Bab 10

1.2K 121 10
                                    

***

Feli masih belum sadar, namun dokter sudah memeriksa dan menanganinya. Sejak tadi Dio terus berada di samping Feli, melamun dan masih mencerna apa saja yang dikatakan dokter tadi.

Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, Feli hamil, dan itu adalah anaknya. Padahal dulu saat berhubungan dengan Feli, Dio mengeluarkannya di luar karena tak ingin Feli hamil, tapi sekarang kenapa malah hamil?

Dio pun menjelaskan semuanya pada dokter, dan kata dokter meskipun ia ejakulasi di luar kemungkinan hamil itu masih tujuh puluh persen, karena cairan pelumas yang Dio keluarkan itu sudah mengandung sperma. Maka percuma saja ia ejakulasi diluar, karena hal itu akan tetap membuat Feli hamil.

Dio pun bingung, ia tak tahu harus berbuat apa, padahal ia sudah berusaha untuk melupakan segalanya, tapi sekarang kenapa masalahnya malah menjadi semakin runyam seperti ini.

Bagaimana mungkin ia bisa menghamili keponakannya sendiri seperti ini? Apa kata Daniel dan Bella nanti kalau mereka berdua sampai tahu? Terutama keluarga Wijaya, mereka pasti akan sangat membenci Dio.

"Hhh... Tuhan aku harus apa? Kenapa semua jadi begini?" Keluh Dio sembari mengusap wajahnya dengan kasar.

Ia pikir ia akan bisa hidup tanpa Feli, semua urusannya dengan keponakannya itu sudah selesai, tapi sekarang masalah diantara mereka berdua tak sekecil itu, ada anak yang harus mereka pertanggung jawabankan. Dio tak mungkin bisa lari, ia bukan pengecut, ia bukan pecundang. Ia tak mungkin lepas tanggung jawab begitu saja. Apalagi yang ia hamili adalah Feli, wanita yang terlarang bagi dirinya.

"Maaf mas! Ini saya bawakan makanan, kali aja mas laper." Tawar Tika pada Dio, Dio pun hanya balas mengangguk saja tanpa suara membuat Tika semakin sungkan. Dio memang sangat tampan, tapi sepertinya pria itu sangat tidak bersahabat. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh akrab dengannya, dan Tika bukanlah salah satunya.

"Sejak kapan Feli sakit?" Tanya Dio tiba-tiba membuat Tika langsung terkejut, dugaannya salah, ternyata Dio tak sedingin itu.

"Se-se-sejak dua harian mas, iya..."

"Kamu tau dia hamil?"

"Kalau soal itu sa-saya nggak tau sama sekali mas." Tika sebenarnya sangat terkejut mendengar kehamilan Feli, pasalnya yang ia tahu bosnya itu bukanlah wanita yang seperti itu, yang suka pergi ke club, yang suka membawa laki-laki ke apartemen, dan yang suka bergaul dengan orang-orang yang tidak benar, Feli bahkan sangat selektif, ia hampir tak punya teman, lantas bagaimana mungkin Feli bisa hamil? Kira-kira siapa laki-laki yang menghamilinya?

"Engh..." Suara rintihan Feli lansgung membuat Dio dan Tika menoleh kearah gadis itu dengan terkejut, akhirnya Feli sudah sadar, mereka berdua pun bernafas lega.

"Syukurlah non akhirnya sadar, aku lega banget non." Ungkap Tika dengan penuh rasa senang.

"Anakku..." Gumam Feli lirih sembari meraba perut datarnya, ia masih tak tahu jika disana ada Dio disampingnya.

"Anak non baik-baik aja, cuma kandungan non Feli agak lemah, kata dokter non harus banyak-banyak istirahat nggak boleh banyak gerak." Jelas Tika pada Feli, ketika menoleh kesamping, Feli pun dibuat terkejut dengan keberadaan Dio, ia tak menyangka jika laki-laki yang sangat ia cintai itu ada disini. Tapi bukannya bagus Dio ada disini dan mengetahui kehamilannya? Mereka berduakan akhirnya bisa menikah, tapi kenapa Feli malah ragu dan takut begini.

"Tika! Boleh tinggalkan kami berdua? Saya mau bicara sama Feli." Pinta Dio dengan nada tegas, pria itu terus menatap Feli dengan tatapan mengintimidasi membuat Feli merasa takut.

"Tap-" Tika tampak ragu, tapi aura menakutkan yang Dio tunjukkan membuatnya mau tak mau harus segera meninggalkan ruangan Feli. "Baik mas." Angguknya, lalu iapun segera meninggalkan ruangan Feli meskipun rasanya masih belum rela.

Kini di dalam ruangan hanya ada Dio dan Feli yang masih saling menatap satu sama lain, Dio yang menatap Feli penuh intimidasi, sedangkan Feli menatap Dio dengan tatapan takut.

"Kamu tau kamu hamil?" Tanya Dio, namun hanya dibalas anggukan oleh Feli, Feli yang melihat wajah mengeras Dio pun segera memalingkan wajahnya. "Tatap aku kalau kita sedang bicara!" Seru Dio membuat Feli kembali menatap wajah pria itu takut-takut, Dio kalau sedang marah sungguh menyeramkan.
"Terus kenapa kondisi kamu drop kayak gini? Kamu tau kalau anak itu hampir aja celaka gara-gara keteledoran kamu yang nggak becus jagain dia?" Airmata Feli kembali mengalir, kata-kata ketus Dio sungguh melukainya, ia sungguh tak punya maksud untuk menyakiti anaknya, ia bahkan baru tahu kalau dirinya hamil. "Nggak becus jaga anak aja mau sok-sokan hamil anakku." Gumam Dio dengan nada kesal, ia tahu jika semua ini adalah ulah Feli, ia tahu betul siapa Feli, Feli akan melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang ia mau, termasuk dirinya sekarang.

"A-a-aku akan rawat dia sendiri, a-aku nggak akan repotin mas Dio, aku akan ikut mama Alice di Amerika dan kuliah disana sambil jagain an-"

Cup

Kedua mata Feli langsung melotot, bibir tipis Dio langsung melumat bibir mungilnya begitu saja tanpa permisi, membuat Feli benar-benar sangat terkejut dibuatnya.

"Kamu pikir membesarkan anak sendirian itu mudah?" Tanya Dio setelah melepaskan pagutannya. "Hhh... Aku udah janji, akan lakuin apapun demi kebahagiaan kamu, selama ini kamu sudah cukup menderita karena penolakan banyak orang termasuk aku. Kita akan menikah dan membesarkan anak itu sama-sama." Ujar Dio membuat Feli lansgung membungkam mulutnya tak percaya.

"Mas tap-"

"Nggak ada tapi. Aku akan urus segalanya secepatnya." Sahut Dio membuat Feli semakin menangis sampai sesenggukan, Dio yang tak tega melihat wanitanya menangis pun langsung memeluk tubuh Feli dan menenangkannya.
"Harusnya kamu nggak perlu melakukan hal kotor seperti ini untuk bisa mendapatkanku, tapi mau gimana lagi, semuanya udah terlanjur. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya, dan aku udah nggak peduli lagi apapun respon mereka nanti. Kamu akan bahagia, kita akan bahagia hm?"

"He'em." Feli mengangguk-angguk dengan antusias, impiannya akhirnya terwujud. "A-aku pikir, kamu nggak akan mau tanggung jawab, kamu benci sama aku, kamu nggak akan mungkin mau nikah sam-"

"Kamu tau betul aku bukan laki-laki pengecut, aku nggak akan mungkin lari dari tanggung jawab. Dulu masa kecilku sangat menyedihkan, dan aku nggak mau anakku mengalami hal yang sama kayak aku."

"Aku percaya." Balas Feli dengan nada bergetar dan tangisan haru, ia sungguh tak menyangka jika rencananya akan berhasil, Dio bahkan mengetahuinya tanpa mau menghakimi dirinya. Feli sungguh lega, rasanya sangat luar biasa bahagia.

***

TBC

Typo no edit, baru up, berhari-hari kehilangan gairah wkwkwkwk 🤪

Yang mau promo, lgsg chat! 085854904480 pdf masih anjlok bgt harganya.

OnnaDio (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang