Don't Cry For Me

550 39 16
                                    

HWANG SINB : GADIS 22 TAHUN, MAHASISWA TINGKAT AKHIR, KEBANGSAAN INDONESIA.

KIM SOWON : GADIS 22 TAHUN, MAHASISWA TINGKAT AKHIR, KEBANGSAAN KOREA SELATAN.

























"Sinb itu anak kebanggaan mamah, makanya saat dia dapat beasiswa untuk kuliah disini mamah usahakan agar dia bisa berangkat kesini. Satu hal yang bahkan tak pernah terpikir oleh mamah. Ya maklum lah, kami keluarga yang biasa-biasa saja."

"Iya tante."

"Panggil mamah saja nak."

"Um, iya mah. Sinb itu paling pintar di kelas. Sejak awal masuk kuliah kami satu kelas dan sering juga satu kelompok untuk beberapa tugas. Dia itu hebat mah."

"Dia itu memang cerdas nak, kepintarannya itu menurun dari almarhum ayahnya. Nak Sowon, tolong mamah ya bukakan kotak yang di atas meja itu."

"Iya mah," Sowon meraih sebuah kotak cokelat yang tak terlalu besar. Dibukanya menggunakan pisau kecil.

"Ini apa mah isinya? Seperti bahan masakan?"

"Iya Sowon, itu bahan-bahan untuk membuat seblak. Sinb suka sekali seblak."

"Aaahh, iya mah aku ingat, aku pernah dengar dia cerita. Jadi ini bahan-bahannya mah?"

"Iya anak cantik, bantu mamah sini buatin seblak untuk Sinb."

"Iya mah." Sowon membawa semua bahan yang ada di dalam kardus ke dekat mamah Sinb yang tengah menyiapkan ceker ayam sebagai campuran dan juga saute pan untuk mengolahnya.

-

-


























"Sowon, bungeoppangnya hanya tersisa satu. Huh, ini juga aku dapatkan setelah aku mengantre panjang." Sinb melepas sepatunya terburu-buru, masuk ke dalam dengan kantong plastik ditangannya. Sesampainya di dalam, ia berdiri mematung memandangi punggung seorang wanita yang sangat tak asing baginya.

"Mamah?"

Wanita yang sudah menginjak usia empat puluh tahunan itu pun menoleh, "Sinb anakku...."

Sinb segera menghamburkan diri untuk memeluk mamahnya yang sudah satu tahun tak bertemu, "Mamah tak mengabariku mau kesini? Kapan sampai? Baik-baik saja kan?" Sinb memegangi bahu mamahnya dan memperhatikan wanita yang telah melahirkannya itu dengan seksama.

"Tentu mamah baik-baik saja, mamah sengaja tak mengabarimu, mamah ingin memberi kejutan untukmu." Sang mamah menangkup wajah anak kesayangannya itu. "Pipimu semakin besar saja, sepertinya kau makan dengan baik disini." Ucap sang mamah menggoda Sinb.

"Aahh mamah." Sinb kembali memeluk erat mamahnya. "Aku rindu sekali mah, maafkan aku karena belum sempat pulang, sampai harus mamah yang mendatangiku kesini."

"Tak apa nak, mamah tahu saat ini kau sedang sibuk-sibuknya." Diusapnya bagian belakang kepala Sinb dengan penuh kasih sayang.

Sowon yang sejak tadi masih berada di dekat ibu dan anak itu hanya dapat memandang haru pertemuan yang sangat emosional di depannya, tentunya sambil memantau seblak untuk Sinb yang sebentar lagi matang.

-

-









































Dua hari kemudian

~

"Bi... Sinb... Bi aku mau pinjam buku catatan materi kuliahmu selasa kema-"

One Shot KSJ x HEB ( Sowon x SinB ) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang