Part 8

6 1 0
                                    

Klik bintang di pojok bawah kiri ya ga bayar ko gratis hargai karya author 👌

*****

Entahlah Salisa geram saat ini, tapi iya juga malu jika memikirkan kejadian tadi. Sudah pasti wajahnya semerah kepiting rebus, pasalnya ia tak pernah di perlakukan seperti itu oleh lelaki manapun kecuali ayahnya.

Ia bergegas untuk kekantin tak lupa memberi kue kepada bibi Eni. "Selamat pagi Bi" sapa Salisa berusaha menahan rona merah itu tak muncul lagi dipipinya.

"Selamat pagi Lisa. Kenapa? Kamu terlihat.." ucapan bibi Eni menggantung itu membuat Salisa menjadi semakin gerogi.

"Kenapa bi? Aku tidak kenapa-kenapa cuma, cuma ke kecapean ya kecapean habis lari bi. Udah ya Lisa mau ke kelas bi takut telat." Ucap Salisa tak mau di introgasi oleh bi Eni.

Tak sampai 15 menit ia sampai di depan kelas. Dan ya dengan selalu merapalkan doa agar tak bertemu manusia jangkung itu. Ya Jullian sangat tinggi menurut Salisa ia hanya sebatas sepundaknya. Dasar tiang panjat pinang batin Salisa.

Salisa akhirnya masuk ke kelasnya suasana sudah gaduh sebab sudah jam 07:45 dan sebentar lagi gurunya akan datang. "Lisaaaaa kenapa kamu baru sampai huh? Kenapa? Apa ada yang terjadi denganmu? Kau tak apa-apa kan?"

Ya sambutan dari Samantha jangan di lupakan. "Ga usah teriak aku juga udah denger Sam. Dan tadi aku aku ngobrol sebentar dengan Bibi Eni di kantin." Balas Salisa dengan menetralkan kembali nada suaranya.

Tak lama guru yang mengajar pun datang "Selamat pagi anak-anak" Sapa guru tadi. "Selamat pagi Bu." Balas murid yang ada di kelas. "Baiklah sekarang buka buku kimia kalian." Ucap guru tak lupa dengan tatapan tajamnya.

Skipp
____

Istirahat pun tiba, masa yang di tunggu Samantha.

"Lisa ayoo ke kantin perutku sudah demo minta diisi." Ucap Samantha sembari mengusap perutnya. Ia melihat seperti ada yang beda dari Salisa tapi apa?

"Emm Lisa kamu pake anting baru ya? Atau kamu pake bedak? Oh jangan-jangan kamu kemaren habis ke salon?" Cerocos Samantha tak berhenti. "Apaan si Sam? Aku ga pake itu semua ga betah. Udah ayo ke kantin katanya laper." Ajak Salisa supaya Samantha tak cerewet ia menarik tangan Samantha menuju kantin.

"Huh Lisaaaaaa kamu beli gelang kenapa enggak ngajak aku? Kan aku pengen beli asesoris ini. Punyaku udah lama semua. Mana gelang punyamu cantik lagi, beli dimana ini?" Teriak Samantha yang menyadari perbedaan Salisa.

"Eh anu Sam aduh ini gelang ini gelang da dari Devan iya dari Devan. Mana mungkin si aku beli kaya ginian ga penting." Gagap Salisa ia jadi ingat peristiwa tadi.

Tak sampai 5 menit mereka sampai dan Samantha langsung cepat memesan makanan yang ingin mereka makan sedangkan Salisa ia mencari tempat duduk. Tak lama lelaki jangkung menghampiri Salisa bersama dengan temannya.

"Hai cantik kamu ke kantin sendirian? Kenapa ga nungguin aku si?" Ucap Jullian ya siapa lagi kalau bukan Jullian. "Hm" ya itulah Salisa ia bukan malas berdebat tapi ia berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya sebab ia masih ingat dengan jelas peristiwa tadi.

"Kamu kenapa? Ko wajah kamu merah gitu? Kamu demam ya." Tukas Jullian dengan meletakkan tangan kanannya ke jidat Salisa untuk mengukur suhu tubuhnya dan ya  Jullian tak mau kalah cerewet dengan Samantha ingatkan Salisa untuk menyumpal mulut mereka berdua.

"Apaan si lo pegang-pegang? Gue gak papa ga usah sok care deh." Jawab Salisa seadanya dengan menetralkan wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus ini. Tak lama Samantha datang dengan membawa nampan berisi nasi goreng 2 porsi.

"Eh Jullian ya, mau makan bareng?" Tanya Samantha dengan entengnya sambil meletakkan nasi goreng dan langsung melahapnya.

"Kamu temannya Salisa? Jagain dia buat aku ya." Ucap Jullian beserta pesannya itu. Tak lupa mengerlingkan matanya pada Salisa lalu pergi meninggalkan kantin dengan temannya.

Samantha yang asik melahap makanannya pun tak menghiraukan ucapan Jullian. Sedangkan Salisa merapalkan doa supaya Samantha tak mendengar bahkan ia semoga hilang ingatan kalau Jullian tadi sempat semeja dengannya.

****

Bel bunyi pulang sekolah sudah berdering sejak 15 menit yang lalu. Tapi gadis itu masih setia dengan headset di telinga sambil duduk di taman belakang sekolah. Bahkan ia sampai tak menyadari bahwa ada seseorang yang mendekat ke arahnya.

"Argh" kaget Salisa saat tiba-tiba pundaknya di tepuk oleh seseorang.
"Ngapain lo kesini? Gue bisa pulang sendiri." Ucap Salisa saat tau siapa orangnya.

"Aku cari-cari kamu di kelas engga ada trus malah ketemu Samantha waktu lewat depan toilet siswi tadi katanya kamu biasanya disini." Kata Jullian menjelaskan apa yang dia alami tadi.

"Ngapain nyariin gue?" Balas Salisa ketus ia tak mau berurusan dengan Jullian, ia tak mau jadi bahan gosip di sekolah.

"Ya mau ngajakin kamu pulang lah. Emang kamu mau di sekolah terus? Ayo pulang udah mau sore ini." Ajak Jullian sembari memarik tangan kanan Salisa.

"Apaan sih! Gue gak mau!." Tolak Salisa sambil menghentakkan tangan kanannya yang di pegang Jullian

"Kenapa enggak mau? Kan aku udah bilang tadi waktu berangkat sekolah. Kita pulang bareng. Udaah ayok mamah udah nunggu di toko bunga." Ucap Jullian yang membuat Salisa melongo ia menyebutkan kata mama?
Apa yang terjadi sebenarnya.??

*****

Yeyeye author come back nih maap yak lama updatenya
See you in the next chapter yaa

SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang