Bab 3

9 3 0
                                    

Lelaki berseragam SMA itu berdiri di pinggir atap gedung, ia menatap nanar kearah bawah gedung, terlihat jelas rumput dan lapangan di kejauhan sana, celana kotak kotak abunya lusuh kotor terkena cipratan saos dimana mana, sepatu kets putih dengan motif dadu yang ia gunakan juga terlihat kotor. Tidak hanya seragamnya, kondisi lelaki itu juga lusuh, air matanya menetes di pipinya yang merah lebam, sudut bibirnya berdarah. Ia melepas kacamata yang ia gunakan kemudian melangkahkan kaki kanannya ke depan ke udara dan sepersekian detik ia terjatuh bebas ke bawah gedung. Hyeona kaget dan langsung terbangun bersamaan dengan ributnya kerumunan siswa siswi yang masuk kelas. Mimpi aneh lagi batin hyeona. Meskipun saat ini masih pagi tapi hyeona sungguh mengantuk, tadi dia berangkat pagi pagi sekali, seperti hari hari biasa dia menunggu di depan pagar hanya untuk melihat Mayno berjalan masuk sekolah, hanya bedanya hari ini Hyeona tidak hanya sebatas melihat, tapi berjalan bersama. Saat di depan pagar Hyeona pura pura mengikat tali sepatunya sambil menunggu Mayno, Mayno yang datang langsung menghampiri Hyeona dan menyapanya dengan senyuman pagi yang begitu indah dimata Hyeona. Itulah bagaimana mereka berdua bisa masuk ke sekolah bersamaan.
Suasana kelas saat ini agak tegang, wali kelas sedang membagikan hasil ulangan kemarin, beliau memanggil satu persatu nama siswa dan memberikan lembar hasil ulangan. Saat nama yuri dipanggil ia maju dan kembali dengan membawa hasil ulangannya sambil memperlihatkan wajah cemberut, ahh seperti yang bisa ditebak, hasil ulangan Yuri kali ini pasti tidak sesuai harapannya." Jay, Siska, Hyeona" wali kelas terus memanggil satu persatu siswanya. "Anak-anak untuk ulangan matematika kali ini seperti biasa nilai tertinggi didapatkanoleh Dava, tepuk tangan" seruu wali kelas sambil memberikan hasil ulangan ke Dava, Dava maju dan dan sedikit membungkuk menunjukkan sikap hormat dan terimakasihnya ke wali kelas, ia kembali duduk diiringi tepuk tangan siswa lainya.
irinya celoteh Yuri sambil menatap ke arah Dava, Hyeona yang mendengar resahan Yuri hanya menoleh dan tertawa kecil.
“Baik anak anak, karna akan ada rapat guru jadi untuk jam pelajaran nanti silakan kalian belajar sendiri, bapak sarankan kalian belajar di perpustakaan saja, jangan buang buang waktu dan ribut dikelas, mengerti?" perintah wali kelas
Mengerti pakkkk sahut semua siswa,
Baik, cukup sekian, silakan istirahat Wali kelas pun meninggalkan ruangan 2-B dan langsung disusul dengan keributan kelas.
Yuri menyikut Hyeona ingin melihat hasil ulangannya yang tadi dibagikan.
"Nih, gedean nilai siapa?" hyeona memperlihatkan hasil ulangannya ke Yuri dan melihat hasil ulangan Yuri.
"Gedean nilai gue dong" sahut Yuri kegirangan. tapi masih gedean nilai dia dong sahut Yuri sambil menatap kearah Dava. Itu otak isinya apaan sih?
Hyeona yang mendengar celotehan Yuri hanya tertawa kecil Yur yur, padahal nilai lu udah gede loo, tapi tetep aja ga puas sahut Hyeona sambil menengok kearah Yuri, tapi ia tak ada ditempat.  Yuri sudah berjalan meninggalkan hyeona dan beranjak kearah Dava, ia tiba tiba duduk di samping Dava. Hyeona yang melihat itu hanya tersenyum, ia tahu saat ini Yuri sedang tertarik dengan Dava, bukan dengan sosok Dava, tapi dengan otak Dava. Yuri memang seperti itu, ia satu satunya sahabat Hyeona yang ambisius, tidak boleh merasa tersaingi dalam urusan nilai salah satunya, tapi sampai saat ini ia tidak pernah bisa mengalahkan nilai Dava haha. Meskipun begitu Yuri sangat baik hati dan perhatian kepada teman temannya.
"Hallo Dav, gue boleh liat hasil ulangan lu tadi ga, no 16 lu jawab apa? Kok jawaban gue salah ya?" modus Yuri sambil mendekatkan tempat duduknya ke arah Dava
"Jawabannya C yur, jadi ini dibagi segini, kemudian akar dari ini akan" didapatkan segini Dava menjelaskan dengan sangat cermat dan santai ke Yuri
"Grrettt Brakkkk" pintu kelas dibuka kasar, Aduhhhh gua laper nih, mana nihh ojek makanan gue 4 siswa dengan seragam acak acakan masuk ke kelas, mereka memakai seragam dengan seluruh kancing dilepas dan didalamnya menggunakan baju kaos dengan berbagai warna, ada berkaos hitam, putih, dan ada yang berkaos kuning pula, tanpa mengunakan jas. Mereka kakak kelas, sudah terkenal dengan sebutan berandalan. Mereka mendekati Dava sambil menendang kecil bangku yang ada di sebelah Dava. Yuri yang ada di sebelahnya kaget langsung berdiri. Melihat suasana sudah tidak baik Yuri kembali ke bangkunya, duduk disamping Hyeona.
Setiap ada kesempatan mereka ber-empat selalu datang ke kelas 2-B, mereka selalu megganggu Dava. Memainkan rambut Dava, mencoret coret bukunya, bahkan pernah mematahkan gagang kaca mata Dava. Yaaa Dava salah satu korban bully mereka. Meskipun pintar bukan menjadi alasan Dava berani melawan mereka, tapi malah menjadi alasan dia selalu diganggu. Dava sering disuruh mengerjakan tugas mereka, padahal mereka kakak kelas, dan Dava diberi julukan ojek makanan oleh mereka karena Dava selalu membelikan dan mengantarkan makanan ke mereka, tanpa dibayar kembali. Prihatin memang.

-The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang