Tiga Reruntuhan: Final

140 13 6
                                    


Sesampainya di luar, Shirou dan Paimon berhenti sejenak untuk melihat peta yang Shirou bawa. Shirou melihat peta untuk memastikan lokasi berikutnya supaya mereka tidak tersesat di jalan. Menurut perkiraan peta, mereka akan sampai dalam waktu 10-15 menit dari posisinya sekarang menuju tempat Lisa berada. Itu beberapa menit lebih lama dari yang sebelumnya, tapi mengingat kecepatan Shirou yang tidak biasa dengan menggunakan Reinforment, tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk sampai disana.

Benar saja, Ketika mereka bergegas pergi tidak banyak waktu yang dibutuhkan untuk mendekati tempat itu.

Dikejauhan... Shirou dan Paimon dapat melihat Lisa yang memiliki rambut ikal, rambut cokelat muda madu, mata hijau, dan tubuh berlekuk dengan kulit putih.

Dia memakai gaun ungu dan putih terbuka di bagian samping dan disulam dengan emas, bersama dengan sarung tangan hitam, topi penyihir besar, stoking hitam renda, dan sepatu hak tinggi hitam. Rambutnya diikat longgar diikat ekor kuda ke samping dengan ikat rambut mawar ungu.

Dia juga terlihat membawa buku mantra biru, dan memakai kalung emas dengan batu permata ungu, dan ikat pinggang dengan mawar emas besar terpasang.

Beberapa saat kemudian Shirou dan Paimon akhirnya sampai dan menyapa Lisa.

"Lisa!!" sapa Paimon.

"Ara~ manisnya~ Kalian datang." Kata Lisa terseyum kepada Shirou dan Paimon." Untuk hal berbahaya seperti ini kamu rela membantu, Sungguh aku terharu. Jangan ragu mengunjungiku. Kakak bisa mengajarimu apapun." Kata Lisa.

"Bisakah kamu mengajariku sihir?" Tanya Shiro bercanda. Dia tidak mengharapkan itu karena kembali ke dunianya, bagi mereka para magus pengetahuan dan penelitian mereka lebih dari hidup  mereka, sehingga akan sangat bodoh untuk magus lain secara Cuma-Cuma kerajinan mereka kepada Shirou, namun ini bukanlah dunianya dan dia masih ragu tentang para penyihir di sini.. Apakah mereka seburuk magus di dunianya atau tidak. Shirou tidak tahu. Yang jelas dia hanya mencoba peruntungannya dalam hal itu.

"Ara, tentu saja... jika kamu mau, datang saja ke ruanganku. Kakak akan mengajarimu secara perlahan dan menyenangkan~" Jawab Lisa dengan nada yang menggoda. Shirou terkejut dengan hal itu. Namun dia tetap berpegang teguh dari godaan menyejutkan Lisa dan kemudian dia berpikir. Shirou kemudian menyeringai.

Oh. Ini akan bagus.

"Tentu... Aku akan datang sekaligus membawakan hadiah untukmu~" Goda Shirou kembali. Yang tentu Lisa tidak mengaharpkann jawaban seperti itu dan langsung merasa terhibur.

"Oh... my... kamu baik sekali tampan. Aku akan sangat menantikannya~" Lanjut Lisa.

"Begitu juga denganku." Balas Shirou terus melanjutkan, namun untungnya paimon menyela mereka sehingga mereka tidak terus terusan bersenang-senang dalam permainan mereka.

"hmm... Shirou... apa yang kalian bicarakan?" kata Paimon bertanya dengan kebingungan.

"Tidak ada." Jawab Shirou cepat, tersadar dari permainan menggodanya dengan Lisa.

"hmpp." Kata paimon cemberut.

"Kalau boleh tau, kenapa seorang perpusakaan sepertimu sampai datang ke reruntuhan kuil, Lisa-san?" Tanya Shirou penasaran. Dipikir pikir agak tidak biasa untuk seorang perpustakawan mau secara langsung untuk membantu dalam pekerjaan lapangan. Tentu saja Shirou yakin bahwa Lisa mungkin bukan pustakawan biasa sehingga dia dapat melakukan itu.

"Itu karena Jean mempercayaiku. Jadi, sudah seharusnya kamu mempercayaiku juga." Jawab Lisa.

"Bisakah kita masuk? Semakin cepat maka semakin baik." Ucap Shirou. Mengingat bahwa situasi kota masih dalam bahaya.

Fate Sword ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang