Tiga dua

13.9K 371 9
                                    


Seminggu aku tidak pergi ke rumah sakit untuk melihat reza, aku sibuk mengurusi perusahaan, sementara robert mempercayakan aku untuk dijadikan pemimpin

Satu kantor sempat gempar ketika pak robert mengumumkan bahwa aku yg akan dijadikan pemimpin sementara menggantikan reza yang sedang sakit, yg membuat mereka kaget adalah mengetahui bahwa aku adalah istri dari boss mereka, karena yg mereka ketahui adalah reza tak pernah terdengar desas desus percintaan

Jam menunjukan pukul 10 malam, aku sudah lelah hingga memejamkan mata sebentar

" Jika sedang tertidur tutuplah pintu, kau mau seseoranh tiba tiba memperkosamu? "

Aku membuka mata menampakkan lelaki berbadan tinggi tegap dengan kaos putih dan celana panjang hitam sobeknya, lelaki ini sudah berumur namun terlihat seperti lelaki remaja

Manusia ini tetap saja mengesalkan tata cara bicaranya

" tak ada yg berani memperkosa ku kau tau "
Aku berani menatap matanya

" jangan bodoh wahai ibu ketua, kau kira aku datang kesini tidak berani memperkosa mu? "

Aku mengeram mendengarnya sedangkan dia tersenyum

" sudah jangan marah, aku sudah sembuh, kau tidak mau memelukku? "

Aku menarik ujung bibirku untuk tersenyum

" kau yang harusnya kemari " perintahku membuat dia terkekeh dan menghampiriku

Dia mengangkatku dari kursi dan menggendongku

" eh? Apakah bahumu tidak sakit? " aku merasa tidak nyaman dan takut ketika dia menggendongku

" kau yang membuat diriku sakit " dia terkekeh

" heii salah mu tidak menggunakan anti peluru, sedangkan para anak buah mu menggunakan anti peluru, kau ini boss macam apa hah?! " bentak ku ketika mengingat kejadian waktu itu membuatku menangis pilu

" hai sudah jangan di pikrikan aku hanya bercanda "
Dia megusap kelopak mataku

Aku menunduk tak sanggup melihatnya

" ayo istirahat "

Aku kaget mendengarnya

Tiba tiba saja dia membawaku ke rak buku dia seperti mencari cari sesuatu di belakang tumpukan buku

Omg rak buku terbelah menjadi dua menampakkan kamar tersembunyi di dalamnya

Disana terdapat kaca besar yang menampakkan pemandangan kota di malam hari

Denga kasur yang besar dan lampu kamar yang redup

" kau suka? " tanyanya

Aku mengulum senyum sambil mengangguk

dia menurunkanku di depan kaca besar itu, dia 
Merangkul pinggangku sambil menatap ke luar

" aku tak tau di kehidupan sebelumnya sudah berapa kali aku berkara begini, namun izinkan aku mengatakan ini untuk terakhir kalinya untukmu "

Aku menatap heran padanya

" kau istriku mulailah hidup yang baru denganku, aku tau aku sangatlah bajingan di masa lalu, tapi ku harap kau dapat percaya pada diriku yang sekarang "

reza the fak boiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang