(5/10)

9.7K 1.2K 302
                                    

Waktu itu aku gak nyangka dia mau....

~~~

"Satoru-san, mau ke onsen gak?"

PFFFFFTTTTTT!

Satoru tersedak kopinya sendiri waktu kencan sama (Name). Onsen? (Name) lagi ngidam? Tapi Satoru gak pernah deh tidur bareng (Name) selama mereka bertunangan. Hukumnya haram euy.

"Mau ngapain kesana? Kan air hangat ada tuh di kediamanku." Ucap Satoru.

"Emang sih... Tapi sekali-sekali aku ingin ke Onsen. Lagipula aku bosan mandi di rumah terus, yah walaupun kolamnya luas sih." Ucap (Name) mengerucutkan bibirnya.

Satoru hanya bisa menggaruk kepalanya sendiri. Penghasilan kerja dia juga tidak seberapa, apalagi ayahnya itu pelit minta ampun. Kalau begini caranya kan tunangannya pasti ngambek berhari-hari ke dia.

'Oh tunggu....'

Tiba-tiba, terbesit ide yang bagus di otak Satoru. Pria itu nyengir puas sambil memikirkan idenya tersebut.

"Napa kau senyum-senyum sendiri? Nyeremin tahu."

"(Name)-chan, kau menyakiti hatiku, hiksrot."

Keesokan harinya....

"... BENARKAH?!"

Satoru tersenyum puas karena ia melihat tunangannya kini terlihat bahagia pasca ia memberitahu bahwa....

"Yap, hari ini kita ke onsen sekarang!"

"Yeeeeeeeeey, aku senang banget-- eh tapi... Emang kau dapat dari mana uangnya? Bukannya Ayah kau pelit?" Tanya (Name) penasaran.

"Soal itu rahasia dong, kebetulan aku dapat rezeki yang tidak terduga."

Biar para pembaca mengerti, sebenarnya Satoru mendapatkan uang itu dari hasil memeras tunangannya Nanami. Tunangan Nanami bekerja sebagai pemilik kedai roti yang terkenal di Tokyo, makanya hasil uangnya melimpah banyak. Tak hanya itu, tunangan Nanami itu orangnya lemah lembut, terlalu lembut sampai mengkhawatirkan Nanami sendiri karena ia tidak mau tunangannya itu jadi korban pemerasan.

Satoru salah satu pelaku pemerasan tersebut.

"Nah, kita sudah sampai!~"

Kini, Satoru dan (Name) sampai di sebuah Ryokan tradisional yang ada diluar Tokyo. Suasana Ryokan yang asri membuat (Name) merasa betah karena kesejukan tempat tersebut.

"Satoru-san... Disini bagus sekali...."

"Aku memilih tempat ini karena dulu aku pernah melakukan misi, kebetulan penginapan ini harganya juga murah!"

Satoru dan (Name) akhirnya masuk ke dalam Ryokan tersebut dan mereka disambut dengan ramah oleh pelayan disana. Ketika mereka akan memesan kamar di resepsionis, resepsionis salah paham mengira (Name) dan Satoru adalah suami istri.

"Hari ini kebetulan ada diskon 50% buat kamar khusus pasangan suami istri. Harga normalnya 12,000 Yen."

'Buset, dikira kita ini suami istri ya?! Mentang-mentang tubuhku yang kayak wanita usia 20 tahun ke atas?!' (Name) greget sendiri, pingin marah tapi dia gak suka memancing keributan.

'Hoho,~ lumayan lah sekalian bisa isengin (Name)-chan di kamar itu.' Satoru diam-diam nyengir mesum.

Akan tetapi, karena tergiur sama harga diskon, akhirnya (Name) dan Satoru mengambil kamar tersebut, meskipun (Name) sendiri merasakan ada hawa gak enak. Takutnya dia diapa-apakan sama Satoru gimana? Ah, tapi positif thinking saja, lagipula Satoru itu tunangan (Name) sendiri, mereka juga sudah berhubungan selama 6 bulan.

Sesampainya di kamar, (Name) sangat takjub karena kamar tersebut begitu luas tidak lupa dengan hiasan tatami yang membuat ruangan tersebut begitu kental dengan tradisional. Karena khusus suami istri, kamar itu didesain layaknya VIP alias ada kolam onsen pribadi.

Tentu saja ini bertujuan supaya pasangan suami istri bisa berendam dan bersantai tanpa ada siapapun yang mengganggu privasi mereka. Dan entah kenapa... (Name) malu sendiri membayangkan dirinya mandi bareng Satoru.

Nikah saja belum, gimana entar (Name) mendadak hamil duluan?

"(Name)-chan, kok bengong?"

Lamunan (Name) tersadar pas Satoru memanggilnya karena ia bingung tunangannya tersebut tiba-tiba bengong.

"E-e-enggak kok! K-kau mau mandi duluan, Satoru-san? Biar aku yang nunggu di kamar sampai kamu selesai." Ujar (Name) dengan wajah memerah.

Melihat sikap (Name) yang mencurigakan, Satoru jadi berpikir sendiri. Apa jangan-jangan tunangannya itu membayangkan mandi bareng dia? Dan entah kenapa... Satoru mendadak kepingin lihat tubuh (Name) tanpa busana.

Cairan kental berwarna merah nurun dari hidung Satoru, sontak saja (Name) yang melihatnya terkejut.

"S-Satoru-san, daijoubu?!"

"!!!"

Satoru dengan cepat segera berbalik badan dan mengusap hidungnya guna menghilangkan cairan kental merah tersebut. Pria itu mencoba menenangkan dirinya sendiri supaya tidak menjadi buas.

'Tahan, Satoru, tahan... Dia masih tunanganmu... Masih SMA juga... Masih suci juga... Masih belum resmi menikah....' Batin Satoru mengelus dadanya sendiri.

Satoru berdeham dan berbalik badan lagi kini mengarah ke (Name).

"Ehem, aku baik-baik saja kok, sayang. Kamu gak usah khawatir, kan aku pria yang sehat."

Menyunggingkan senyuman terbaik miliknya, (Name) merasa lega meski ada sedikit rasa khawatir di dalam benak hatinya. Gadis itu menatap Satoru dan ia juga tersenyum sangat manis.

"Yokatta ne, Satoru-san."

Satoru seketika tersihir oleh senyuman manis itu. Ia meneguk ludahnya sendiri disertai keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Pria itu akhirnya melepaskan kacamata hitam miliknya memperlihatkan kedua matanya yang sungguh indah.

(Name) tentu saja terkejut namun disaat yang bersamaan juga terpesona oleh ketampanan Satoru yang entah kenapa gadis itu merasa bersyukur bertunangan sama dia meski beda usia. Wajah gadis itu semakin merona saat ia mengetahui Satoru mendekat ke wajahnya sambil memegang pipi kanannya.

Bibir mereka akan saling bersentuhan beberapa sentimeter lagi, sampai akhirnya....

Tok! Tok! Tok!

"Permisi, ini pelayan yang membawa makanan!"

(Name) langsung berjalan menuju pintu tersebut dan membuka pintunya dengan wajah gugup.

"Ah, terima kasih atas layanannya."

"Lho, suami anda kok terlihat pingsan gitu? Ada bekas tamparan lagi di pipinya."

"Um-- itu... Sedikit rumit."

~~~

... Haish, coba saja si pelayan kagak mengganggu.

Young Fiancée [Satoru x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang