Bagian 18

7 8 0
                                    

Saat ini Andra tengah duduk di atas blangkar UKS di temani Reyzan dan kedua sahabatnya Fay, Kim.

"Ndra kenapa lo bisa hampir jatuh gitu?" -Fay

"Tadi gue lagi liat sepak bola, gak tau kenapa tiba-tiba tubuh ge kayak ada orang yang ngedorong" -Andra

"Untung ada es batu yang nolongin lo, kalo gak cara mati lo kayak gitu Ndra" -Kim

"Heh, bisa di jaga gak tu omongan?" -Fay

"Ups" -Kim menutup mulutnya.

Reyzan hanya terdiam menyimak percakapan mereka bertiga. Reyzan memastikan kondisi Andra, sepertinya Andra sudah mulai membaik. Reyzan memutuskan untuk pergi meninggalkan UKS.

"Ndra lo udah gak papa kan?"

"Iya Rey gak papa kok"

"Ya udah gue duluan balik kelas ya"

"Iya, makasi ya"

"Sama-sama" Reyzan tersenyum mengusap ubun-ubun Andra.

Saat kepergian Reyzan, Fay dibuat bingung oleh sikapnya. Mungkin untuk Kim biasa saja karena Kim sudah mengetahui bahwa Reyzan juga menyukai Andra.

"Itu Reyzan kenapa bisa baik gitu ya, setau gue sejak dulu dia gak pernah manis gitu sama cewek" -Fay

"Ya mungkin karena Andra berbeda dari yang lain Fay" -Kim

"Gak kok gue sama kayak yang lain, Reyzan mungkin cuma nunjukin bahwa dirinya baik"

Fay hanya mengangguk dengan sedikit rasa bingung. Jam sudah menunjukan pukul 15.00 WIB, sebentar lagi bel pulang akan segera berbunyi. Andra memutuskan untuk diam saja di UKS tanpa kembali ke kelas.

✧✧✧

Malam ini Andra di takuti dengan rasa cemas, penyakit yang di derita ibunya kini kambuh kembali. Ayah tiri Andra sedang tidak ada di rumah, maka dari itu Andra harus menangani ibunya sendirian.

Belakangan ini sang ayah tiri sering meninggalkan rumah, sudah jarang memberi resiko kepada Ibunya Andra. Untuk makanan sehari-haripun Ibu Andra masih tetap berjualan, bahkan uang hasil keringat ibu sering Ayah ambil entah itu untuk keperluan apa.

Andra menangis melihat kondisi ibunya, seperti itulah dia hanya bisa menangis dan berdoa disaat seperti ini. Adik kecil yang belum mengerti apa-apa dia hanya bisa tersenyum melihat Andra menangis.

"Assalamualaikum"

"Ayah?" Andra langsung beranjak dari duduknya untuk menghampiri sang Ayah.

"Ayah, yah penyakit ibu kambuh lagi. Ayo kita bawa ibu kerumah sakit yah"

"Rumah sakit perlu duit banyak, ayah gak punya duit buat ibu kamu yang penyakitan itu."

Andra terkaget, air matanya turun secara perlahan saat mendengar jawaban pria yang bernama om Hari itu.

"Ayah bagaimana sih? Ibu lagi sakit, ayah kan suaminya? Ayah gak sayang sama ibu?"

"Saya punya banyak uang, jika kamu ingin ibumu di bawa ke rumah sakit. Kamu harus mau menyerahkan tubuh mu kepada saya"

"Gila ya..."

"Syut, Andra saya akan bayar kamu berapapun asalkan kamu mau" Ayahnya seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Andra.

"Gak sudi saya menjual diri saya kepada pria brengsek seperti Anda!"

"Ayolah Andra" Om Hari mulai memegang lengan Andra.

"Lepas" Andra mendorong tubuhnya kemudian berlari menuju kamar ibu dan menguncinya.

Ibu Andra hanya melihat Andra, beliau tidak bertanya ataupun merasa heran. Saat ini untuk berbicara saja dirinya sudah tidak ada tenaga.

Daviandra ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang