Setelah selesai posting foto di instagram Jullian melangkah ke arah gadisnya yang sedang menyiram bunga. Entahlah ia refleks melakukan itu untuk membantu gadisnya.
"Sini aku bantu siram bunganya." Kata Jullian to the point tak seperti biasanya.
"Gak usah." Singkat jelas dan padat balasan dari Salisa.
"Jutek banget si, udah di baik-baikin juga." Jawab Jullian dengan muka sok imutnya.
"Apa sih gak usah sok deket ya." Peringat Salisa dengan mengarahkan telunjuk tangannya.
"Udaah ga usah ganggu kakak gue dia ga suka sama situ." Sindi Devan dengan nada sedikit teriak.
"Dih sirik." Gumam Jullian dengan menatap sinis adik gadinya.
Waktu berjalan dengan cepat dan ya Mama, Salisa juga Devan sudah selesai bersiap untuk pulang. Tak lupa uang hasil perolehan hari ini di bawa oleh Mama Salisa.
"Mah aku anterin ya bahaya malam-malam gini soalnya." Kata Jullian kepada Melinda Mama Salisa.
"Aduh nanti malah ngerepotin, ini aja nak Jullian udah nungguin dari tadi kan? Emang ga capek?." Balas Melinda sopan.
"Ih Mamah kayak sama siapa aja. Kan aku bawa mobil juga mah jadi gapapa. Ya udah yuk ke mobil kita pulang ke rumah." Jawab Jullian ikut sopan.
"Apaan si rumah-rumah, itu rumah gue ya bukan rumah lo." Tukas Devan sewot ya pasalnya ia bawa motor kan? Ga mungkin juga motornya ikut masuk mobil.
Mereka bertiga masuk kedalam mobil dengan senang. Ya bukan mereka bertiga tapi berdua karena ya kalian tau sendiri Salisa ogah lama-lama dengan cowo asing ini. Tak sampai 15 menit mereka sampai di rumah. Jullian mengantarkan mereka sampai depan pintu lalu pamit undur diri.
"Mah aku pamit pulang dulu ya udah malem soalnya besok aku kesini lagi buat jemput Salisa boleh?." To the point Jullian.
"Boleh dong. Tapi setiap pagi Salisa harus bawa kotak roti gapapa nanti kalo mobil kamu kebauan? Mama ga enak nanti kalau mobil kamu jadi bau." Jawab sopan Melinda.
"Gapapa Mah kan bau roti enak Jullian suka kok bau roti. Ya udah Jullian pamit ya Mah." Pamit Jullian serta tak lupa mencium punggung tangan Melinda lembut.
"Iya hati-hati di jalan ya, jangan ngebut." Khawatir Melinda.
Jullian undur diri namun keadaan rumah Salisa ramai dengan ocehan Devan yang tak kalah cerewet dengan burung.
"Kak kakak kok bisa si pacaran sama si tiang listrik kaya begitu mana alay lagi." Tanya Devan to the point.
"Siapa yang pacaran si. Dia orang gila." Jawab Salisa singkat.
"Apaan yang gak pacaran liat tuh tangan kakak ada gelang. Aku aja ngasih kado anting ke kakak ga pernah dipake. Itu pasti gelang dari cowok tadi kan?." Selidik Devan tak kalah dari emak-emak rempong.
"Apaan si engga ya ini gelang kakak beli tau sama temen kakak si Samantha ya Samantha jangan asal nuduh ya. Lagian anting yang kamu kasi panjang banget gak boleh pake asesoris begitu di sekolah." Jawab Salisa panjang lebar dengan rona merah di wajahnya karena dia ingat lagi kejadian dimana Jullian memberi gelang itu.
"Ih ga percaya aku. Mana tugas negara aku tiap pagi di rampas gitu aja lagi sama tu cowo alay." Kesal Devan
Selesai beberes dan bebersih mereka makan malam dengan tenang. Miranda lekas membereskan piring-piring kotor dibantu dengan Salisa, sedang Devan sedang asik nonton sinetron emak pengen naik haji di tv. Setelah semua selesai Miranda pamit untuk tidur karena ia lelah seharian di toko karena ramai. Tak lupa anak-anak nakalnya juga masuk ke kamarnya masing-masing, entah belajar atau langsung tidur.
Salisa masuk ke kamar dengan lelahnya, ia masih tidak menduga kenapa ia tak melepas gelang yang di beri oleh lelaki gaje itu. Aneh kan? Ia saja tak pernah memakai asesoris sama sekali selama ini. Tak ambil pusing ia beristirahat dengan tenang malam itu.
****
Pemuda itu sudah sampai dimansion megahnya, tak lupa dengan siulannya ia masuk ke mansionnya. Para pegawai di rumah merasa aneh pasalnya ini baru pukul tujuh malam, apakah ada yang salah dengan tuannya itu? Atau jam di mansion yang rusak?
Jelas heran lah orang yang biasanya bahkan selalu pulang dini hari mendadak pulang pukul tujuh? Apakah terjadi geger otak di kepala tuannya itu? Namun para pegawai jelas tak berani untuk menanyakan hal itu. Mereka masih sayang nyawa mereka sendiri.
"Kok kayaknya aku kelupaan sesuatu ya." Batin Jullian saat mandi.
Setelah memirkan berabad-abad akhirnya kegundahan Jullian terjawab. Ia lupa meminta nomor kontak gadisnya. Bagaimana ia mengontak pacarnya kalau ia sendiri tak tau nomor kontaknya😒. Karena ia tak putus akal ia mencoba menelepon teman sebangkunya siapa lagi kalau bukan Aldo.
"Hey bro, lo punya kontak gadis yang kita temui di kantin dulu?" Tanya Jullian to the point
"Lo yakin nanya gue? Ya mana gue punya orang kita aja gak sekelas." Jelas Aldo yang tak dibalas oleh orang diseberangnya. Dan ternyata telepon sudah di putus oleh Jullian 😒
Sejurus kemudian tiba-tiba Jullian menjadi seorang detektif mendadak tak lupa ia mengajak sahabatnya untuk membantu mencari kontak gadisnya itu.
"Akh kenapa sama sekali ga nemu si. Dia dari planet pluto gimana ya? Masa sosmed ga ada sama sekali parah banget." Gerutu Jullian yang sudah lelah mencari kontak Salisa....
Yokk gais jangan lupa klik bintangnya ya jangan lupa komen juga ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju
Romance"Salju" panggil seorang laki-laki jangkung nan tampan itu. "Siapa yang kau panggil hah? Namaku Salisa Adriana Alan! Bukan salju" bentak perempuan itu kesal telah di ikuti oleh lelaki asing yang mengganggunya akhir-akhir ini. "Tak penting siapa nama...