12

369 38 9
                                    

Terhitung dua Minggu lagi sebelum titik matahari musim dingin terjadi. Mike dan Arsen sedang bersiap untuk menemukan jati diri ketiga teman mereka.

"Mike, menurut mu apakah kita bisa langsung kembali setelah kita mengetahui jati diri kita yang sebenarnya?" Tanya Leon yang baru saja keluar dari rumah dengan membawa segelas minuman cokelat panas. "Aku jadi rindu ibuku." Ucapnya sambil meminum cokelatnya.

"Aku rasa tidak," jawaban dari Mike membuat Leon dan Arsen sedikit kaget, oh bukan, tentu saja mereka sangat kaget. "Maksudku, kita tidak akan terlempar ke dunia ini kalau tidak ada misi bukan? Aku rasa setelah misi yang diberikan kepada kita selesai, kita akan kembali."

"Tapi, bagaimana caranya?" Rio yang rupanya sedari tadi mendengarkan percakapan mereka di teras akhirnya keluar dari dalam rumah, ikut menimbrung dengan duduk tepat disebelah Leon.

"Nah itu aku tidak tahu, nanti coba aku tanyakan pada Mark, barangkali dia tahu dan bisa membantu kita untuk kembali." Mike berdiri dari duduknya dan mengusap-usap kedua telapak tangannya yang dingin. "Aku rasa dua minggu lagi adalah puncaknya, jadi lebih baik kita bergerak sekarang untuk mengetahui jati diri Dave, Vinn, dan kau Leon, sebelum sesuatu terjadi pada kita bertujuh."

"Tunggu Mike!" Leon beranjak dari duduknya dan langsung berlari menghampiri Mike yang berjalan masuk kedalam rumah. "Apa sesuatu akan terjadi pada kita bertujuh?"

Mike menghembuskan nafasnya pelan, "Aku juga tidak tahu, semoga saja tidak." Kemudian dia kembali berjalan masuk kedalam, entah mau apa.

Leon yang masih berdiri ditempatnya pun ikut-ikutan bingung dan takut. Berbagai macam pikiran negatif berkeliaran di pikirannya.

Bagaimana jika kalau--

Jika nanti gagal--

Atau,

Jika tidak bisa kembali lagi, nanti--

"Sudahlah otak, jangan terlalu banyak memikir yang negatif." Monolognya. "Kabar ibu bagaimana ya? Aku kangen ibu."

***

"Kau akan pergi kemana, Mike?" Tanya Dave saat melihat Mike yang membawa ransel besar.

"Mau mengembalikan pedang yang aku pinjam, Mark hanya memberiku pinjam dua hari saja, jadi hari ini aku akan mengembalikannya." Jawab Mike.

"Oh kalau begitu saat pulang nanti tolong mampir ke rumah bibi penjual roti dan beri makanan ini ya,"

Mike berhenti dan menerima bungkusan makanan itu, memasukkannya kedalam tas kemudian berjalan keluar rumah. Di teras, ada Rio yang sedang duduk sembari mengenakan sepatu.

"Kau mau kemana, Rio?"

"Ikut denganmu," ucapnya, dia berdiri dan menghentak-hentakkan kakinya dilantai. "Ayo!"

"Eh-eh, aku pergi sendiri hari ini, kau dirumah saja."

"Eyy, aku juga ingin berjalan-jalan, siapa tau aku menemukan sesuatu yang hebat."

"Ck, terserah lah."

Mereka berdua berjalan melewati pasar, berbelok kesebuah jalan yang lebih besar dan berjalan di trotoar, perpustakaan milik ayah Mark sudah terlihat didepan sana.

Suara derit pintu terdengar ketika Mike membuka pintu itu, dia langsung menemukan Mark yang tengah duduk dengan buku yang terbuka dihadapannya.

"Hai, Mark." Sapa Mike.

"Oh hai," dia melepas kacamatanya dan melirik sekilas pada Rio yang berdiri tak jauh dari Mike. "Dia temanmu?"

Mike mengangguk, "namanya Rio, kau pasti terkejut kalau mengetahui bahwa dia..." Mike mendekat kearah Mark dan melanjutkan kalimatnya dengan berbisik, "reinkarnasi dewa Poseidon."

"Po- hah?" Mark sampai mundur tiga langkah karena kaget, masih tidak percaya bahwa teman yang bersama Mike adalah reinkarnasi dari dewa penguasa lautan itu.

Setelahnya, Mark berdehem, dia kaku, tentu saja merasa kaku karena dua pemuda seumuran dirinya itu sama-sama reinkarnasi dari dewa yang tidak terduga. "Jadi, mengapa kalian kemari? Berkeliaran dengan keadaan bahwa kalian sudah tau jati diri kalian yang sebenarnya... Itu sedikit berbahaya."

Mike mengibaskan tangannya ke udara lantas berucap, "tidak ada yang tahu kecuali kami sendiri, dan kau tentu saja."

"Oh oke-oke, menyimpan rahasia sebesar ini membuatku haus," Mark keluar dari belakang meja tempatnya dia berdiri tadi, "ingin minum apa? Aku buatkan."

***

Tiga cangkir teh hijau sudah berada diatas meja kecil disalah satu sudut perpustakaan. Mark bilang, dia tidak bisa keluar untuk minum karena ia diberi perintah oleh ayahnya untuk menjaga perpustakaan, sementara ayahnya sedang ada urusan penting.

"Oh iya, untuk pedangmu." Mike mengawali perbincangan dimeja itu, kini dia mengeluarkan sebuah pedang dan meletakkannya diatas meja. "Terimakasih telah meminjamkannya, dan juga maaf karena yang satu lagi telah hilang."

"Tidak apa-apa, ini bukan pedang yang istimewa."

Dua menit dihabiskan dalam keheningan karena tidaklah ada topik percakapan, namun dari balik jendela kaca di lantai dua perpustakaan itu, Rio melihat seluler sosok Daniel yang baru saja keluar dari sebuah toko pakaian.

"Itu bukannya Daniel?" Tanyanya seraya menunjuk ke bawah, diikuti arah pandang Mike.

"Sepertinya iya," jawab Mike ragu.

"Siapa Daniel?"

÷÷÷ TO BE CONTINUED ÷÷÷

AKHIRNYA SETELAH 4 BULAN AKU BARU PUBLISH LAGI😭😭😭

MAAF...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Reincarnation of the God OlympusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang