2. Segelas Soju

3 1 0
                                    

Bar Moonlight, Itaewon.

Hari ini terasa begitu buruk bagi Kwon Dae Hyeon. Setelah secara terpaksa mencapampakan Min Ji, ia lalu mendapati kabar bahwa rencananya melanjutkan study akademi Kuliner di Eropa, ternyata harus gagal karena pemuda itu tidak lulus tes. Apa daya, ini baru namanya sudah jatuh, tertimpa tangga.

Nasib memang tak dapat ditebak, ya. Sejauh ini, Dae Hyeon sudah mencicipi kegetiran hidup yang bertubi-tubi. Namun rupanya Tuhan masih belum puas membuatkan skenario terburuk bagi kehidupannya tersebut.

" Park Jin Young, apa kau tahu?"

Pemuda yang dipanggil Jin Young menoleh tidak peduli, sorot matanya ragu bertanya, " Memang apa?"

"Hal yang paling kubenci di dunia ini adalah hantu. "

Mendengar pernyataan itu, Jin Young sontak membekap mulut Dae Hyeon sementara orang-orang mulai melirik ke arah mereka berdua dengan tatapan aneh.

Dalam hati, Jin Young merutuk kesal. Pikirnya, percakapan tentang hantu tidak seharusnya terjadi di tempat umum begini, kan? Dasar Kwon Dae Hyeon ini, bodoh !

" Joesonghabnida Teman saya sudah mabuk berat," Jin Young bangkit dan membungkuk dalam sebagai permintaan maaf ringan terhadap pengunjung bar lain yang menatap aneh ke arah ia dan sahabatnya.

Dua orang pemuda setengah mabuk dengan tema percakapan tentang alam gaib. Sungguh unik bukan? Jin Young meneguk salivanya penuh rasa kesal. Seharusnya ia mengajak Dae Hyeon minum di rumah atapnya saja ketimbang harus mempermalukan diri di depan umum begini. Pikir Jin Young penuh penyesalan.

Padahal, sebenarnya Jin Young hari ini sangat kelelahan. Sekujur tubuhnya terasa remuk redam. Apalagi bagian lehernya, seharian terasa kaku. Banyak pelanggan kafe yang kebetulan berteduh di tengah hujan deras daripada harus terkena tampias air hujan di luaran sana.

Namun apa mau dikata, saat Jin Young hendak menutup bagian Kafe Zona Mood yang menjadi tanggung jawabnya sebagai barista senior. Ia mendapati sahabatnya tengah duduk termenung di tepian tangga besi yang menghubungkan kedua bangunan waralaba makanan itu.

Dae Hyeon terlihat sangat pucat pasi, matanya merah seperti habis menahan emosi yang sangat membara. Melihat kondisi sahabatnya yang mengenaskan, Jin Young paham bahwa Dae Hyeon tengah patah hati, oleh seorang gadis yang baru setahun pemuda itu kenali.

Jin Young mengerutkan kening penuh rasa heran. Bukannya tadi sore Dae Hyeon memesan dua gelas minuman dengan penuh antusias karena bertemu dengan kekasihnya di kafe ini. Tapi kok sekarang sahabatnya itu malah muram begini, sih?

Namun ia tak menyangka bahwa dari dalam Dae Hyeon nampak lebih kacau dibanding yang terlihat. Jin Young yakin kalau pemuda itu hanya berlagak kuat saja. Pura-pura tegar padahal hatinya hancur berkeping-keping.

Maka solusi utamanya adalah minum. Semua orang tentu paham kalau minum Soju adalah ide paling jenius dikala seseorang sedang berduka cita. Masalah dan segala keresahan duniawi seolah akan langsung hancur lebur hanya dengan menenggak cairan memabukan tersebut.

Berjarak cukup jauh dari kafe. Jin Young memutuskan untuk mengajak Dae Hyeon pergi ke daerah Itaewon, demi sahabatnya yang lebih tua tiga tahun darinya, Jin Young rela menghabiskan malamnya mendengarkan segala macam ocehannya.

Namun ide tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh Dae Hyeon. Pemuda itu berujar bahwa menghabiskan waktu di kelab hanya akan membuatnya mengenang bagaimana manisnya proses pertemuan pertama dengan Min Ji .

Jin Young mengembuskan napasnya mendengar pernyataan tersebut. Lalu beralih mengajak Dae Hyeon ke sudut-sudut Itaewon yang gemerlap oleh lampu-lampu hias. Disana ada sebuah bar tempat minum yang lumayan terkenal. Pikirnya, akan lebih baik menghabiskan waktu di bar daripada kelab.

THE GHOST'S PROBLEMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang