BAB 09|Istana Ratu

144 8 0
                                    

"Cinta itu datangnya dari hati, bukan dari simpati."

🐣🐣🐣

"Kenapa, Fa? Lo lakuin semua ini sama gue?" tanya Putri, dia marah besar pada lelaki yang kini tengah terduduk bersama seorang wanita di salah satu kafe kekinian hits anak muda.

"Gausah tanya kayak gitu. Harusnya gue yang tanya sama lo. Kenapa abang lo sakitin adek gue, hah?" Rafa membalikkan pertanyaan yang membuat gadis berkulit putih itu diam.

"Maksud lo apa?" tanya Putri. Dia bingung dengan pertanyaan Rafa. Setahunya, sosok Raja itu adalah sandaran teruntuknya bukan tipe yang selalu menyakiti hati perempuan. Dia menyayangi dirinya juga ibunya dan keduanya itu adalah perempuan. Jadi, mustahil baginya jika Raja seperti apa yang kekasihnya ucapkan.

"Raja udah nyakitin adek gue, Repi. Dan ... gue berhak nyakitin lo. Mungkin ini karma dari abang lo. Karma itu berlaku. Suruh tobat sana!" ucapnya seraya merangkul gadis di sampingnya.

Putri tak sanggup lagi berkata apa pun, kedua kakinya memilih melangkah pergi meninggalkan lelaki pecundang itu.

Ada rasa kesal dalam hatinya pada Raja. Bisa-bisanya dia tak memikirkan nasib adiknya sebelum menyakiti hati perempuan.

Sepanjang jalan Putri terus saja memikirkan tentang Rafa. Padahal mereka sudah berhubungan sejak lama. Kepulangannya tak disambut dengan kisah panjang, tapi berujung kenang yang menyedihkan.

Gadis itu memilih pulang, lagipula tak ada guna berpergian ke tempat lain dalam situasi yang tidak mendukung.

Sesampainya di rumah, dia terduduk lemas di bawah lantai. Tepatnya, di ujung kamarnya gadis itu merenung.
Menangisi nasibnya yang tidak beruntung mencintai.

Terdengar suara derap langkah kaki yang membuatnya yakin dengan kehadiran sang kakak.

Kedua matanya kian memanas, tak terasa cairan bening pun mengalir deras begitu saja.

"Lo kenapa, dek?" Pertanyaan itu bersamaan dengan terbukanya pintu kamar Putri. Raja masuk begitu saja dengan wajah yang sangat khawatir melihat kondisi sang adik yang tidak baik-baik saja.

Putri melirik sumber suara, yakni kehadiran sang kakak. "Mau berapa gadis lagi yang bakalan lo sakitin?"

Pertanyaan itu mendadak membuat lidah Raja kelu. 

"Maksud lo apa?" tanya Raja bingung.

"Kenapa lo sakitin semua cewek, kalau lo gak mau gue disakitin?" tanya Putri lagi. Kedua matanya tampak sembab, terlihat sekali jika dirinya menangis beberapa jam lalu.

"Siapa yang udah sakitin lo, Put?" tanya Raja.

"Jawaban lo. Lo yang udah bikin gue kayak gini. Gue disakitin Rafa karena lo! Karena lo gue benci punya abang yang nyatanya fuckboy! Gue kira lo cowok yang setia kayak papa. Nyatanya apa? Gue benci!"

"Lo sebenarnya kenapa sih, Put? Gue beneran gak ngerti!" Raja menggoyangkan tubuh sang adik dengan kedua tangannya.

"Repi. Cewek yang jadi korban dari seorang Raja Aleandra itu adiknya Rafa gue! Asal lo tau itu, gue suka sama Rafa."

"Terus?"

"Dia benci sama gue."

"Udahlah. Masih banyak cowok lain yang lebih cinta sama lo, Put!"

"Kayaknya ini semua karma dari lo. Inget! Lo punya adek cewek. Jangan lagi lo coba sakitin gadis mana pun. Kalau lo gak mau adek lo juga disakitin sama orang."

RAJA MILIK RATU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang