Dengarkan alunan pemanggil nyawa yang kian merdu; memekikkan telinga, hingga berdarah sekujur tubuhku merinding. Aku yakin, tubuhku tak lagi bermakna. Selain sayatan dan berbagai keputus-asaan yang menutupi daging ini, aku hanya seonggok nyawa yang berjalan bagai zombie.
Nyanyikan lagu kematian, biarkan aku melepas hasrat manusiaku. Menyatu bersama para iblis penikmat nafsu, aku ingin segera menjadi pemburu dosa yang tak pernah bisa kusentuh.
A.n
#nidiana
KAMU SEDANG MEMBACA
Metro City
PoetryIntrik, politik, cinta dan anarki yang menjadi satu dalam hiruk pikuk Kota. Metro City, kota imajinasi.