–A.N.G.G.A.K.A.R.I.N–
Tring! Tring! Tring!
"Akhirnya!" Violet berseru senang ketika mendengar bel pulang berbunyi.
Tak hanya Violet, namun seisi kelas XII IPS 3 juga berteriak heboh mendengar bel pulang.
Karin tidak memperdulikan kehebohan Violet dan teman-teman sekelays, ia sibuk mengemasi buku-buku dan alat tulisnya. Sedangkan Berry menatap aneh ke arah Violet yang sekarang sedang berjoget-joget tidak jelas.
"Sehat lo, Let?" tanya Berry.
Violet menoleh ke belakang. "Lat let lat let. Vi, bukan let. Jatuhnya jadi lelet," protes Violet tak terima.
"Gak pa-pa. Orang-orang juga tau, kalo lo orangnya lelet," celutuk Karin tanpa melihat Violet yang berada di sampingnya.
"Karin jahat!" seru Violet, lalu kembali duduk dengan kesal.
"Ck, Bu Musa kemana, sih? Sampe bel pulang belum dateng-dateng juga." Berry berdecak kesal ketika Bu Musa—guru Bahasa Inggris kelas XII—tak kunjung kembali dari ruang guru.
"Tau, ke ruang guru lama banget," ujar Karin menopangkan dagunya.
Tak lama, seorang wanita paruh baya, yang memakai kerudung berwarna hitam memasukki ruangan, kelas pun menjadi hening. Terlihat wanita tersebut membawa setumpuk kertas, entah apa isinya.
"Maaf anak-anak, Ibu tadi ada urusan sebentar," ucap Bu Musa sambil menaruh lembaran-lembaran itu.
"Ini adalah hasil ulangan harian Bahasa Inggris kalian. Dan ada beberapa anak, yang nilainya merah," lanjut Bu Musa dengan nada mengintimidasi.
Nada bicara Bu Musa membuat seisi kelas bergidik ngeri. Karin terkekeh melihat raut wajah Violet yang berubah menjadi pucat pasi.
"Karin, bagikan ulangannya," perintah Bu Musa menatap Karin yang berada di depannya.
"Siap, Bu!" seru Karin mengacungkan jempolnya.
Karin mulai beranjak dari tempat duduknya, lalu mengambil lembaran-lembaran tadi, dan membagikannya kepada semua murid yang berada di kelas itu. Setelah selesai, Karin kembali ke mejanya dan terkekeh geli melihat raut wajah Violet.
"Kusut amat tu muka," celutuk Karin.
Violet mendelik ke arah Karin. "Diem!"
Karin tergelak. Violet itu pintar dalam bidang seni, tapi tidak dalam bidang bahasa. Seperti saat ini, nilai Bahasa Inggris Violet bahkan lebih buruk dari sebelumnya.
"Oke. Karena sudah waktunya kalian pulang, silahkan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai," titah Bu Musa.
Mereka semua berdoa dengan hikmat, sampai suara seseorang membuat mereka terperajat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
27 Hari
Teen FictionSelamat membaca kisah Anggarin: Anggada Brawijaya & Karina Libby❤ Hai, Angga! Tujuan hidupku. Apa kabar? Aku mau cerita sesuatu, nih! 27 hari untuk Angga dan Karin. -Karina Libby Setelah Angga meminta putus, Karin yang tidak ingin kehilangan tujua...