Mianhae

852 48 13
                                    

¦¦¦


"Uh, hujan lagi." Gumam seorang pria yang baru saja keluar dari gedung perkantoran.








"Sepertinya aku akan pulang telat lagi hari ini, maafkan aku tidak mendengarkan ucapan mu agar membawa payung sayang." Ucapnya seorang diri.






"Oppa ......"



Pria itu menoleh ke arah sumber suara.






"Eo, Umji-ya ... Kau baru pulang?" Tanya sang pria ketika Umji sudah disampingnya.

"Ne Oppa, pekerjaan ku menumpuk hari ini. Oppa sedang apa disini?"

"Emm... Akuu... "





"Aaaa... Pasti Oppa menunggu hujan reda karena tidak membawa payung lagi kan?" Tukas Umji kepada pria yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri itu.

"Kau hafal sekali, ehehe." Pria itu mengusap tengkuknya canggung.

"Kajja Oppa, aku membawa payung." Umji membuka payungnya.

Mereka berjalan bersama menuju halte untuk pulang ke rumah masing-masing.

°°°










"Sayang aku pulang ... Aku membeli hotteok di ujung jalan depan, hotteok kesukaan mu. Ayo makan bersama selagi hangat." Seru pria itu ketika membuka pintu rumahnya yang terasa sepi.










"Eoo? Kau sudah membelinya tadi siang?" Ketika melihat bungkus bekas hotteok di tempat sampah.

"Baiklah aku akan menghabiskan ini sendiri kalau begitu. Lanjutkanlah tidur mu, maaf sudah membuatmu terbangun sayang." Menyantap hotteok yang dibawanya seorang diri.

°°°








"Selamat pagi Oppa" Sapa Umji.

"Pagi juga Umji-ya."







"Wohooo... Lihatlah, Oppa rapih sekali hari ini. Terlihat berbeda dari biasanya. Apa ada yang spesial hari ini?" Selidik Umji yang melihat Oppa nya begitu berkharisma dalam balutan Jas.

"Ehehe ... Otte?" Pria itu tersenyum lebar berlenggak - lenggok di depan Umji menunjukkan pakaiannya.

"Tentu saja hari ini spesial Umji, jangan bilang kalau kau melupakannya." Pria itu memicingkan mata.

"Lupa??? Tentu saja tidak Oppa. Aku hanya senang menggoda mu." Cengir Umji.

"Yaakkk!!! Kau ini sama saja dengan Unnie mu." Pria itu menjepit hidung Umji gemas.

"Hari ini kau tidak lembur lagi kan eo?" tanya Pria itu memastikan.

"Aku sudah izin cuti setengah hari Oppa untuk hari ini, jadi kau tidak perlu khawatir." Umji memberikan kedipan matanya.

"Kau tidak pernah mengecewakan ku," pria itu mengacak rambut Umji lalu berjalan masuk menuju gedung perkantoran.

"Aaa ... Oppa ... " Merapihkan rambutnya dan berlari kecil untuk segera masuk juga ke area perkantoran, "Oppa tunggu aku."

°°°













"Kita mampir ke toko kue sebentar ya Oppa," Ucap Umji saat mobil mereka baru saja keluar dari area parkir kantor.

"Nee Umji, aku juga ingin membeli bunga."

"Di pertigaan depan saja kalau begitu Oppa, toko bunganya tepat di sebelah toko kue yang ingin ku beli." Ujar Umji menunjukkan arah.

"Arra yo, aku sering kesana." Pria itu tersenyum dari balik kemudi.

Umji menatap pria itu tersenyum, "Ah ne, itu tempat favorit Unnie."

°°°











Umji dan pria itu sampai di tempat tujuan mereka setelah singgah sebentar untuk membeli bunga dan kue. Mereka keluar dari mobil dan berjalan menaiki bukit kecil.

"Hhuuaahhh ... Sejuk sekali," Umji menghirup udara segar khas perbukitan, merentangkan kedua tangannya lebar - lebar seolah membiarkan semilir angin memeluk tubuhnya.








"Annyeong Sayang," Sang pria.
"Annyeong Unnie," Umji.





Mereka menyapa berbarengan, kemudian tersenyum saling pandang.









"Sayang lihatlah aku memakai setelan rapih, bukan kah kau sangat menyukainya?" Lagi, Pria itu memamerkan pakaiannya.

"Dan ini bunga kesukaan mu, umji juga membawa cake favorit mu. Iya kan Umji?" Pria itu menoleh ke arah Umji yang berdiri di belakang nya.

"Ah, nee Unnie. Ini ...." Menunjukkan cake yang dibawanya.









"Sayang aku merindukanmu. Apa kau tidak merindukanku? Mengapa tidak pernah datang ke dalam mimpiku?" Pria itu menatap Gundukan tanah bertuliskan nama Sowon lekat - lekat.




"Aku berjanji tak akan menangis kali ini, karena kau paling benci kalau melihat air mataku jatuh di hari ulang tahun mu. Aniy ... bahkan kau hanya ingin melihat orang - orang terdekat mu bahagia." Pria itu tersenyum perih.




"Tapi sayang, apa sekarang kau sudah bahagia?" Ucapnya terputus.









"Aku ... Aku ... Masih sangat menyayangimu bahkan setelah 3 tahun kepergianmu aku masih merasakan bahwa kau tetap ada bersamaku. Hiks.. Hiks..." Pria itu tak kuasa membendung sungai air mata yang sudah membanjiri mata nya. Dia kini bertumpu pada lututnya karena kaki nya terasa begitu lemah untuk menopang tubuhnya. Diusapnya berkali-kali batu nisan istrinya dengan linangan air mata yang tak henti.







Umji tak mampu berkata - kata, hatinya pilu melihat Sinb yang masih begitu menyayangi Unnie nya. Umji sangat tahu kalau Sinb selalu menyembunyikan kesedihan hatinya seorang diri semenjak kepergian Sowon. Sinb selalu berusaha terlihat ceria di luar, meskipun sebenarnya hatinya begitu rapuh dan merindukan sosok Sowon.















"Oppa jangan menangis lagi, Unnie akan sedih jika melihat Oppa seperti ini." Umji menepuk bahu Sinb menenangkan kakak ipar nya yang masih merasa sangat kehilangan.







"Ne Umji-ya, aku akan berhenti menangis." Sinb mengangkat wajahnya, mengusap kasar air matanya dan tersenyum memandang makam Sowon.










"Lihatlah sayang, adikmu sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik juga pintar sama seperti mu." Sinb merangkul Umji.











"Unnie aku merindukanmu, hiks ...." Bulir bening meluncur dari mata Umji.














"Jangan menangis Umji-ya nanti Unnie mu akan menjewer kuping mu." Ucap Sinb mengurai kesedihan mereka.














"Unnie mu sekarang sudah bahagia disana, dia juga pasti ingin kita bahagia disini. Tersenyumlah eo?" Sinb mengeratkan rangkulannya pada bahu Umji.













"Sayang aku dan Umji pamit pulang yaa, selamat ulang tahun istriku tercinta." Sinb mengecup nisan Sowon untuk pamit.



















"I love sayang," Sinb.
"Unnie saranghae," Umji.












~End










Jangan lupa kasih vote
Dan kalau ada masukan boleh selipin di komentar ^^

Terima kasih sudah membaca









SF1027












One Shot KSJ x HEB ( Sowon x SinB ) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang