6. Birthday Party.

819 84 5
                                    

HAI! JANGAN LUPA VOMMENT! AWAS KALO NGGA! PANTAT BERBULU.

HAPPY READING

TANDAIN KALO ADA TYPO!!

***

"Som!" mendengar panggilan itu Somi malah mempercepat jalannya.

"Mau kemana hm?" Haechan menarik tangan Somi, membawanya ke taman belakang. Keduanya duduk bersebelahan.

Haechan menggenggam tangan Somi mengelusnya lembut. "Sorry,"

"Yang, jangan diem aja dong."

"Lo mending pukul gua sini, ayo sini." Haechan memajukan wajahnya, tetapi Somi masih tetap diam.

"Yang, maaf."

"Rencananya gua mau ngomong ke Mama, pokoknya lu tunggu aja hasilnya ya?"

"Ihh, kok gitu?"

"Pokoknya lu tungguin aja, ya?" Haechan menarik Somi kepelukannya, mengusap rambut lebat Somi dengan lembut.

"Iyaa," Somi menyandarkan kepalanya di dada Haechan, mengeratkan pelukannya.

"Jangan marah, maaf." Haechan mengecup pipi dan dahi Somi bergantian.

***

"Euh! Anjir gua ga nyangka bakal seberat ini,"

Haechan mengangkat Somi keluar dari mobilnya. Keduanya sudah sampai dirumah Somi, tadi Somi tertidur di mobil dan mau tak mau Haechan harus menggendongnya masuk.

Tok!

Tok!

Tok!

Pintu rumah Somi terbuka, menampilkan wajah ayahnya.

"Eh, eh. Ini somi kenapa Chan?"

"Ketiduran om,"

"Tidurin di kamarnya aja,"

"Hah?" kaget Haechan.

Haechan masuk kekamar Somi, tangannya sudah tidak kuat lagi. Haechan menurunkan Somi dengan hati-hati melepas sepatu yang cewek itu pakai dan menaruhnya di rak.

Haechan kembali ke mobilnya untuk mengambil tas Somi, memberikannya ke ayah Somi.

"Ini Om, tasnya ketinggalan. Kalau gitu Haechan pulang dulu ya Om?"

"Iya, makasih ya Chan. Hati-hati,"

"Iya Om."

***

"Kal, Mama nunggu kamu lama banget loh,"

"Iya, nak Haechan darimana?"

"Dari Rumah Somi," jawab Haechan.

"Somi siapa?"

"Eh? Euhh, dia temen kelas Haechan, temen biasa.." Mama Haechan mengibaskan lengannya.

Haechan duduk di kursi meja makan. "Ayo kita mulai aja makan malamnya," Mama Haechan mulai menyendokkan nasi untuk suaminya.

"Ryujin kamu ambilin Haechan nasi, latihan. Nanti kalo udah jadi istri Haechan ngga bingung lagi." Mendengar ucapan Mamanya Ryujin langsung membalik piring didepan Haechan.

"Gausah, gue bisa sendiri." Haechan mengambil piring itu dari tangan Ryujin dan menyendok nasi sendiri.

"Mungkin takut nasi nya ngga sesuai porsi Haechan, gapapa Ryujin nanti kamu bisa latihan lagi," Mama Haechan tersenyum canggung.

"Maa, aku ngga mau dan gak pernah mau tunangan apalagi nikah sama Ryujin."

"Haekal, kita udah pernah ngomongin ini." Mama Haechan menatap anaknya tajam.

She Is My Ex |HAECHAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang