Bab 8

3 2 0
                                    

Semenjak berpacaran Mayno dan Hyeona sering makan dikantin bersama. Selain mereka berdua Yuri dan Dava juga sering ikut makan bersama. Entah bagaimana Dava menjadi sering bersama mereka, apalagi dengan Yuri. Sejak kasus percobaan bunuh diri itu Yuri dan Dava menjadi lebih dekat, mungkin karena Dava yang menjadi lebih terbuka dan mau bergaul dengan anak-anak lain. Dava sudah tidak di bully lagi, berkat video pembulian Dava yang direkam anak anak kelas tersebar dan sampai ke kepala sekolah, ketiga siswa geng beradalan itu di keluarkan dari sekolah. Berita pembulian tersebut menjadi topik hangat disekolah. Selain itu, berita datingnya Mayno dan Hyeona juga tak kalah heboh, meskipun sudah beberapa minggu sejak berita berpacaran Mayno dan Hyeona tersebar luas, namun masih saja menjadi topik pembicaraan dikalangan para siswi. Karena Mayno cowok populer disekolah jadi tentu saja banyak siswi yang tidak suka dengan hubungan mereka berdua,. Tak jarang Hyeona mendapat sindiran ketika berjalan dilorong melewati para siswi, atau hanya sekedar tatapan sinis penuh api cemburu yang mengarah ke Hyeona. Meskipun begitu, Hyeona tak pernah membalas mereka.

"Liat deh, gue yakin dia pasti pake dukun makanya bisa dapetin kak Mayno, cantik aja enggak" bisik salah satu siswi ke temannya sambil melirik ke arah rombongan Hyeona yang berjalan melewati mereka.

"Ssssttt jangan keras keras, nanti dia denger, kan kasian hahaha" balas teman siswi tersebut dengan nada mengejek, cukup keras untuk di dengar oleh Hyeona.

Hyeona tak menggubris, tapi Yuri yang dari tadi mendengar desas desus bisikan disepanjang lorong akhirnya tak bisa menahan emosi.

"Susah yaa jadi orang ga mampu, bawaannya cemburu mulu. Rajin-rajin ngaca ya buk, tu di toilet ada kaca kok segede gambreng" ucap Yuri sambil melabrak siswi tersebut.

Karena nada suara Yuri yang cukup keras siswa siswi yang berada di lorong sontak menoleh ke gerombolan Hyeona dan siswi tersebut. Desas desus bisikan semakin ramai terdengar, bukan menyalahkan siswi tersebut tapi mereka menjelekkan Hyeona.

"Baru juga terkenal sebentar udah belagak jadi tuan putri ya, sampai punya dayang yang siap ngebela, hahaha" sahut salah satu siswi lainnya diikuti dengan tawaan sindiran siswa siswi lain yang berada dilorong tersebut.

"APA LOE BILANG? DAYANGG??" teriak Yuri

"Yur udah deh, loe ga usah bikin suasana makin buruk" ucap Dava yang sejak tadi bersama mereka. Setelah makan dikantin bersama, mereka bertiga kembali ke kelas, namun tidak ditemani Mayno, karena kelas mereka berlawanan arah.

Mendengar ucapan Dava Yuri hanya menarik nafas dan melanjutkan perjalanan ke kelas tanpa membalas sindiran siswa siswi lain yang kini semakin heboh layaknya pasar. Mereka bertiga sampai dikelas dan duduk di tempat masing masing.

"Kok lu bisa sih tenang diem aja di omongin kayak gitu hyeon" ucap Yuri kesal

"Gausah di baperin Yur, nanti kalau mereka capek juga diem sendiri" sahut Hyeona santai sambil fokus membaca novel di layar ponselnya.

"Huft hebat lu Hyeon, bisa lu nahan emosi denger omongan cewek cewek sinting itu, kalau gue jadi lu udah gue remes remes tu mulut mereka satu satu, pakek bilang dayang segala, belum tau aja mereka kalau yang tuan putri itu gue buka lu, hahaha" omel Yuri diiringi ketawa ngakaknya yang memenuhi ruangan

"Sssstttt berisik" ucap ketua kelas menoleh kearah Yuri

"Uppss sorry bu ketua" sahut Yuri dengan gerakan tangan menghormat.

Yuri kemudian duduk mendekat kearah Hyeona, "Kok bisa ya dia belajar terus, ini loo jam istirahat, emang gue ga boleh ribut? Dava juga belajar tapi dia ga sewot tuh, dasarr" bisik Yuri kesal.

"Di kelas cuman ada kita, Dava, dan dia, semua lagi diem dan lu tiba tiba ketawa nyaring macem mak lampir, yaa pasti dia keganggu lah" ucap Hyeona

-The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang