3. Teman Imajiner ( Bagian Satu)

3 1 0
                                    


Aroma kopi semerbak tercium dari kejauhan. Membuat hidung Dae Hyeon kembang kempis menghirup kesegarannya yang melenakan Itu. Sejenak Dae Hyeon kaget, siapa gerangan yang menyeduh kopi di unitnya? Selain pertanyaan tersebut, rupanya Dae Hyeon juga masih bingung bagaimana caranya ia bisa tidur di sofa unitnya sementara jelas-jelas semalam dirinya merasa mabuk berat? 

Hantu- hantu itu tentu saja tidak bisa menyentuh barang, bukan?

            Dengan kepala yang masih terasa berat, serta rasa mual tak tertahankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kepala yang masih terasa berat, serta rasa mual tak tertahankan. Dae Hyeon bangkit dari sofa yang ia tiduri dan berjalan menyambangi sosok misterius yang membuat kopi sepagi ini. Hanya ada meja makan sebagai penyekat antara dirinya dan sosok misterius di dapurnya. 

" Hyung, mau kopi?"

Astaga !

Dae Hyeon terperanjat melihat sosok di hadapannya. Pemuda itu menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, sosok Jin Young yang hanya mengenakan celana dalam dan kaus oblong saja. Itupun milik Dae Hyeon dan dipinjam tanpa izin pula.

Demi Tuhan, sebuah pemandangan yang sempurna untuk membuat mood bagus siapapun yang melihatnya niscaya hancur berantakan bahkan sebelum sempat merekah.

" Ya ! Kenapa kau pakai celana dalamku?" Kalau saja Dae Hyeon bisa memusnahkan seseorang hanya dengan jentikan jari seperti yang pernah Thanos lakukan di waralaba film marvel, orang pertama yang ingin ia lenyapkan tentu saja adalah Jin Young.

" Ah, dasar kunyuk. Perhitungan sekali kau ini !" Jin Young merasa sudah akrab secara batin hingga berani berbagi dalaman dan berkata kasar pada Kwon Dae Hyeon. Sayangnya tidak demikian dengan lawan bicaranya.

Tetapi Dae Hyeon kemudian memilih untuk mengabaikannya. Karena sakit di kepalanya terasa kian menggila. Apalagi saat melihat tingkah laku menyebalkan Jinyoung. Seolah rasa pusingnya bertambah dua kali lipat. Satu-satunya hal yang dapat meredakan pengarnya hanyalah minuman herbal pereda mabuk.

Dae Hyeon tahu mereka telah bersahabat lama, tidak ada lagi yang namanya menjaga rahasia dan citra diri masing-masing. Tapi, ayolah. Untuk berbagi celana dalam serta menaruh pakaian dan kaus kaki di sembarang ruangan hingga berserakan begini, Dae Hyeon tetap saja tak terima.

" Jin Young, tadi malam aku minum berapa banyak ? Aish, rasanya kepalaku seperti akan meledak," Dae Hyeon menenggak minuman herbal sekali teguk. Terbatuk karena aroma rempah yang menyengat.

" Minum banyak pantatmu ! Kau hanya minum seperempat botol Soju saja."

" Jinja? " Dae Hyeon mengernyit. Ia tidak percaya pernyataan Jin Young, sebab rasanya pemuda itu seperti telah mengkonsumsi tiga botol soju semalaman.

" Kau memang hanya minum sedikit soju di bar, lalu mabuk. Tapi kemudian menghabiskan enam kaleng bir di sini."

Jin Young duduk sembari menghadap jendela apartemen yang memperlihatkan pemandangan sungai Han. Cuaca agak mendung . Seperti biasa menyisakan rinai hujan tanpa mengenal waktu. Sepagi ini, bumi telah basah.

THE GHOST'S PROBLEMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang