Yok dilanjut partnya okeiii hehehe
Terlihat santai saat berjalan tidak begitu lama saat tiba-tiba ada seorang lelaki yang menubruknya dari belakang yang mengakibatkan semua bahan belanjaannya berserakan
"Apa-apaan kau ini!!" Marah gadis itu sebab barang belanjanya jadi rusak akibat jatuh tadi.
"Kau?" Balas seseorang itu lalu jatuh tak sadarkan diri****
Disisi lain seorang pemuda telah selesai membereskan semua perabotan yang ada di bar tersebut, ia kembali ke tempat dimana ia meninggalkan seseorang. Terkejut itulah yang dirasakannya. Bagaimana bisa orang itu pergi dengan keadaan seperti itu. Panik langsung menyambar hatinya ya dia tau orang itu selalu menyusahkannya.
Tapi itu bukan yang dipirkannya saat ini. Rio bergegas mengenakan jaketnya tak lupa mengunci pintu club, setelahnya ia menancapkan gas motornya untuk mencari sahabat sekaligus malapetaka baginya itu. Bahkan mobil yang di bawa anak itu tak dibawanya.
"Kemana kau anak nakal" gerutu Rio yang tak kunjung menemukan Jullian, ia yakin Jullian masih belum jauh dari club.
****
Gadis itu marah sekaligus kesal, sudah lelah ditambah ia harus belanja dini hari seperti ini dengan seenak jidat orang itu menabraknya. Dia bahkan nampak familiar dengan wajah orang yang di tabraknya itu, seperti pernah melihatnya.
"Astaga dia anak baru di sekolah, dan gara-gara dia juga aku harus debat dengan orang sialan itu." Gerutunya kesal
Dia bingung harus di apakan orang ini, bahkan ia lupa siapa nama pemuda itu. Ah ia baru ingat. Di ceknya dompet pemuda pembawa sial untuknya dan ya ia baru ingat bahwa nama pemuda itu Jullian ingatkan Salisa agar meminta ganti rugi padanya nanti.
"Harus kuapakan dia sekarang? Sudah dini hari pula. Aku bisa di amuk habis-habisan oleh mama kalau aku bawa pulang pemuda dengan keadaan mabuk. Tapi jika aku mengantarnya pulang aku bisa telat pulang ke rumah." Gumam dan bimbang Salisa di pinggiran jalan yang sepi.
Dewi Fortuna berpihak pada Salisa, dia melihat ada lampu motor menyala dan menuju ke arahnya. Di lambaikan tangannya untuk meminta bantuan, yah setidaknya Salisa punya hati ia tak tega dengan cowok itu.
"Maaf bisa tolong saya? Ada cowok pingsan di pinggir jalan sana. Dan saya tak membawa kendaraan." Ungkap Salisa dan ternyata dia adalah Rio orang yang sedang mencari temannya.
"Baiklah coba saya lihat orangnya, saya juga sedang mencari seseorang." Balas Rio. Masa bodo bagi Salisa kalau dia sedang mencari temannya.
"Bisa kau bantu? Aku tak tau dia siapa." Yah Salisa tak suka basa-basi😴 menyebalkan memang"Dia orang yang saya cari. Terimakasih tapi bisakah kamu menunggu, saya akan ambil mobil." Mohon Rio dia tak mungkin membawa motor bukan?
"Cepat jangan lama-lama sudah dini hari untung besok hari minggu." Sungut Salisa
Lima belas menit waktu yang di butuhkan pemuda itu membawa mobil dan sekarang ia sedang menuju ke mansion temannya. Merepotkan.
"Kenapa aku harus ikut? Cukup ganti belanjaan saya dan saya tak perlu ikut denganmu." Suara Salisa memecah keheningan. Ya dia harus ikut mengantarkan cowok sialan ini. Dia yang ditabrak kenapa dia pula yang harus susah payah begini.
"Ah maaf karena tadi kamu lihat sendiri kan?." Bela Rio tak mau kalah.
"Lihat apa? Omongan orang-orang bodoh tadi? Untuk apa di dengar? Aku tak mengenal laki-laki ini." Marah Salisa tak biasanya ia mengeluarkan banyak kata-kata untuk orang yang tak dikenalnya."Sudahlah lagi pula kau sudah terlanjur ikut, kenapa di permasalahkan" Rio tak mau kalah😩
Akhirnya sudah sampai di mansion Jullian tak memakan waktu tapi ini sudah dini hari bagaimana Salisa menjelaskan pada ibunya nanti.
Jullian sudah di pindahkan oleh satpam dan Rio. Salisa memutuskan untuk menunggu di luar karena ia tak mau terlibat lebih jauh lagi.Namun tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya. Tapi dia nampak masih cantik di mata Salisa.
"Nak kenapa kau di luar? Dini hari seperti ini? Ah kau pasti pacarnya Jullian ya" ucap wanita paruh baya itu.
"Saya temannya Jullian tante. Saya pamit pulang." Ucap Salisa tak mau basa-basi."Ah baiklah. Jangan malu-malu datang lagi ya." Kata wanita paruh baya itu lagi yang tak lain ibu dari Jullian
Tak ada balasan dari Salisa hanya senyum yang di tampilkan pada wajahnya walau hanya senyum tipis.
"Sial." Umpat Salisa saat ia sudah keluar dari mansion terkutuk itu.
...Holaaa ketemu lagi sama author 🙏
Jangan lupa klik bintang ya 🙏
Sampai jumpa di next chapter👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju
Romance"Salju" panggil seorang laki-laki jangkung nan tampan itu. "Siapa yang kau panggil hah? Namaku Salisa Adriana Alan! Bukan salju" bentak perempuan itu kesal telah di ikuti oleh lelaki asing yang mengganggunya akhir-akhir ini. "Tak penting siapa nama...