Selamat membaca! Tidak lupa untuk vote, coment dan share, ya:)
Percaya atau tidak, aku mengenalmu. Seperti merasa dejavu, kita pernah bertemu. Entahlah, di sini aku yang terlalu percaya diri atau semesta sedang berbaik hati. Intinya, kamu adalah sosok yang berbeda. Istimewa. Nan elok terpatri dalam sanubari.
Percaya atau tidak, kamu misterius bagiku. Berbagai topik dan pertanyaan menjadi alasan untuk berlama-lama di dekatmu. Jika orang lain umumnya akan menjawab pertanyaan dengan jawaban, lain halnya kamu. Alih-alih menjawab, eh, membalikkan lagi ke pertanyaan. Aneh.
Percaya atau tidak, aku dan kamu sama. Memiliki luka dan rasa sakit yang penuh nestapa. Sempat aku berpikir, kita ditakdirkan untuk bersama. Lucu memang, hanya karena praduga meyakinkan semuanya.
Hingga suatu hari kamu berkata, "Kita nggak lebih dari manusia-manusia yang terjebak nadir. Semesta itu adil, kita bertemu dan menjadi teman adalah takdir. Tapi, sekali lagi; bukankah hidup hanya sekadar mampir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Kalbu [On Going]
Teen Fiction[Senandikaku Tentangmu ➝ Pilau Kalbu] Kala berlayar dengan perahu, banyak hal yang ingin aku ceritakan perihalmu. Seraya menikmati alam dan memeluk kenangan, ingat baik-baik sebelum endingnya ..., tidak, tidak secepat itu. Tunggu dulu. Baiklah, rasa...