10. Drunk.

858 94 1
                                    

HAI! JANGAN LUPA VOMMENT!!!!

TANDAIN KALO ADA TYPOOOO

***

"Chan, heh bangsat! Udahh!"

"Dibilang udah juga anjing!" Jaemin mendorong kepala Haechan yang masih saja meneguk alkoholnya.

"Apa sih anjing ah! Sana lu balik kalo mau balik mah." Haechan menggerakkan badannya brutal.

"Ngga, ngga. Ju ini gimana dong..." Minju yang sedang duduk di sofa hanya melirikkan matanya pada kedua cowok yang sedang duduk di lantai.

Jam delapan malam tadi Haechan mengajak Jaemin ke apartemennya. Dan Jaemin sedang bersama Minju, mau tak mau cowok itu mengajak pacarnya ke apartemen Haechan.

Dan ketika datang kesana mereka berdua kaget melihat Haechan yang bahkan sudah habis setengah botol alkohol, entah darimana cowok itu mendapatkannya.

"Heh, bangsat!" Jaemin mendorong dorong kepala Haechan dengan telunjuknya begitu melihat temannya itu akan menuang alkohol lagi kedalam gelas.

"Udah biar aja Jem, biarin biar mati dia. Tau rasa lo Somi udah gamau lagi sama lo itu." ucapan Minju malah semakin membuat kepala Haechan pusing.

"Udah lu mending ikutan sini sama gua." Haechan menyodorkan gelas alkoholnya pada Jaemin. Hendak meminumkannya jika saja kepalanya tidak ditoyor oleh Minju.

"Udah abisin, abisin semua."

"Ambil piso Jem, sana. Abis ini lo mending bunuh diri deh. Biar tuntas," Jaemin yang berjalan ke dapur bergidik mendengar kalimat yang keluar dari mulut Minju.

"Somi Ju, Jem. Dia udah ga sayang lagi sama gua, dia ninggalin gua. Padahal dia bilang dia mau nungguin gua bilang ke Mama." mata Haechan bengkak dan memerah karena menangis.

"Padahal waktu itu Somi bilang kalo dia bakal bantuin gua kabur dari si Ryujin." Haechan mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Coba kemaren gua ngga nyuruh Somi ke rumah , pasti sekarang gua lagi berduaan sama dia."

"Jangan pergi pergi lagiii, aku tak mau sendiriiii.. !! Teman aku selama lamanya, sampai kita ke pelaminan..." suara Minju terdengar, cewek itu malah meledeknya. Haechan bisa melempar botol beling ke kepala Minju jika saja tidak ada Jaemin disini.

Saat siang tadi Minju dan Jaemin juga menyusul Haechan ke rumah Somi dan menemukan cowok itu sedang menangis keras seperti anak hilang.

Mereka mengantarkan Haechan ke apartemennya dan setelah itu kembali ke sekolah.

Dan tadi malam Haechan menghubunginya dan menyuruhnya ke apartemen Haechan yang kalau di pikir mereka hanya menonton Haechan mabuk seperti orang gila.

"Somi..."

"Som..."

Tak!

"Diem ga lo! Diem! Udah minumnya udah! Udah mau mati juga lo! Udah!" Minju menarik narik botol alkohol yang dipeluk erat oleh Haechan.

"Chan udah. Lo mending tidur sana, besok kita cari Somi bareng-bareng."

Jaemin datang dari dapur dengan kaki yang basah, cowok itu bingung ketika sampai di dapur ia harus benar-benar mengambil pisau atau tidak. Akhirnya Jaemin malah masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil.

"Udah ayo tidur. Gue temenin deh lo tidur." Jaemin menarik botol alkohol dan menaruhnya dimeja dapur.

Haechan berjalan ke kamarnya dengan lesu, menarik ingusnya kemudian menangis kecil, lagi.

"Adoohh... Udah kaya ngurus anak gue," Minju meregangkan otor pinggangnya. Menyusul Jaemin ke dapur.

"Ju, aku boleh coba ga? Ya? Ya? Dikiiitt aja.. Please," Jaemin menangkupkan tangannya.

"Berani lu jilat aja itu sedikit, abis lu." Jaemin langsung menjauhkan botol alkohol dari tangannya.

"Udah ayo tidur, udah jam sebelas. Besok gausah sekolah, ijin aja, capek." Jaemin merangkul bahu Minju dan berjalan menuju kamar.

"Nih, kamu tidur di kamar yang satu lagi. Udah aku beresin, aku sama Haechan. Apa kamu mau sama aku tidurnya?"

"Jangan macem macem deh, udah sana aku mau tidur." Minju mengibas-ngibas tangannya mengusir Jaemin.

"Yaudah, good night," Jaemin mengecup kening Minju dan berbalik memasuki kamar Haechan.

***

"Hoek! Hoek!! Hoeekkkk!!!"

"Dihamilin Somi lo hah?!" Minju masih terus menceramahi Haechan sementara suaminya aka Jaemin memijat tengkuk Haechan.

"Enak lo kemaren mabok hah? Enak?!" Minju ikut memijat tengkuk Haechan, dengan keras karena pakai emosi.

"Ahhk! Adoh! Ju sakit anjir!" Haechan memukul-mukul tangan Minju. Dan Minju membalas memukul punggung Haechan dengan keras.

"Udah kamu bikinin bubur aja buat Haechan." Minju menghentakan kakinya lalu pergi ke dapur.

"Ahh, cewe lu noh! Gua lagi sedih juga, lagi galau nih. Malah disiksa gua, putusin aja lah." Haechan membasuh mulutnya lalu berumur-kumur, tangannya menopang pada wastafel.

Jaemin membasahi wajahnya dan mengambil sabun cuci muka Haechan. "Hahh..." Haechan menghela napas.

"Kenapa lo?" tanya Jaemin.

"Gara gara lu cuci muka gua jadi inget Somi lagi."

"Apa sih anjing, gue cuci muka doang lo inget Somi." Jaemin membilas wajahnya hingga bersih.

"Iya, sabun muka itu yang beliin Somi." lalu setelahnya terdengar tarikan ingus dari sebelah Jaemin.

***

"Hohhh.. Panasshh.." Haechan membulatkan mulutnya yang mengeluarkan asap bubur yang masih panas.

"Lu semalem tidur dimana dah? Sofa?"

"Ngga."

"Lah, berarti diman- OHHH LU BERDUA TIDUR SATU KAMAR?!" tanya Haechan sewot.

"Yoi, gue gabisa kalo ngga dikelon ayang." Jaemin cengengesan.

"Baguss lu berdua ya njing. Apartemen gua lu jadiin tempat zina! Temen sendiri lagi sedih juga,"

"Udah makan aja lo! Awas kalo sekali lagi gue liat lo kaya semalem." Minju mengacungkan sendoknya pada Haechan.

"Heh, lu jangan galak galak, si Jaemin ntar selingkew dari lu. Dari kemaren aja chatingan mulu sama si kembang," Haechan menyuap buburnya, lalu kembali membulatkan mulutnya.

"Siapa si kembang?!" Minju menatap tajam pada Jaemin, sementara yang di tatap panik dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Si Sakuraaa anak sekolah sebelah, masa lu gatau? Cantik anjir," Haechan semakin memperpanas keadaan.

"Cantikan mana sama gue?!"

"Ya dia lah, gila aja LU-AHHKK ANJING JAEM TOLONGIN BANGSAT!! JU SORI JU!" Haechan berteriak saat Minju menarik rambutnya dengan kuat.

"Sukur!" Jaemin hanya tertawa dan menyendok nasi gorengnya.

***

HAI! JANGAN LUPA VOMMENT!!!!

6-2-2021

She Is My Ex |HAECHAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang