Andra membawa kedua piala kebanggaan itu untuk ia pajang di lemari belajarnya. Meskipun sedikit merasakan sesak Andra tidak menyerah dia tetap harus bersyukur atas nikmat tuhan.
"Andra" suara seseorang itu menghentikan aktifitas Andra.
"Pulang bareng yuk"
"Hah" Andra mengerungkan keningnya karena cuaca sedang sangat terik.
"Lo pulang naik apa sendiri kan?"
Andra mengangguk.
"Ya udah pulang bareng gue aja"
Andra melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukan pukul 12.03 WIB. Ini adalah dimana cuaca siang lagi terik-teriknya. Fay juga sepertinya sudah pulang mendahuluinya. Andra tau orang yang mengajaknya pulang ini adalah orang yang membawa mobil ke sekolah.
Tidak lama kemudian Andra mengangguk mengiyakan.
"Ya udah yuk" pria itu memegang jari jemari Andra.
Andra mematung saat dia memegang jari jemarinya. Kak Fikran, pria itu adalah Kak Fikran.
"Tapi Kak pasti lo sama orang tua lo kan?"
"Ya gak papa sekalian gue kenalin lo"
"Hah"
Tanpa basa basi lagi Kak Fikran langsung menarik Andra menuju parkiran mobilnya. Andra hanya diam tidak berbuat apa-apa, sampe akhirnya mereka tiba di tempat parkir.
"Paj kenalin ini Andra"
"Andra, ini Papah gue" ucapnya.
Andra tersenyum kepada Papa nya Kak Fikran beliau bernama Pak Bimo.
"Firly"
Mata Pak Bimo terlihat ketakutan saat melihat Andra di depannya. Beliau menyebutkan nama yang itu bukan nama Andra.
"Andra Om"
"Oh iya Andra maksud saya"
Andra kembali tersenyum. Sambil memegang bawah baju seragam Kak Fikran. Jantungnya jedag jedug tidak beraturan. Dirinya seperti menghadapi orang yang sedang menagih hutang.
"Udah ayo masuk" ajak Pak Bimo
"Ayo Ndra"
Andra memasuki mobil nya bersama Kak Fikran mereka berdua duduk di belakang dan tidak lama kemudian mobilnya melaju.
Aneh. Di luar tadi cuacanya begitu terik, namun ketika mobil sudah bergerak awan hitam menutupi awan biru. Rintik hujan pun mulai berjatuhan di kaca mobil Kak Fikran.Andra mendekati kaca mobil itu, kepalanya menyender melihat ke jalanan seolah-olah hatinya merasa tenang dengan suasana ini. Sakit hati karena dia sendirian tadi di lapangan utama pun sekarang merasa terobati dengan hanya menyaksikan hujan di kala mobil bergerak.
Tiba-tiba lima jari tangan Kak Fikran menyentuh kepala Andra, tangan itu mengusap-usap kepala Andra dengan lembutnya. Andra begitu amat tenang mungkin dirinya kini sudah terbawa oleh perasaan.
Rasa yang pernah Andra simpan sejak satu tahun yang lalu kepada Reyzan bisa hilang begitu saja saat Kak Fikran ada di dekatnya. Dalam lubuk hati Andra semoga Kak Fikran menyukai dirinya. Dan itu pasti akan membuat Andra terlepas dari jeratan suka kepada si pria Kutub Utara itu.
✧✧✧
Andra terlentang diatas kasurnya yang mini, beberapa hari setelah pembagian Raport Andra merasa sangat lega, karena ibunya kini sudah sehat kembali.
Andra membuka layar ponselnya, disana ada banyak notifikasi yang muncul. Salah-satunya adalah notifikasi Whats app Andra membuka room Whats appnya. Di grup Kim, Fay dan dirinya banyak pesan tertera disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daviandra Elsa
Teen FictionGadis ini bernama Andra sosok wanita kuat yang selalu terlihat baik-baik saja di depan orang. Seorang Ayah yang membuat dirinya merubah imannya menjadi gadis biasa pada umumnya. Hati yang Andra miliki tidak tertata dengan rapih, bagaikan serpihan ya...