1. Jatuh Cinta dan Patah Hati

7 1 0
                                    


Zona Mood, Kafe.

Di dunia ini, sebenarnya tidak ada yang benar-benar alami terjadi begitu saja. Terkadang, hal yang selama ini telah dianggap sebagai sebuah kebetulan pun, nyatanya masih tetap menjadi bagian dari takdir hidup itu sendiri.

Dae Hyeon meneguk salivanya sekali lagi. Apa yang baru saja terjadi di depan matanya, tentu membuat  kerongkongannya terasa menjadi kering kerontang. Perih sekali. Dan kini ia tak bisa berbuat apapun. Selain dari menatap lamat ke arah wajah kekasihnya dari masa lalunya itu.

Kekasih masa lalunya. Terdengar cukup konyol, bukan? 

" Apa yang kau inginkan dariku, Noona?" Dae Hyeon terbata-bata, jelas dirinya belum siap kembali berinteraksi dengan tunangannya itu. Ralat, maksudnya mantan tunangannya.  Meski diantara keduanya tak pernah ada yang menyatakan diri mengakhiri hubungan, setidaknya, maut telah memisahkan mereka, maka hubungan keduanya telah dinyatakan berakhir. 

" Apa sekarang kau takut karena aku sudah jadi hantu?"

" Aku lebih takut bila kamu mengganggu kekasihku, kenapa kau melakukannya?"

"Kekasihmu? Jangan bercanda, kau hanya sedang berkhayal, di dunia ini hanya akulah kekasihmu, selamanya. Mengerti?" Sosok itu mencibir setiap kalimat yang keluar dari mulut Dae Hyeon.

Satu bulan terakhir, hubungannya dengan Min Ji terasa kurang baik. Setiap hari Min Ji bercerita pada Dae Hyeon bahwa di apartementnya, gadis itu sering merasakan hal aneh. Setiap hari gadis itu selalu merasa jadi orang yang berbeda. Min Ji bertutur, suatu hari dia pernah memuntahkan makanan yang tidak ingat pernah dirinya konsumsi.

Bahunya sering ngilu tanpa sebab, atau lehernya seringkali terasa sangat pegal dan tak lekas hilang walau telah ditempeli koyok pereda nyeri otot. Bahkan tak jarang Min Ji bermimpi aneh mengenai sebuah sosok yang asing, dirinya sendiri tak tahu siapa sosok itu sebenarnya.

Semua keluh kesah itu sebenarnya sudah sejak lama sampai ke telinga Dae Hyeon. Dan sebagai orang yang ingin kehidupannya berubah, pemuda itu jelas tak ingin menanggapi apapun yang diceritakan oleh kekasihnya itu. Sungguh, Dae Hyeon muak hidup dengan dinilai sebagai pemuda aneh karena bisa melihat hantu.

Saat pertama kali berkencan dengan Min Ji, Dae Hyeon bersumpah untuk hidup dengan normal bersamanya. Eh, lebih tepatnya pura-pura normal sih. Karena pada kenyataannya, dimanapun, kapanpun saat sedang bersama dengan kekasihnya itu. Dae Hyeon masih bisa melihat lusinan hantu dan arwah gentayangan yang berusaha mengganggu hubungan intens keduanya.

Hye Won menyunggingkan senyuman pada Dae Hyeon. Lewat garis bibir yang dipinjamnya dari Min Ji, perempuan itu mulai terlihat memperolok Dae Hyeon. Dan anehnya, meski bibir itu jelas milik Min Ji. Tetapi ketika sosok Hye Won yang menguasai tubuhnya, senyumannya jadi terasa berbeda.

Bagaimana ya mengatakannya, senyuman pasrah penuh luka? Ya, barangkali jenis senyuman seperti itu yang kini disaksikan oleh Dae Hyeon.

Andai saja sejak awal Dae Hyeon mengetahui bahwa yang selama ini mengganggu kekasihnya adalah Hye Won. Ia pasti takan tinggal diam. Dirinya tak habis pikir mengapa perempuan itu datang lagi dalam kehidupannya yang baru saja terasa normal ini?

" Kau takan pernah bisa lepas dariku, kau harus hidup selamanya untukku."

Kalimat itu dalam sekejap menikam relung hati Dae Hyeon. Demi Tuhan, ia sangat benci mendengarkan kalimat itu lagi.

" Hentikan omong kosongmu itu, dan jangan ganggu kekasihku" Geram Dae Hyeon. Lensanya membara oleh amarah, lelaki itu ingin segera melenyapkan arwah Hye Won dari tubuh kekasihnya.

THE GHOST'S PROBLEMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang