4. Yang Mendengarkan Tanpa Melihat

175 37 6
                                    

Happy Reading🎭🎭🎭










"Mereka berkumpul malam ini ?" Respon Yewon saat dia baru menemukan percakapan di grubnya. Bagaimana bisa dia kehilangan ponselnya dan berakhir lembur pula malam ini.

"Eonni-duel, mian. Aku lembur malam ini" isi pesan yang Yewon kirim pada para eonninya.

"Padahal ada Eunha eonni" sedih Yewon.

"Majja, Yerin Eonni. Aishh Eonni byuntae itu" kesal Yewon dia masih kesal pada Yerin yang telah membuatnya tersesat ketempat para call boy itu.

Baru memikirkannya dan sebuah pesan dari Woozi masuk.

"Kali ini motel ? Besok siang ? Apa aku harus pergi ?" Bingung Yewon.

"Kurasa aku harus pergi dan mencari kesalahan mereka lagi supaya aku bisa terlepas pada kesepakatan itu. Siapapun yang kutemui besok, aku harus menolaknya bukan ? Bagaimana bisa susah sekali memutus hubungan pada pria pucat itu" omel Yewon dia mengomel sambil membaca berkasnya dan mengoreksinya, walaupun sedang marah dia tetap fukos pada pekerjaannya.

.
.
.

Yewon sampai kealamat yang Woozi kirim padanya, aneh... ini benar-benar aneh. Kemarin saja dia mendatangi hotel mewah dan sekarang didepan matanya hanya ada motel murahan yang jujur membuat Yewon sedikit tak suka dengan tempat ini.

"Terlihat kotor" gumam Yewon namun dia tetap masuk, dia harus memutuskan kesepakatannya hari ini dan ini lah kuncinya.

Yewon mencari nomor kamar yang Woozi berikan padanya dan menemukannya setelah sedikit kesusahan.

Yewon ingin mengetoknya namun dia mengurungkan niatnya dan segera membukanya saja. Benar, tak dikunci dan saat dia masuk matanya langsung bertatapan pada sebuah mata lain.

Namun sangat terasa jika mata yang Yewon tatap tak merespon dan hanya diam, mata besar nun indah itu tak bereaksi. Pria yang duduk dikasur menghadap pintu masuk itu tetap diam secara pelan Yewon masuk dan melangkahkan kakinya kehadapan pria itu dan anehnya pria itu menutup matanya, mencoba menghirup udara didepannya dan tersenyum masih dengan mata tertutupnya.

Pria itu membuka matanya dan melihat lurus kedepan, Yewon lebih tinggi darinya saat ini karena dia berdiri sedangkan pria itu duduk dan ini aneh, bukankah harusnya dia menatap wajah Yewon namun dia hanya menatap kedepan dan itu sedikit membuat Yewon risih.

Yewon mengibaskan tangannya didepan wajah pria itu dan tak direspon, apa dia buta pikir Yewon.

"Untuk apa mengibaskan tanganmu kedepan wajahku, kau ingin memastikan jika aku buta ?" Suara merdu sang pria membuat Yewon menjauhkan tubuhnya yang mulai mendekat.

"Darimana kau tahu aku mengibaskan tanganku, kau buta bukan ?" Sahut Yewon.

"Aku bisa merasakan udara tanganmu didepan wajahku nona Kim" ujarnya.

"Kau benar-benar tak melihatku ?" Tanya Yewon hati-hati dan pria itu mengangguk.

"Kali ini benar-benar pria buta ? Aishh si bodoh itu" kesal Yewon dia duduk disamping pria itu.

"Bagaimana kabarmu ?" Tanya pria itu.

"Apa kita sedekat itu, aku bahkan belum tahu namamu" sahut Yewon.

"Jeon Jung Kook" ujar pria itu dan Yewon memandangnya dari samping, dia tampan pikir Yewon.

"Baiklah aku Kim Ye.. aaa maksudku Umji, panggil aku Umji" ujar Yewon hampir saja dia menyebutkan nama aslinya.

Yewon membaringkan tubuhnya dikasur itu, memang bukan posisi yang baik namun ini sedikit meringankan punggungnya yang sakit karena terus duduk dikantor karena dia lembur tadi malam.

-YOUR EYES TELL-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang