoon, Yoshinori + YoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang