"Jatuh cinta hanya teruntuk orang-orang yang mengerti apa itu memperjuangkan. Jika tidak paham, berarti itu baru terjatuh."
****
Bagaikan tertusuk belati tajam mengenai hatinya saat panggilan handphonenya ditolak. Bagaimana bisa lelaki itu berubah pikiran setelah melihat kenyataan jika ibunya mempunyai sakit mental. Padahal dari awal dia sendiri yang menginginkan kerukunan dalam keluarga kekasihnya.
Raja sendiri yang mengantarkan Ratu ke sana. Tapi setelah insiden yang membuat Putri nyaris jantungan, lelaki itu bahkan tak membalas deretan pesan singkat dari Ratu.
Beruntungnya obat penenang yang diberikan dokter sangat cepat meresap tubuh ibunya, sehingga kini dia bisa bersantai memainkan ponselnya mencoba tuk menghubungi Raja.
"Apa Raja ngehindar dari gue ya?" tanya Ratu lirih entah pada siapa.
Baru kali ini Ratu begitu cemas pada orang yang tidak mempunyai ikatan darah dengannya. Padahal, sebelum dia mengenal Raja sikapnya sangat cuek pada orang-orang sekitarnya.
Dia takut jika harus kehilangan Raja. Entah mengapa, hatinya melunak hanya karena seorang lelaki. Meski pada awalnya dia sulit membuka hatinya tapi sekarang begitu takut rasanya jika ditinggalkan.
Padahal, bukan tak mau Raja mengangkat telpon dari kekasihnya. Tapi sang adik begitu ganas merebut ponselnya ke tangannya. Dia tak mau jika saudaranya bernasib mengenaskan hanya karena satu wanita.
"Balikin handphone gue!" Tangan kiri Raja melayang ke arah Putri berusaha tuk menggapai handphonenya, tangan kanannya terfokuskan tuk menyetir mobilnya.
"Gak mau! Lo tuh gak mikir ya? Ibunya Ratu itu punya penyakit kejiwaan yang sangat ganas. Bisa abis lo ntar!" sergahnya.
"Lo jangan sembarangan kalau ngomong, Put! Gue ngerti sama masalah mentalnya, tapi gue yakin meskipun mentalnya terganggu tapi dia bakalan terima gue kok."
"Kalau pun dia terima lo di tengah-tengah mereka. Tapi, gue takut kalau lo kenapa-kenapa," ucap Putri lirih. Kedua matanya mulai memerah lalu cairan bening yang sedari tadi mendesak keluar akhirnya luruh begitu saja di permukaan pipinya.
Raja mengelus tangan sang adik. "Gue tahu lo tuh khawatir. Tapi, bagaimana pun juga Ratu butuh gue."
Putri menatap kakaknya dengan saksama. Tak kuasa dia menahan air mata yang sedaritadi ditahannya di pelupuk mata.
"Emangnya lo nggak kasihan sama Ratu? Dia udah banyak beban Put. Tujuan gue bawa dia ke RSJ juga supaya beban dalam hidupnya tidak begitu berat. Katanya lo dukung dia sebagai sahabat. Tapi, kok sekarang lo berubah pikiran setelah melihat langsung realita kondisi ibunya?" tanya Raja membuat sang adik terdiam membisu.
Apa yang telah dikatakan kakaknya memang ada benarnya juga. Tak seharusnya dia seperti itu pada Ratu. Gadis itu sudah banyak permasalahan dalam hidupnya, seharusnya sebagai seorang sahabat harus menerima keadaan sahabatnya dalam keadaan apa pun.
"Puter balik. Sekarang gue mau temuin dia."
Bibir Raja tersungging ke atas membentuk senyuman. Nyatanya bujukannya tak sia-sia juga. Dia memutar balik arah laju mobilnya dan kembali ke RSJ tuk menemui Ratu.
***
Setelah insiden kedatangan Mia dengan menegur Vera saat berada di cafe, gadis itu tak lagi menemui Reza lagi. Saat itu dia langsung pergi saat gadis yang mengakui jika dirinya pacar si lelaki yang ada di depannya.Vera tak mau menambah beban hidupnya, cukup sudah masalahnya dengan mantan kekasih yang sampai saat ini tak berhubungan baik lagi, jika ditambah dengan tudingan pelakor dapat dipastikan hidupnya benar-benar tidak akan pernah tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA MILIK RATU ✔️
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA DAN SPAM VOTE JUGA KOMEN BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA] Kisah percintaan Raja si fuckboy cap kaleng Khong Ghuan yang jatuh cinta pada sosok beauty vlogger si gadis yang trauma dengan patah hati. Jika tidak mau patah hati, b...