Waktu berlalu, tanpa kusadari yang tersisa hanyalah mimpi
Siang dan malam, tak kutahui pasti
Mana realitanya
Mana yang fana
Drama hidup yang kujalani
Tanpa akhir meski t'lah kucoba akhiri
Debu-debu penyesalan menutupi jiwa
Menekan mimpi-mimpi indah ini
Dalam gelap malam,
Aku merangkak menuju cahaya
Kemudian fajar datang,-dingin
Kepalaku beku, aku frustasi dalam gejolak emosiAkankah masa depanku terus begini?
Hening menyelimuti pikiranku
Aku serasa melihat diriku
Masa depan yang mengejarku
Kuhela napas,-lega. Aku baik-baik sajaDi bawah langit biru, aku mendongak ke atas
Kutatap matahari dengan pasti
Panasnya tidak menggetarkan hati
Aku berdiri dengan pasti
Aku tak menyerah
Aku masih bertahan
Mengejar cahaya yang lama kunanti
Kemenangan yang kudamba selama iniAku tak menyerah
Mengejar kemenangan atas kebanggan diri
Aku tak menyerah
Meski mati, aku akan mati tersenyum,-PUAS.A.N
#nidiana
KAMU SEDANG MEMBACA
Metro City
PoetryIntrik, politik, cinta dan anarki yang menjadi satu dalam hiruk pikuk Kota. Metro City, kota imajinasi.