Bab 1

25 5 0
                                    

"Jangan, jangaan sakiti aku, kumohonnn, apa salahku?" teriak wanita itu menangis sambil merangkak mundur, lelaki berkerudung hitam itu terus mendekatinya sambil menjulurkan sebilah pisau.
Dengan senyum menyeringai lelaki itu terus mendekatinya, tanpa disadari kini wanita itu telah berada di tepi atap, sambil menangis wanita itu terus memohon "selamatkan aku, kumohon, sekali ini saja" Tapi lelaki itu bak tidak mempunyai rasa iba hanya tersenyum getir. Saat akan menjulurkan pisau ke arah perut wanita itu, wanita itu bergerak mundur dan terjatuh dari gedung
Brakkkkkkkk Hyeona terjatuh dari tempat tidurnya, ahh mimpi aneh lagi Dia meringis sambil melihat ke arah jam dinding, "astaga sudah jam 7 lewat, Mamaaa kenapa ga bangunin aku sihhhh?" teriak Hyeona membuat ribut seluruh rumah. Sambil tergesa gesa ia berlari menuju kamar mandi untuk bersiap sekolah
"Mama dari tadi sudah bangunin kamu Ona, mama udah teriak teriak, hari ini hari senin tapi kamunya molor ga peduli, lahh mama bisa apa" Bantah mama Hyeona sambil mempersiapkan sarapan pagi untuk Hyeona. Sudah seminggu Hyeona hanya tinggal berdua bersama mamanya, papanya sedang ada bisnis keluar kota jadi menginap beberapa minggu kedepan.
Hyeona bak mandi dengan kecepatan penuh, kemudian berganti pakaian dan mempersiapkan tas bawaannya. Hari ini hari senin jadi dia memakai seragam putih dan jas navy, bawahan rok abu kotak-kotak lengkap dengan kaos kaki hitam selutut bak anak SMA Korea. Hyeona mengambil tas gendong putihnya, menghampiri mamanya, salim, mencium pipi mamanya kemudian mengambil 2 lembar roti selai yang sudah disiapkan mamanya dan bergegas berlari keluar
"Hyeonaaa sarapan yang bener dulu sini, masih belum telat" teriak mamanya yang melihat anaknya berlari keluar rumah
"Telattt maaa, udah telat ini namanya, Daaaa see you" jawab Hyeona sambil bergegas berlari meninggalkan mamanya.
Hyeona bergegas mengambil motor maticnya dan berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah dia memarkir motornya ditempat parkir, kemudian berlari kearah pagar sekolah. Ia merapikan pakaiannya kemudian mengeluarkan kaca mini yang selalu ia bawa, merapikan dandanan rambut dan poninya sambil mengecap bibir yang sudah dipolesi lipstick tipis "yappp kamu sudah cantik Ona" puji Hyeona kepada bayangan dirinya sendiri di cermin.
Seperti biasa rutinitas Hyeona setiap pagi ke sekolah, dia selalu berdiri menunggu didepan pagar sekolah. Sebenarnya dia tidak sarapan bukan karena telat tapi dia memiliki tugas yang tidak boleh dilewatkan

Dari kejauhan Hyeona memandang sekelompok siswa yang datang ke sekolah sambil tertawa seperti mengobrolkan sesuatu, tapi mata Hyeona hanya tertuju ke sosok Mayno, siswa tinggi dengan kulit putih dan senyum manis. Dia menggunakan sepatu kets hitam bercak putih dan seragam seperti yang Hyeona gunakan, hanya saja ia menggunakan celana panjang kotak kotak bukan rok. Dengan menggendong setengah tasnya ia berjalan melewati Hyeona sambil terus mengobrol dan tertawa kecil dengan ketiga temannya. Hyeona tersenyum cerah "terimakasih Tuhan, pemandangan pagimu sungguh indah" bisik Hyeona sendiri, kemudian berjalan masuk ke sekolah.
Yakkk sudah menjadi rutinitas Hyeona saat ke sekolah untuk menunggu pagi-pagi didepan pagar sekolah hanya untuk melihat Mayno datang. Sudah setahun ia mengagumi kakak kelasnya itu. Hyeona kelas 2 SMA, sedangkan Mayno kelas 3 SMA, Hyeona jatuh cinta saat pertama kali melihat Mayno bermain basket dilapangan sekolah, meski melihat dari jarak ketinggian lantai 2, tapi Hyeona tetap terpesona.
*****

Ruangan kelas 2-B sungguh kacau, siswa dan siswi bercanda bak anak sekolah dasar, ada yang saling melempar buku, dan ada yang mencorat coret acak papan kelas. Hyeona duduk acuh di bangkunya sambil memainkan handphone membaca novel Thriller kesukaannya. "Hyeon lu dah tau kan bentar ada ujian bahasa?" tanya Yuri ke Hyeona. Yuri teman sebangku Hyeona sekaligus teman pertamanya di sekolah. Mereka sudah bersama sejak Hyeona pertama kali menjadi siswa di SMA, dan bisa di bilang saat ini mereka bersahabat. "Bahasa?? Gampanggg, bahkan gue sudah pintar berbahasa sejak gue baru lahir" jawab Hyeona kocak sambil tertawa kecil dan kembali membaca novel di handphonenya. Yuri hanya meringis dan kembali membaca buku pelajarannya. Hyeona bukan siswi yang pintar tapi juga bukan siswi yang bodoh, ia hanya siswi yang beruntung, tak pernah belajar tapi nilainya tak pernah anjlok, meskipun hanya mendapat nilai rata-rata tapi ia tetap senang. Sedangkan Yuri siswi yang rajin belajar tapi tak penah mendapat nilai bagus, nilainya bahkan seimbang dengan Hyeona. Usaha memang harus diimbangi dengan keberuntungan, entahlah.

"Teeeetttttt teettttt" bel jam istirahat berbunyi
"Baik anak anak, waktu habis, ketua kelas kumpulkan semua lembar jawaban" Perintah guru bahasa di kelas 2-B
Hyeona dengan cepat membereskan buku dan tasnya bersiap istirahat, Yuri masih saja ragu ragu memberikan lembar jawabannya kepada ketua kelas, "Udahlahh Yur, nilai lu pasti rata-rata" celoteh Hyeona dengan nada mengejek tidak bersalah. Yuri merapikan bukunya dengan wajah masih cemas akan jawaban yang ia tulis dilembar ujiannya, ia berharap kali ini nilainya akan bagus. "Hari ini menunya apa yaaa? Gue laperrr, cepatannnn" Celoteh Hyeona sambil berlari menggandeng Yuri ke kantin sekolah. Di sekolah Hyeona memang mendapatkan jatah makan jadi mereka jarang membawa bekal dari rumah.
Setelah mendapatkan jatah makan Hyeona, Yuri dan teman temannya duduk tidak jauh dari tempat makan Mayno dan teman temannya. Sudah pasti itu akal-akalan Hyeona agar ia bisa makan sambil terus mensyukuri keindahan pemandangan sosok Mayno.
Yuri dan teman temannya sibuk bergosip dan bercerita tentang pacar mereka, tapi Hyeona masih berkonsentrasi dengan makanannya dan Mayno tentu saja.

Dari jauh Mayno merasa dipandangi, ia melirik ke arah Hyeona, mata mereka bertemu, Hyeona salah tingkah dan tak sengaja menyenggol gelas air minum, sehingga membasahi roknya. Mayno tersenyum menyadari tingkah Hyeona, kemudian kembali makan dan mengobrol dengan temannya.

"Aduhhh" Hyeona bangun dan mengibas ngibas roknya yang basah
"Lu kenapaaa? Ngelamun?" tanya teman-teman Hyeona dan sigap memberikan tissue.
"Duh gue dah kenyang, gue ke toilet dulu, tolong beresin yaa, nanti gue langsung ke kelas" pinta Hyeona kemudian meninggalkan piring makan dan teman temannya.
Dari jauh Mayno juga ikut berdiri dan meninggalkan teman-temannya sambil membereskan piring dan sisa makananya.

Ditoilet Hyeona mencaci maki dirinya didepan cermin, "Ona pleaseee, sumpah lu ga tau malu yaa?? Lu bucin bangett, kalau sampai Mayno sadar gimana, mau gue taruh dimana ni muka, gila yaa"
Ini pertama kalinya ia tertangkap basah memandangi Mayno diam diam setelah kurang dari setahun ia selalu melakukan itu, entah apa yang merasuki Mayno hari ini, bagaimana pekanya bisa aktif, selama ini Mayno seperti tak punya rasa peka. Itulah yang membuat Hyeona dengan leluasa selalu bisa memandanginya diam diam.
"Huffffttt it's okay, dia ga mungkin sadar, hellooo udah setahun gue selalu curi pandang ke dia dan dia ga pernah sadar, ga mungkin dong hari ini dia tiba tiba sadar, ga, ga mungkin, come on baby, hufftt" Celoteh Hyeona ke bayangan dirinya dicermin sambil merapikan poni dan rambutnya.

Hyeona keluar dari toilet, dukkkkkk, bahunya berbenturan dengan bahu siswa, "Mayno" ucap kaget Hyeona, syukur itu hanya diucap dalam hatinya,
"Ehhh sorry sorry aku ga sengaja" ucap Mayno merasa bersalah sambil mengusap bahu Hyeona,
"Kamu ga kenapa? tanya Mayno
"Ahhh?" jawab singkat Hyeona masih dalam keadaan bengong
"Kamu ga kenapa? Hellooo?" tanya Mayno sambil melambaikan tangan di depan wajah Hyeona
"Ahh, ga, ga kenapa kok, ga kenapa" jawab Hyeona terbata bata.
"Sorry yaa aku ga sengaja" jawab Mayno, kemudian menunjuk ke arah jalannya mengisyaratkan dia akan kembali berjalan,
Hyeona mengangguk, kemudian berjalan ke arah berlawanan.
"Heyyyy, namamu siapa? Anak kelas mana?" tanya Mayno agak sedikit berteriak ke arah Hyeona
Hyeona menoleh, "Hyeona, nama saya Hyeona kak, kelas 2-B"
"Hmmmm Hyeona, nama yang imut, sama kaya orangnya" jawab Mayno tersenyum manis kemudian kembali berjalan ke arah toilet.
Pipi Hyeona memerah, bak ditampar kaki badak benar benar memerah, sungguh tak ada yang bisa membayangkan seberapa tinggi hatinya terbang saat ini, degdeg degdeg degdeg jantungnya seakan ingin melompat keluar
"Yatuhannnnn aku bahagiaaa" teriak Hyeona dalam hati.

*****

-The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang