Happy reading
🌿~•~•~•~🌿Saat ini jam pelajaran ke lima yang berarti mereka akan melaksanakan praktek alat musik, kini giliran nomor absen kavelo, kavelo mengambil gitar disebelahnya, memetiknya dengan perlahan. alunan musik yang berasal dari petikan gitar mampu membuat semua yang berada di ruangan ini memejamkan mata.
Ku menangis membayangkan
Betapa kejam nya dirimu atas diriku
Kau duakan cinta ini dan pergi bersama nya.Mata mereka terbuka membulatkan mata, mereka kira kavelo akan menyanyikan lagu milik andre,karena kavelo sangat menyukai lagu itu, ternyata lagu azab kubur yang keluar dari bibir merah kavelo, ya walaupun dengan suara kavelo yang lembut.
"Anjir gua kira lagu melow melow"
"Kampret kavelo"
"Lagu azab kubur kambing yang dinyanyiin nya"
"Bocah bocah, kampret emang, gua udah mejemin mata karena gua sangka melow lagunya"
"Sahabat lo malv, gila emang"
Ferdian menghela nafas kasar, anak murid nya ini memang aneh, ferdian menghidupkan mikrofon ditangan nya.
"Kavelo alexidexter kenapa kamu menyanyikan lagu itu?" ferdian guru musik sekaligus wali kelas mereka bertanya dengan sabar.
"Ya karena saya hapalnya itu pak"
"Woi kavelo ganti anjir lagunya, gebetan lo lewat tuh"
Mendengar perkataan civa membuat kavelo dengan cepat memetik senar gitar nya kembali, qayla gebetan nya dari awal masuk sekolah berjalan melewati ruangan musik yang dihuni kelasnya.
Para murid dikelas nya tertawa, banyak dari mereka mengabadikan kavelo dengan kamera handphone, mereka tau bahwa kavelo akan menjaga image jika di hadapan qayla.
You know me the best
You know my worst, see me hurt, but you don't judge
That, right there, is the scariest feeling
Kavelo memejamkan matanya, menghayati alunan lirik yang keluar dari bibirnya, ferdian guru musik mereka tersenyum, murid kelasnya memang tidak pernah mengecewakan nya, walaupun mereka sering berbuat ulah, tapi itu hal yang biasa baginya.
Kavelo melanjutkan lirik lagu favorite nya, hanya dengan tiga lirik saja qayla perempuan yang dia sukai memberhentikan langkah, untuk mendengarkan nyanyian dari kavelo, sejujurnya kavelo tidak pernah mengungkapkan perasaannya, dia hanya mengamati gadis itu dengan diam diam.
Opening and closing up again
I've been hurt so I don't trust
Now here we are, staring at the ceiling
Dia sengaja tidak mengungkapkan nya karena dia sudah terlanjur kecewa dengan seseorang yang dia sayangi tiga tahun lalu sebelum adanya sosok qayla. Dia takut kejadian itu terulang kembali.
I've said those words before but it was a lie
And you deserve to hear them a thousand times
If all it is is eight letters
Why is it so hard to say?
If all it is is eight letters
Why am I in my own way?
Why do I pull you close?
And then ask you for space
If all it is is eight letters
Why is it so hard to say?
Isn't it amazing
How almost every line
On our hands align
When your hand's in mine
It's like I'm whole again
Isn't that a sign
I should speak my mind
When I close my eyes
It's you there in my mind (you)
When I close my eyes
If all it is is eight lettersKavelo membuka matanya kembali, lalu tersenyum, petikan sinar dihentikannya, ia menatap qayla dengan dalam, qayla yang menyadari kavelo menatapnya salah tingkah dia melangkahkan kakinya kembali, tepukan tangan terdengar keras diruangan ini, pujian demi pujian keluar, mereka semua jatuh dalam pesona seorang kavelo.anak pembuat ulah yang tampan.
"Bagus kavelo, nilai kamu A+ , bapak harap kamu masuk ke eskul musik saat melanjutkan ke jenjang SMA nanti"
Kavelo mengangguk paham, dia beranjak dari duduknya untuk kembali ke tempat nya tadi, malvin menyodorkan genggaman tangannya, kavelo yang mengerti segera membalas nya.
"Ga nyangka gua suara lo bagus, gua kira suara lo kaya tikus"
"Fuck u"
Melihat wajah marsel membuatnya kesal, mentang mentang jika dia teriak suara nya melengking, mereka langsung mengecap bahwa suaranya jelek, dasar laknat.
Malvin menatap datar keduanya "diam, hargai yang didepan" Tegas malvin. kavelo dan marsel terdiam mendengar suara malvin.
Satu persatu dari anak kelas kavelo telah menyelesaikan nya, mereka telah kembali kedalam kelas nya, saat ini mereka semua sedang makan makan bersama dengan ferdian.
"Bagi ayamnya weh"
"Woi kavelo kampret, sushi gua anjir"
"Alan kawe ambilin minum disamping lo"
Ferdian hanya bisa tersenyum maklum, baru kali ini dia mendapatkan anak didik yang berbeda dari sebelumnya, suasana ini yang bakal dikangenin oleh dirinya, ah dia ingin memutar waktu kembali, dia tidak ingin anak didiknya pergi dari sekolah ini, karena sebentar lagi mereka akan lanjut ke jenjang sma.
"Pak ferdian sering sering traktir makan ya hehe" Ucap salsa menatap gurunya dengan senyum lebar.
"Dasar suka gratisan" Celetuk nesa
Bram menggeplak kepala nesa dengan tangan kiri nya " Ngaca lo badak" dia tidak menyukai sifat nesa yang mengganggu pacar imutnya.
"Kalian pacaran terus, disini ada bapak loh"
🌿~•~•~•~🌿
.
.Double up nih siapa tadi yang minta? Terimakasih bagi yang sudah membaca dan voment, semoga suka cerita nya yaa.
Oke sampai jumpaaa di part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kavelo
Novela JuvenilJANGAN DIBACA CERITA INI❌❌ Kavelo anak laki laki berdarah blasteran, wajah yang mirip dengan seseorang yang sayangnya ia terlahir dari benih laki laki itu, sang ibu yang tidak buka suara siapa ayahnya membuatnya ia tau bahwa hubungan mereka tidak ba...