9. Insiden MemalukanTerkadang Berakhir Manis dan Menguntungkan

3 0 0
                                    



Tumpukan bahan baku bakal menu makan siang telah tersusun rapi sesuai dengan pesanan yang biasanya paling banyak diminati. Dae Hyeon bernapas lega usai mengerjakan segala persiapan tersebut dengan lancar.

Waktu paling menyiksa akhirnya datang juga. Awalnya, pengunjung hanya datang dalam jumlah yang dapat dihitung jari. Namun perlahan, memasuki jam makan siang. Pengunjung yang datang ke restoran kian bertambah oleh para karyawan kantor di sekitar restoran.

Dengan mayoritas pengunjung karyawan kantoran, biasanya kondisi restoran saat jam makan siang akan benar-benar sibuk. Bahkan, suatu hari zona food pernah kedatangan divisi kantor tersebut hanya untuk makan malam tim. Seluruh meja penuh oleh mereka saat itu. Samar terdengar pesta tersebur digelar dalam rangka penyambutan manajer baru.

Sekelompok orang dengan setelan resmi kantor terlihat memasuki restoran dengan wajah-wajah sumpek-nya. Melihat itu, Min Ki dengan sigap menyambut kedatangan mereka sambil memasang wajah penuh keramahan.

Remaja lelaki berwajah imut itu bahkan sesekali merapikan seragam kerjanya, tidak membiarkan setitik nodapun bertengger dan merusak aroma mint sebagai ciri khasnya.

Hari ini Min Ki tidak berminat menghadiri kelas tambahan. Lebih tepatnya, ia tidak ingin kena tegur Gurunya karena masih menunggak uang bulanan yang seharusnya sudah dirinya bayar tiga bulan lalu.

"Silakan, untuk berapa orang?" Tanya Min Ki, ramah.

"Untuk tujuh orang, " Salah satu pria berdasi hitam menjawab tak kalah ramah. Min Ki meyakini bahwa pria tersebut adalah sang manajer utama.

"Mari saya antar, " Min Ki tersenyum kikuk melihat para pagawai perempuan saling berbisik dengan wajah merona. Meski sudah terbiasa, nyatanya Min Ki memang tetap merasa tidak nyaman ketika diperlakukan seperti selebritas begini.

Setelah Min Ki menunjukan tempat duduk untuk jumlah yang disebutkan. Ketujuh orang tersebut pun duduk dengan tenang, dan mulai memilih menu yang akan menjadi sajian makan siang mereka kali ini.

Min Ki dengan sabar menunggui mereka menentukan pilihan, tak lupa ia tetap memasang sesungging senyum menawan. Bukan bermaksud menerbarkan pesona sih. Bagaimanapun, bersikap ramah sudah menjadi dasar dari tugas seorang pelayan sepertinya.

"Pesanan meja satu, empat porsi nasi goreng Kimchi, dan Tiga porsi Donkatsu"

Dae Hyeon berteriak lantang dibalik penyekat dapur begitu Min Ki mulai menempelkan secarik kertas pesanan di papan pesanan. Mungkin karena masih sangat muda, Dae Hyeon selalu tercengang melihat betapa cekatannya Min Ki saat bekerja. Gerakannya luwes sekali, bahkan remaja lelaki itu seperti punya kekuatan super. Baru saja berada di meja satu, eh sudah ada di meja delapan, sehabis itu berpinda lagi ke meja empat. Begitu seterusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE GHOST'S PROBLEMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang