"Rey, makasi ya lo udah..."ucapannya terpotong.
"Udah jangan banyak omong, pulang udah malem"
Reyzan orangnya tidak bisa di tebak, kadang baik kadang menyebalkan. Tapi Andra yakin Reyzan ini sebenernya orang baik, hanya saja sikap dingin menutupi semua itu.
Sangat di khawatirkan ibunya, karena Andra baru tiba di rumah jam 22.00 WIB. Reyzan mengantar Andra sampai di depan rumah, bahkan dia masuk melihat kondisi ibu Andra.
"Bu ini Andra udah dapet obatnya, ibu minum ya. Andra ngambil dulu air angetnya buat ibu. Maafin Andra ya bu Andra tadi lama beli obatnya" tanpa jawaban dari ibunya Andra langsung pergi ke dapur mengambil air hangat.
"Nak ini siapa?"
"Saya temannya Andra tante"
Ibu Andra mengusap bahu Reyzan. "Nak jika umur ibu sudah tidak lama lagi, ibu titip Andra putri ibu ya. Ibu yakin kamu pasti orang baik" Ibu Andra tersenyum.
"Tante jangan bilang gitu tan, tante harus kuat kasian Andra dan itu adiknya Andra kan?"
"Iya, jaga Andra, ibu titip Andra. Jangan sampai dia tersakiti hatinya seperti ibu" Ibu Andra meneteskan air matanya.
Reyzan melihat Andra di ambang pintu yang membawa baki berisi segelas air.
Andra tidak sengaja menguping perbincangan ibunya dan Reyzan. Dia pun ikut menangis dan langsung memeluk sang ibu."Bu ibu jangan bilang gitu terus bu, Andra masih butuh ibu, Andra juga belum banggain ibu" lirih Andra.
"Kasih obatnya jangan nangis. Cengeng banget"
Reyzan ini orang seperti apa, disaat orang sedang bersedih dirinya malah bersikap begitu kepada Andra.
Tapi Andra tidak ada apa-apa. Reyzan benar saat ini ibunya harus meminum obat dan Andra tidak boleh cengeng dia harus kuat di depan ibunya. Ibunya pun selalu berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan anak-anaknya.
Setelah Andra memberikan ibu obat. Beberapa menit kemudian akhirnya sang ibu bisa tertidur. Andra meninggalkan ibu dan menutup pintu kamarnya.
"Rey sekali lagi makasih ya kalo gak ada lo ibu gue gak bisa minum obat" suara Andra terdengar serak, lagi-lagi dia menunduk melihat kebawah.
"Hem"
"Lo duduk dulu gue bikinin teh buat lo" Andra sembari ingin pergi ke dapur.
"Gak usah"
"Kenapa?"
"Pulang"
"Ya udah kalo gitu"
Reyzan mendekat ke arah Andra dia menarik dagu Andra menatap matanya yang putih cokelat berkaca-kaca itu bertemu dengan mata miliknya yang hitam putih legam. Jari jemari tangan kanannya menyentuh pipi Andra berniat menghapus air matanya.
Andra membisu tidak percaya Reyzan yang dari dulu namanya dia sebut di sepertiga malam sudah menyentuh pipinya. Setelah ayahnya Reyzan adalah pria kedua yang menghapus air matanya ketika dia menangis.
"Udah, gak usah nangis, gue balik dulu"
Tanpa jawaban dari Andra, Reyzan langsung berjalan pergi menuju halaman rumah Andra. Rumah milik Andra tidak terlalu besar, kecil dan sangat sederhana. Andra menatap kepergian Reyzan di ambang pintu rumah, Reyzan bersiap untuk pergi dan hendak memakai helmnya.
Saat ingin melajukan motornya Reyzan memberikan senyuman kepada Andra ketika ingin melesat pergi. Oh tuhan apakah benar seorang Reyzan tersenyum kepada Andra? Selama ini Andra belum pernah melihat Reyzan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daviandra Elsa
Teen FictionGadis ini bernama Andra sosok wanita kuat yang selalu terlihat baik-baik saja di depan orang. Seorang Ayah yang membuat dirinya merubah imannya menjadi gadis biasa pada umumnya. Hati yang Andra miliki tidak tertata dengan rapih, bagaikan serpihan ya...