Malam tadi, Mike tertidur dengan bersandar pada pohon dengan tumpukan salju sebagai alasnya. Karena tak masuk tenda, membuatnya terkena salju dibeberapa bagian tubuhnya, terutama kaki.
Dia mengerjap saat merasakan ada seseorang yang sedang menyisihkan salju di kakinya.
"Eh, terimakasih Rio." Ucapnya.
"Iya, apa tadi malam turun badai salju? Bahkan badanmu basah semua, Mike."
"Mungkin aku bisa memanaskan diri,"
Mike berdiri lantas menepuk-nepuk tubuhnya dari salju. Matanya terpejam, nampak fokus hingga yang Rio lihat adalah asap yang mengepul keluar dari tubuh Mike.
"Andai aku bisa memanaskan diri, aku tidak akan sedingin ini." Ucap Dave yang baru saja bangun dan keluar dari tenda.
"Mau aku panaskan?" Mike bersiap dengan kedua telapak tangan yang sudah terbuka, siap untuk memunculkan api yang besar.
"Lebih baik kau nyalakan api unggun itu lagi, Mike." Ucap Arsen yang tiba-tiba datang entah dari mana.
Mike mendekat kearah tumpukan kayu yang ditata sedemikian rupa, ia melempar api dari tangannya dan tumpukan kayu itu menyala.
"Dimana Rio, Leon, Vinn, dan Axel?" Tanya Mike.
"Rio dan Leon pergi mengambil air sementara Vinn dan Axel sedang mencari buah-buahan." Jawab Arsen.
"Woah! Ikan yang besar!" Ucap Leon saat ia dan Rio mendekati ketiga orang lainnya yang sedang menghangatkan diri.
"Kau memancing?" Tanya Dave.
Leon menggeleng, "Berkat Rio si reinkarnasi dewa Poseidon itu, dia dapat menangkap ikan dengan mudah."
"Wow, cepat bakar ikannya. Perutku sudah kelaparan dan minta diisi."
Vinn dan Axel datang tak lama kemudian dengan membawa satu keranjang penuh apel, pir, dan buah peach. Rio menatap takjub pada keranjang yang dibawa oleh Vinn dan Axel.
"Kalian mencuri?" Tuduh Dave.
"Kami membantu beberapa elf yang yang sedang memanen buah, dan kami diberikan buah sebanyak ini." Jawab Axel.
"Kalian membakar ikan?! Mauuu..." Ucap Vinn seraya berlari mendekat.
Dave dan Arsen yang kebagian membakar tiga ikan yang dibawa oleh Rio dan Leon. Sementara sisanya hanya menonton saja.
"Apa kita terus di hutan saja, Mike? Apa tidak sebaiknya kita masuk desa?" Tanya Axel.
"Boleh juga, bagaimana kalau sehabis sarapan? Kita berberes, lalu masuk desa."
Beberapa menit kemudian, tiga ikan bakar sudah matang dan mereka langsung memakannya.
Ini adalah pertama kalinya mereka terlempar ke zaman Rumania yang masih sangat terbelakang dalam teknologi. Masih diliputi oleh beragam makhluk mitologi yang bahkan mereka tak tahu dalam zaman Rumania modern.
Mereka sama sekali tidak mengenal orang di zaman ini, sesungguhnya benar apa kata Vinn di chapter sebelumnya "teleportasi sialan."
Mereka terjebak disini dan tak mengetahui cara kembali ke Rumania modern.
"Oh iya," celetuk Mike membuat keenam temannya yang sedang berberes, menoleh ke reinkarnasi dewa Hades itu. "Kita harus berbaur, layaknya warga sekitar. Dan jangan mencurigakan, dan untukmu Rio, jangan lihat kan jati dirimu dulu. Kita adalah warga biasa, mengerti?"
Semua mengangguk, dan setelah barang-barang itu dirapikan dan dimasukkan ke dalam ransel masing-masing, mereka kembali berjalan tanpa tujuan.
Mike dan Arsen berjalan dahulu, disusul Dave dan Rio dibelakang mereka, sementara Axel, Vinn, dan Leon berjalan dibelakang Dave dan Rio.
Suara bising terdengar saat mereka hampir dekat dengan desa, dan ternyata mereka muncul dari hutan didekat pasar desa itu.
Kegiatan jual beli disana cukup unik dengan tenda-tenda penjual yang berjajar rapi, juga sepertinya mereka tidak selalu menukarnya dengan uang, namun juga dengan barang maupun ternak.
"Aku mencium bau roti yang sangat enak, apakah kau menciumnya juga Dave?" Tanya Vinn.
"Iya, eumm... Baunya sangat enak, membuatku lapar lagi."
"Kita tidak punya uang, jangan mengada-ada ingin beli ini-itu," ucap Mike.
Axel berlari sedikit untuk bisa menepuk bahu lebar Dave. "Aku menemukan tiga koin emas disaku celanaku, mungkin bisa untuk membeli beberapa makanan."
"Wah! Tepat sekali, perutku sudah lapar lagi." Ucap Vinn.
"Bukannya kau tadi yang paling banyak makan ikan? Bahkan kau juga sudah memakan dua buah apel, masih kurang?" Tanya Leon, ia membenarkan letak tasnya kemudian berlari menghampiri Mike.
"Bagaimana?" Tanya Mike pada Arsen.
"Aku ikut saja," jawab Arsen sedikit melirik Dave, Axel, Vinn, dan Rio. "Mereka akan sangat berisik saat lapar."
"Hei hei! Sepertinya baunya dari sana, ayo!" Dave berlari dengan sangat semangat.
Mike menepuk bahu Rio, "Jangan perlihatkan tanda dipergelangan tanganmu."
Rasanya, Dave sudah seperti lama tak makan. Hanya dengan mencium aroma roti yang dibakar saja mampu membuatnya lapar untuk kedua kalinya.
"Permisi Bu, harga roti ini berapa?" Tanya Axel.
"Kau ingin membeli berapa? Atau apa yang ingin kau tukar?" Tanya ibu-ibu penjual roti itu.
"Kami punya lima koin emas, apa itu cukup?"
Ibu penjual itu melebarkan matanya, kaget tentu saja. "Itu sudah cukup untuk membeli seluruh isi lapak jualku, kalian dari mana memangnya?"
"Kami dari negara diseberang, kesini karena ingin mencari pengalaman." Jawab Mike.
Dave yang bagian menunjuk roti yang akan dia inginkan, dia tidak maruk tentu saja, dia juga memilihkan masing-masing roti kepada teman-temannya.
"Jadi, semuanya berapa Bu?"
"Satu koin emas saja cukup," ucap si ibu penjual dan Axel memberikan satu koin emas itu.
"Kami mau bertanya, Bu." Tanya Arsen sambil mendekat kearah ibu penjual tadi.
"Ya, tanyakan saja."
"Apa disini ada penginapan?"
"Penginapan?" Wanita itu nampak berpikir sejenak, lantas berucap. "Aku mempunyai satu rumah lagi yang tidak aku tinggali, mungkin tidak terlalu besar namun cukup untuk kalian bertujuh."
"Wah terimakasih, Bu." Ucap Rio kepalang senang.
"Iya, kalian lurus saja kesana, lalu belok kiri lurus terus, jika sudah menemukan pohon oak, kalian sudah dekat. Tanyakan saja ke orang-orang letak rumahku, pasti mereka tahu."
Mike mengangguk mengerti kemudian dia memimpin jalan. Cukup lama berjalan ternyata letak rumah ibu penjual roti tadi dekat dengan hutan. Dan mengetahui fakta tersebut, Rio bertambah merinding.
"Bagaimana kalau ada werewolf lagi?" Tanyanya takut-takut.
"Mereka semua akan dibasmi Mike kalau sampai mendekati kita semua," jawab Dave. "Benar kan Mike?"
"Iya."
Mike hendak membuka pintu itu, namun yang dibuat oleh tangannya malah merusak engsel pintu membuat semuanya berteriak marah.
"MIKE MATTHEW!"
÷÷÷ TO BE CONTINUED ÷÷÷
Fyi : ini draf terakhir di wp, dan aku akan benar-benar seret update. Mian:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reincarnation of the God Olympus
Fanfictionᵗʰᵉ ʳᵉⁱⁿᶜᵃʳⁿᵃᵗⁱᵒⁿ ᵒᶠ ᵗʰᵉ ᵍᵒᵈ ᴼˡʸᵐᵖᵘˢ? ᵗʰᵉ ˢᵉᵛᵉⁿ ᵒᶠ ᵗʰᵉᵐ ʷⁱˡˡ ᵏⁿᵒʷ ʷʰᵒ ᵗʰᵉʸ ᵃʳᵉ ᵃⁿᵈ ᵐᵃᵏᵉ ᵗʰᵉ ʷᵒʳˡᵈ ᵐᵘᶜʰ ᵇᵉᵗᵗᵉʳ ᵃᶠᵗᵉʳʷᵃʳᵈˢ. ᵃʳᵉ ʸᵒᵘ ʳᵉᵃᵈʸ ᵗᵒ ʳᵉᵃᵈ ᵗʰᵉ ᵃᵈᵛᵉⁿᵗᵘʳᵉ? ✨Rank : #2 Olympians (1/February/2021 - now) #3 Olimpus (1-12/February/2021) #3 Teleporta...