Happy reading
🌿~•~•~•~🌿
Dua minggu telah berlalu, perlahan demi perlahan kavelo telah menjalankan rencananya, sisi bagian selatan penjagaan nya kurang ketat, dia bakal kabur lewat sana, perlakuan seenaknya dari ketiga kakaknya membuatnya semakin tidak betah, ditambah setan Rafael yang selalu mengganggu ketenangan nya.
Dia akan menjalankan rencana ke empat dan kelima nya, target nya adalah arkan, kakak nya yang satu itu sangat mudah diluluhkan dibandingkan xavier dan xander, untuk Rafael dia target berikutnya.
"Abang alexi mau sekolah"
"Tidak, bilang sama xavier dan xander jika mereka membolehkan, kamu boleh sekolah" arkan menatap adiknya dengan datar.
Remaja itu mendengus malas, sangat susah kali ini untuk membujuk arkan, tidak mematahkan semangat nya, kavelo mendekati sang kakak, memposisikan dirinya di kaki arkan, sedangkan arkan dia hanya menatap datar sang adik.
"Abangg bolehin ya ya, alexi janji deh bakal selalu turutin permintaan kalian" Bujuk kavelo, kavelo menggoyangkan badan arkan yang lebih besar dari kakinya.
"Abang alexi mau sekolah hiks" isakan kavelo terdengar, arkan menghela nafas kasar, dia mengangkat badan adik kecilnya lalu menduduki kavelo di meja kerja nya.
Tangan arkan terurai menghapus air mata adik bungsu nya "nanti abang izin ke daddy"
Mata kavelo membinar menatap mata hitam milik arkan "beneran? Alexi sayang abang" Lalu memeluk badan berotot arkan.
Arkan terkekeh membalas pelukan adik bungsu nya, kavelo melepaskan pelukan arkan, bergerak turun dari meja kerja kakak ketiga nya.
"Alexi mau kekamar" Pamit kavelo
Tanpa menunggu jawaban arkan, kavelo berlari kecil kekamar miliknya yang berada di lantai 4.Dilantai 4 hanya ada lima kamar, kamar kavelo, rafael dan ketiga kakak sepupu nya yang sering berkunjung kesini. Lantai 4 sengaja dibuat 5 kamar untuk keturunan bungsu leovardo, dilantai ini juga terdapat kolam renang yang di pinggirnya terdapat sofa, alat gym, perpustakan yang berisi buku dan novel, dan ruangan game di masing masing kamar.
Kamar kavelo
Ruang game
"Ck anak sialan lewat "Kavelo menoleh ke asal suara, rafael berdiri di samping pintu kamar nya, dengan kaca mata hitam bertengger.
"Bacot lo kambing, anak manja aja bangga" Ketus kavelo, dimana pun dia berada pasti rafael selalu ada.
"Anjing lo, sampah sampah, ga cocok lo jadi bagian keluarga ini"
Kavelo tersenyum, jika bukan di kediaman leovardo, sudah dia pastikan rafael babak belur sekarang juga.
"Terus gua peduli? Lo terlalu banyak bacot, serangan lo ga berbobot semua"
Kavelo beranjak dari tempat, menuju kamar miliknya, dia harus menetralkan emosi agar tidak menghajar anak setan itu.
Rafael remaja itu mengepalkan tangan nya, melihat punggung saudara tirinya yang mulai menghilang.
"Argh shit"
****
Kavelo menikmati angin yang berhembus ke wajahnya dengan kencang, dia berada di balkon kamar, mengamati sisi bagian mansion, dibawah balkon nya terdapat taman yang disisinya dikelilingi oleh bangku bangku, kavelo menyipitkan matanya saat mendapati objek. Xavier kakak pertama nya berada di bangku taman dengan kopi disamping nya.
"Kerja terus sampai mampus" Gumam nya, melihat laptop dipaha sang kakak, sudah dipastikan bahwa xavier sedang bekerja.
Xavier yang merasa diperhatikan dari atas melihatnya, kavelo adik bungsu nya lagi mengamati nya, Xavier menatap tanpa ekspresi.
Kavelo menyengir, dia ketahuan memerhatikan kakak pertamanya, dengan gerakan cepat kavelo menutup pintu balkon, dia sangat malu sekarang.
Xavier terkekeh kecil, ada ada saja kelakuan kavelo, Xavier kembali mengerjakan kerjaan nya, saat ini ia sedang memakai pakaian simple, baju kaos lengan pendek bewarna hitam, celana pendek selutut, dan sepatu merah air jordan.
Sedangkan di kamar,kavelo menutupi wajah nya dengan bantal, berteriak sekeras mungkin, dia sangat malu, wajah nya merah padam mengingat kejadian tadi.
Tanpa sadar xander sudah berada di pintu menatap tingkah aneh adiknya dengan datar "kenapa hm?" Tanya xander
Deg
Kali ini kavelo bertambah malu, sialan, xander pasti melihat tingkah gila nya dari tadi.
"Gapapa" Teriak kavelo dari dalam bantal.
"Bangke gua malu, sialan emang" Batin nya teriak.
Langkah kaki terdengar, kavelo bersiap siaga untuk menghadapi kakak kedua nya, sret. Bantal yang menutupi wajah kavelo ditarik dengan kuat oleh xander, xander mengangkat sebelah alis nya.
"Jawab abang dexter!" Xander menaiki intonasi suara nya.
Kavelo menggeleng kuat " Gapapa panggil alexi aja jangan dexter" Pinta kavelo tidak berani menatap mata tajam xander.
Xander menatap datar kavelo "itu panggilan abang untuk kamu, jangan pernah ada yang memanggil kamu dexter ingat!"
Kavelo mengangguk dengan cepat, dari pada kepalanya di pecahin lagi, lebih baik dia menuruti permintaan kakak nya.
"Good baby"
Xander menidurkan dirinya disebelah sang adik, memejamkan mata nya, di kantor saat ini dia banyak masalah, hanya dexter nya yang bisa meredakan penat nya.
"Tidur" Titah xander tegas, kavelo menuruti perintah sang kakak, lalu memejamkan mata nya dengan rasa terpaksa.
🌿~•~•~•~🌿
.
.
.Akhirnya selesai, terimakasih kepada kalian semua yang sudah mau membaca cerita ini.
Ketik langsung publish, maaf jika ada typo yaaa, aku langsung publis tanpa ngecek hoho.
Siapa yang kangen dengan bacotan kavelo dan kedua sahabatnya? Tungguin yaaa besok pagi part untuk mereka bertiga, ahay.
Oke babai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kavelo
Genç KurguJANGAN DIBACA CERITA INI❌❌ Kavelo anak laki laki berdarah blasteran, wajah yang mirip dengan seseorang yang sayangnya ia terlahir dari benih laki laki itu, sang ibu yang tidak buka suara siapa ayahnya membuatnya ia tau bahwa hubungan mereka tidak ba...