Selamat membaca kisah Anggarin: Anggada Brawijaya & Karina Libby❤
Hai, Angga! Tujuan hidupku.
Apa kabar?
Aku mau cerita sesuatu, nih!
27 hari untuk Angga dan Karin.
- Karina Libby
Setelah Angga meminta putus, Karin yang tidak ingin kehilangan tuju...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-A.N.G.G.A.K.A.R.I.N-
"BANGSAT!!!"
Angga menendang perut Sion-anggota Garda kelas XII- hingga membuat Sion tersungkur dan terbatuk-batuk.
Angga menggeram marah. "Kenapa semalem lo bawa Tania ke tempat itu, hah?!"
Angga mendekati Sion dan menarik kerah pemuda itu.
"Jawab sialan?!" gertak Angga dengan nafas yang tidak beraturan.
Sion tertawa keras. Ralat, sangat keras. Ia memandang remeh Angga, dan mengangkat sudut bibirnya.
"Lo marah?" ledek Sion menaikkan sebelah alisnya.
Angga tidak menyukai tampang Sion yang sekarang. Menurutnya itu sangat-sangat menyebalkan!
"Gue gebetannya! Jadi, gue berhak marah!" bentak Angga, ia menekankan setiap kalimatnya.
Sion lagi-lagi dibuat tertawa. "Gebetan belum tentu jadian."
Ibay dan Dewa sontak tergelak mendengar kalimat yang dilontarkan Sion. Sementara Andromeda hanya bersedekap menonton Sion dan Angga. Gevan tidak ikut ke Warning–warung Naning–karena suatu alasan. Ultra? Lagi bucin.
Mendengar perkataan Sion membuat Angga makin meradang. "Sialan! Gue pasti bakalan jadian sama Tania!"
"Jadian? Emang ... lo bisa dapetin dia?" tanya Sion remeh.
Angga mengangguk cepat. "Bisa! Gue bakalan jadian sama dia dalam waktu dekat ini!"
Sion bertepuk tangan. "Tania, Karin, Gita. Habis ini siapa lagi?"
"Adek lo boleh juga." Angga mengusap dagunya pelan.
Kalimat Angga membuat emosi Sion memuncak. Sedangkan inti Garda yang mendengarnya membelalakkan matanya terkejut.
"ANJING!!!"
Bugh!
Sion memukul rahang Angga dengan keras.
Sedangkan Angga yang menerima pukulan tersebut, hanya terkekeh ringan. Dia tidak mungkin segila itu untuk menjadikan adik Sion sebagai pacarnya.
Ibay menganga tidak percaya mendengar perkataan Angga. Ia kemudian menyenggol lengan Dewa yang berada di sebelahnya.
"Serius Angga mau macarin bocil?" ujar Ibay.
Dewa menggelengkan kepalanya. "Bukan masalah bocilatau bukan."
"Terus masalahnya apa?"
"Masalahnya, adiknya Sion itu cowok." Dewa menatap Angga ngeri.
Ibay mengangguk paham. Dia baru mengetahui jika adik Sion adalah laki-laki, bukan perempuan yang ia kira selama ini.