Bab 6

3 2 0
                                    

"Tetttt teeetttt" bel istirahat berbunyi saat wali kelas masih menerangkan mengenai materinya. Sontak semua siswa berseru senang tak peduli meskipun wali kelas masih berdiri di depannya.

"Baik anak-anak untuk materi selanjutkan silakan pelajari sendiri dirumah" perintah wali kelas kemudian meninggalkan kelas yang sontak membuat suasana kelas semakin ricuh.

Para siswa berebut untuk keluar kelas, ada yang berlarian ke kantin, ke lapangan, lapangan, mengobrol di lorong, atau tetap berdiam dikelas.

"Hyeon, hmmmm temenin gue ke UKS bentar yok" ajak Yuri

"Ke UKS? Lo kenapa? Sakit? Apa jangan-jangan tadi lo sempet kena pukul si berandal itu?" tanya Hyeona khawatir sambil menoleh dan mengecek wajah Yuri

"Ahh apaan sih lo, enggak gue ga sakit" sahut Yuri menepis tangan Hyeona. "Gue mau jengukin Dava, gue khawatir sama dia"

"WHATTT? Khawatir? Sejak kapan lo punya perasaan khawatir ke dia? Atau jangan jangaannnnn" Hyeona menatap tajam ke Yuri sambil memicitkan matanya dengan pandangan curiga

"Apan sih Hyeon, gue cuman kasian dah, selama ini kita emang dah biasa ngeliat dia di bully kayak gitu, tapi lo nyadar ga sih? Baru kali ini dia bertingkah, dan akhirnya malah diamuk. Gue cuman kasian aja karena selama ini dia selalu bertahan sendirian, sebanyak ini loo orang dikelas tapi sama sekali gada yang peduli sama dia, coba kalau udah mau ujian beuuhhh ngantre dah orang orang pada sok cari muka ke Dava" tutur Yuri.

"Bener juga sih, tapi gue ga nyangka aja lo tiba tiba nunjukin peduli lo ke Dava, apalagi tadi pas lo mau ngelerai mereka, gilak lo buat jantungan tau ga sih? Lo ga tau gimana khawatir dan kagetnya gue pas lo tiba tiba maju" sahut Hyeona

"Hahaha, maafin gue deh, abisnya gue gregetan sih sama si berandal itu" sahut Yuri cengengesan

"Yaudah yok kita jenguk Dava ke UKS" ajak Hyeona. Sebenarnya Hyeona juga ingin menyusul Dava ke UKS, tapi ia tak tau alasan apa yang harus ia gunakan untuk mengajak Yuri, karena Hyeona bukan tipe orang yang peduli dengan orang lain, apalagi yang tidak begitu dekat dengannya. Tapi syukur ternyata Yuri mengajaknya duluan ke UKS. Sejak perkelahian selesai Hyeona sangat gelisah, ia terus memikirkan mengenai mimpinya. Ia terus membandingkan sosok siswa di mimpi itu dengan Dava. Pikiran yang tidak tidak terus bermunculan di kepalanya, jadi ia ingin memastikan dengan melihat keadaan Dava.

Mereka berdua tiba di UKS, tapi ternyata di UKS sepi, tak ada sosok Dava disana, hanya ada 2 siswi yang sepertinya pura pura PMS agar tidak mengikuti pelajaran. Saat ditanya kemana perginya Dava, mereka berdua kebingungan, rupanya Dava tidak pergi ke UKS, itu hanya alasannya saja, "lalu kemana Dava pergi" batin Hyeona.

Karena tidak berhasil menemukan Dava mereka berdua pun memuntuskan ke kantin untuk makan siang.

*****

*Pov Dava

Saat ini Dava sedang duduk di kursi diatas atap sekolah, selama dua tahun baru kali ini ia membolos pelajaran. Setelah perkelahian tadi ia meminta ijin wali kelas untuk istirahat di UKS, tapi jika ia ke UKS, petugas UKS pasti akan mencercanya dengan pertanyaan mengenai wajahnya yang babak belur, jadi satu satunya tempat yang sepi adalah atap. Ia ingin menenangkan pikirannya. Wajahnya penuh dengan lebam. Ia meringis, baru kali ini ia berani melawan si berandalan itu, tapi lihat apa yang terjadi, ia malah lebih menyedihkan. Sepertinya ia menyesali keberaniannya. Nyatanya berani melawan hanya membuatnya makin disiksa. Dava terus merenung gelisah sambil terus menggigit kuku jari tangannya yang pendek, tiba tiba perutnya berbunyi lapar.

"Ahh gue belum makan dari pagi" ucapnya

Disaat seperti ini bagaimana perutnya bisa lapar. Kemudian ia menuruni tangga atap, ia berlari menuju kantin. Saat ini jam pelajaran jadi tak mungkin ada siswa lain, ia harus cepat cepat makan, ia tak ingin bertemu dengan geng berandalan itu lagi.

-The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang