Bab 2

10 3 0
                                    

Siang hari ini begitu cerah, burung buung di taman sekolah ribut berkicau, namun suasana di kelas 2-B tak kalah ributnya. Siswa siswi sibuk mengobrol heboh sambil menscroll hp, sibuk membaca dan beradu argumen mengenai artikel berita yang saat ini mereka baca. Yaa, mereka sedang meributkan artikel yang sama.
"Gilaaa sumpah, bukannya ni cewek kakak kelas si nomor 1 matematika?" teriak salah satu siswa.
"Elu pernah demen sama dia kan jay?" sindir seorang siswi kepada jay, salah satu siswa penghuni kelas 2-B
"Siapa yang lu bilang, Gue?? Jaga mulut lu ya, dasar jalang !!!" teriak jay, sambil menendang meja didepannya, sehingga membuat kaget seluruh penghuni kelas diikuti teriakan nyaring para siswi.
Hyeona yang sedari tadi molor di kelas sambil beralaskan semua buku yang ia tumpuk diatas meja tiba tiba bangun terkaget, "Apaan sih ribut ribut, gatau jam tidur siang kali yaa" celoteh Hyeona sambil mengusap ngusap matanya, namun suaranya kecil sehingga tidak terdengar orang lain.
Yuri yang melihat Hyeona sudah sadar langsung menghampirinya, "Woe woe sadar sadar, nyawa lu udah pulih kan, Breaking news, breaking news, Gilakkkk" celoteh heboh Yuri sambil menampar nampar kecil pipi Hyeona agar dia segera sadar
Suasana kelas masih ribut, Jay yang tadi menendang meja sudah keluar dari kelas diikuti kedua teman gengnya. Si cewek yang menyindir Jay hanya bisa duduk sambil ketakutan, tetapi masih saja asik membahas artikel tersebut bersama temannya, begitu juga siswa siswi yang lain, mereka seakan tak percaya dengan isi artikel tersebut.
Yuri memperlihatkan handphone-nya ke Hyeona dan menunjukan sebuah artikel berita, tertulis tebal dengan judul "Siswi SMA Bhakti Karya Bunuh Diri, Melompat Dari Gedung, di Duga Depresi "
Hyeona yang baru membaca judulnya saja langsung melongak, kemudian melanjutkan membaca isi artikel dan melihat keterangan foto diartikel tersebut. Terdapat 2 foto,sebuah TKP dengan latar gedung apartement yang tinggi dan sebelahnya terdapat foto siswi tersebut menggunakan seragam sekolah, meskipun sudah di blur tapi bagi yang sudah mengenalnya foto tersebut terlihat sangat jelas.
"Dia lompat dari gedung setinggi itu? Sumpahh, gila banget " ucap hyeona sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Ehh elu tu yaa, ga tau sehebat apa depresi itu, bisa sampai ngebunuh orang, yaaa meskipun dibilang bunuh diri tapi sebenernya dia meninggal yaa karna dibunuh sama depresinya" sahut Yuri memperlihatkan wajah prihatinnya
"Kok polisi bisa tau kalau dia bunuh diri, bisa aja kan dia dibunuh" sahut Hyeona dengan lagak sok taunya
“Elu kalo baca artikel tu yang bener donggg, ni ni baca ni (sambil menunjuk bagian artikel) disini jelas jelas tertulis kalo polisi udah identifikasi mayatnya dan ternyata di pergelangan tangan tu cewek emang ada beberapa luka sayatan, nahh jadi polisi nutup kasusnya sebagai bunuh diri, orang tuanya ga terima sih yaa, karena selama ini mereka merasa anaknya baik baik aja. Hmmmm orangtuanya juga nuntut polisi biar di selidiki lagi tapiii yaa gimana yaa, katanya sih polisi ga bisa nemuin rekaman CCTV pas hari itu soalnya lagi ada perbaikan, kasian banget kannn" tutur Yuri menjelaskan pada Hyeona yang sambil membaca ulang artikel tersebut
"Gue sebagai orang awam aja tau kalo itu aneh, tapi yaa gimana yaa mungkin emang dia udah ga kuat buat ngejalanin hidupnya dengan keadaan depresi kayak gitu" sahut Hyeona
Yuri mengambil handphonenya "yapps, kita sebagai makhluk butiran debu ini bisa apa? Mending kita mengurusi hidup kita dengan makan, yokk kantin" sahut Yuri nyengir
"Ehh bentar, coba liat dulu handphone lu" hyeona mengambil kembali hp yuri dan memperbesar tampilan artikel tersebut, lebih tepatnya memperbesar foto gedung TKP.
"Kok gue kayak pernah liat ni gedung yaa? Kayak sering gitu gue liatnya"
"Yaiyalah sering, elu kalo pulang kan selalu ngelewatin ni apartemet goblok ! ini tu Apartement Sunrise XXI" sahut Yuri sambil mentoel kening Hyeona
"Oh yaa? Tapi gue kayak ngerasa gue pernah di lokasi kejadian gitu loo, lu ngerti ga sih, kayak gue pernah ada disituasi foto ini" seru Hyeona
"Ahh gila lu, kebanyakan baca novel thriller otak lu jadi sering berimajinasi liar dah" celoteh yuri tak peduli kemudian meninggalkan Hyeona yang seperti masih memikirkan sesuatu
"Woeee tungguin gue goblok" hyeona berlari kecil dan mengikuti Yuri ke kantin

*****
Tiba di kantin Hyeona duduk menunggu Yuri yang bertugas untuk membeli makanan. Sambil menunggu hyeona mencari artikel tentang kakak kelasnya tadi. Saking sibuknya memainkan hpnya, dia tidak sadar sudah ada seseorang duduk dihadapannya.
"Heyy Hyeona, serius amat" ucap seseorang tersebut
Hyeona pun mengangkat wajahnya, dan matanya langsung membelalak kaget dan sedetik kemudian pipinya merona. Yuppss. Mayno duduk tepat dihadapannya
"Ehh kenapa? Kok mukamu merah? Kamu lagi sakit?" tanya Mayno dengan tampang khawatir
"Ahhh engga eng engga, cu- cuman kaget aja, kok kakak ada disini?" jawab Hyeona terbata-bata
"Lahhh ngapain aku disini? Yaa makan lahh, masak olahraga, haha" jawab Mayno sambil tertawa kecil
"ohh, iyaa hehe" Hyeona tersipu malu
"Lagi baca apaan? Serius amat kayaknya" tanya Mayno sambil sedikit mendongakkan kepalanya sehingga bisa melihat apa yang dibaca Hyeona di handphonenya
"Ahh ini, ini artikel tentang kakak kelas yang bunuh diri itu, aku lagi cari cari sumber lain aja"
"ohh" jawab Mayno singkat tak peduli
"Oh iya, kan kakak seangkatan yaa, apa jangan jangan sekelas sama kakak ini?" Tanya Hyeona
"emmmm iya sekelas, kenapa emangnya?" sahut Mayno agak sedikit judes
"eh, eng engga sih kak, aku cuman pengen tau aja, emang dia gimana sih dikelas, soalnya di artikel di bilang dia depresi "
"biasa aja sih, Seli tipe orang yang pendiem kalau menurutku" jawab Mayno.
Untuk pertama kalinya Hyeona mendengar ada yang menyebut nama Seli, sejak tadi ia hanya mendengar orang orang menyebut Kakak kelas, Senior, Cewek itu, atau Si nomor 1 matematika.
"kok kak mayno bisa tau dia pendiem?" tanya Hyeona
"Aku ga pernah liat dia main sama temen lain, dia selalu baca buku matematika terus, mungkin dia bunuh diri karena depresi setres belajar matematika mulu, haha" saut Mayno dengan nada sindiran
"Kok kakak gitu sih, kita harusnya berdoa biar dia tenang disana" sahut Hyeona seakan tak suka dengan ucapan Mayno tadi
"Ehh sorry bukan maksud aku jahat loo, aku cuman ga suka dengan jalan pikiran dia yang sampai ngebunuh nyawanya sendiri, kalau memang seberat itu harusnya dia mencari perlindungan entah itu teman, dokter, ataupun keluarga, diluar sana banyak orang yang pengen punya umur panjang tapi ga bisa karena sakit, eh dia malah motong umurnya sendiri"

-The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang