Happy reading
🌿~•~•~•🌿M
alam ini kavelo sedang bermanja manjaan dengan sang ibu, sudah hampir tiga tahun mereka tidak bertemu, lagi pula sekarang dia akan selalu sama mommy nya.
"Mommy peluk"
Aleta terkekeh, sedari tadi putra kecilnya sangat manja, dikecup nya pipi sedikit berisi milik putra nya, kavelo mengelap bekas ciuman ibu nya, dia tidak menyukai pipi nya disentuh sama orang walaupun itu mommy nya sendiri.
"Jangan cium cium mom" Cemberut nya.
"Dasar bayi manja" Cibir agra tetapi tidak dihiraukan oleh kavelo, tidak mendapat balasan dari sang adik membuat agra kesal, lelaki itu beranjak dari tempatnya menuju tempat dimana adiknya berada.
Dengan paksa agra menggendong adik nya ala koala, kavelo yang tidak menyukainya langsung memberontak, dengan sigap agra menahan pinggang sang adik agar tidak terjatuh membentur lantai, agra tidak menghiraukan berontakan dari kavelo melainkan dia kembali membawa tubuh adik kecilnya ke kursi sofa single lalu menduduki nya diatas pangkuan nya, diusap nya pipi adik nya dengan lembut, aleta terkekeh melihat kedua putranya yang terlihat lucu dimatanya.
"Mah istirahat aja, agra akan menjaga kavelo"
Aleta mengangguk, setidak nya putra nya ada yang jaga, dia membaringkan tubuh nya di sofa lebar, memejamkan mata nya perlahan, rasa kantuk mulai muncul dia pun terlelap.
Kavelo mendongak melihat kakak kedua nya "kak arga umur berapa?" Tanya kavelo.
"Sembilan belas kenapa hm?"
"Gapapa kirain masih sma" Sahut kavelo, arga terkekeh gemas, dipeluk nya tubuh kavelo dengan erat.
Cklek
Kedua remaja yang sedang tenang langsung menoleh ke pintu masuk rawat inap, terlihat kedua sosok yang sangat mirip kini menuju kehadapan kedua anak itu, dengan membawa koper yang sudah pasti milik kavelo yang didalam nya sudah lengkap dengan pakaian yang baru dibeli.
Karena tadi demon meminta izin kepada aleta untuk pergi ke mall milik keluarga mereka, untuk membeli pakaian untuk nya dengan tangan nya sendiri.
"Bagaimana kondisi tubuhmu hm?"
Remaja itu tidak menjawab melainkan menatap demon dengan kagum, wajah papah tirinya yang benar benar sempurna dimatanya membuat dia iri "baik, papah kavelo mau pulang" Pinta nya
Tatapan mata mendingin, dengan tegas pria itu menolak, melihat tolakan dari demon membuat kavelo malas, dia memikirkan duo curut nya, temen jeleknya itu pasti khawatir saat dia hilang kabar, melihat lamunan diwajah kavelo membuat vander mengusap rambut adik nya agar kavelo tersadar dari lamunan nya, sedangkan demon pria itu meletakan koper milik putranya ke dalam lemari baju yang berada di dekat TV.
"Adek dengerin abang, kondisi kamu masih di bilang ga baik, sembuhin dulu luka luka dibadan adek, nanti baru adek sekolah ya"
"Tapi velo udah sering absen, nanti velo ga lulus"
"Hey look at me prince keluarga kita yang menjadi donatur di sana, ayah juga sudah memberi izin untuk tidak masuk ke wali kelas. Bahkan jika kamu tidak masuk,tidak ada yang bisa mengeluarkan mu kavelo alexidexter lucifer" Ucap agra, dia sangat ingin adiknya ingat bahwa sekarang kavelo sudah menjadi bagian keluarga lucifer.
Dengan pasrah kavelo mengangguk, demon tersenyum tipis, putra nya sangat bisa diandalkan untuk meluluhkan sifat keras kepala anak itu.
"Tapi mama kavelo tidak ada lucifer nya dulu" Lanjut kavelo.
Mendengar kalimat itu demon menatap tajam kearah kavelo, dia tidak menyukai kalimat itu "kamu sekarang sudah menjadi bagian keluarga ini, ingat bagian lucifer, jangan mengucapkan hal itu lagi baby" Peringat demon.
Kavelo tidak membalas ucapan papah nya, melainkan dia memejamkan mata nya, dia hanya menginginkan leoner dan ke empat kakak nya, dia tidak percaya ucapan wanita itu, yang bisa dibilang mamah tiri nya,daddy nya tidak mungkin melakukan hal itu.
Lima belas menit telah berlalu, tapi tidak ada yang mau memulai percakapan termasuk kavelo, karena saat ini anak itu sedang malas berbicara.
Mengingat saat dia bangun tidak melihat handphone milik nya membuatnya panik, ponsel nya sangat penting karena di dalam nya terdapat semua rahasia orang tampan. "Ponsel kavelo dimana?"
Arga menyodorkan ponsel yang berada di kantong celana levis nya, ponsel itu dalam keadaan retak, kavelo menerimanya dengan berpura pura sedih tetepi tetap bersorak dalam hati, dia tidak masalah tentang itu, lagi pula dia bisa membeli yang baru, yang terpenting dia bisa menghafal semua password rahasianya yang dia tulis di catetan nya sekarang, lalu memindahkan nya ke handphone nya yang lain, tapi seperti nya jika dibelikan lebih enak, sudah lama dia tidak mendrama.
"Hiks ponsel kavelo, kavelo kan ga punya uang untuk beli baru hiks" Kavelo mengeluarkan air mata buaya nya saat menerima handphone nya, ini demi Hp baru.
Demon menatap putra nya prihatin memberi isyarat ke vander, vander mengerti dia segera mengubungi asisten nya untuk membelikan ponsel yang baru dikeluarkan oleh samsung,dengan ponsel pertama yang memakai baterai 7000 mh, tanpa mereka ketahui kavelo tersenyum diam.
"kenapa kalian bisa di Indonesia? Bukan nya kalian di Spanyol?" Dia baru ngeh sekarang kalau mereka awal nya berada di Spanyol, kenapa sekarang di Indonesia.
"karena sekarang kami akan tinggal disini bersamamu anak nakal" Titah Demon
Kavelo berdecak, hilang sudah impian bebas nya, ga leoner ga Demon sama aja, sudah terlihat dari sifat nya.
"Ga kavelo ga mau tinggal bareng setan setan" Ketus nya.
Arga terkekeh mendengar jawaban adik nya "hey listen kamu juga bagian keluarga setan ini, otomatis kamu setan"
"Mana ada, ngadi ngadi aja ni bocah,kalian yang setan nya"
"Heh boy kamu yang bocah, perlu papah bawa cermin ke hadapan mu?"
"Apa perlu kakak mu yang tampan ini membeli kaca yang besar dari badan mu sekarang?" Goda vander melihat kavelo terdiam mereka semua tertawa keras.
Kavelo menatap ketiga setan nya dengan melotot,baru kali ini dia kalah dalam bacotan, seperti nya dia perlu kuliah kembali mengambil s3 perbacotan.
🌿~•~•~•~🌿
.
.
.Terimakasih kepada semua pembaca, semoga hari kalian selalu bahagia.
Jangan bosen untuk baca cerita ini terimakasih babai(≧∇≦)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Kavelo
Ficção AdolescenteJANGAN DIBACA CERITA INI❌❌ Kavelo anak laki laki berdarah blasteran, wajah yang mirip dengan seseorang yang sayangnya ia terlahir dari benih laki laki itu, sang ibu yang tidak buka suara siapa ayahnya membuatnya ia tau bahwa hubungan mereka tidak ba...