6. Pemimpin Bukan Penguasa

134 30 1
                                    

Happy Reading🎭🎭🎭










"Eunha-ya apa itu masih dia ?" Penasaran Yuju.

"Ada apa denganmu ? Kenapa kau sangat penasaran" sahut Eunha.

"Karena jika itu benar dia, kau akan merasakan hal yang sama seperti dulu. Kau tidak akan bisa memikilinya" jujur Yuju.

"Aku tak bisa ? Bahkan setelah dia kehilangan istrinya ?" Jelas Eunha.

"Kau bahkan tau dia kehilangan istrinya ?"

"Aku memantaunya" jujur Eunha, dia kembali duduk dengan santai dan minum minumannya.

"Jangan bilang ? Kau..."

"Aku ? Aku mungkin terlibat dalam kejadian yang menewaskan istrinya" sahut Eunha.

"Eunha-ya !" Bangkit Yuju.

"Dari kalian berlima, kau paling tahu seperti apa aku" sahut Eunha sinis.

"Kenapa kau jadi seperti ini, ini bukan Jung Eunbi yang kukenal" sahut Yuju masih tak percaya.

"Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, kau tahu betul bagaimana aku dibesarkan bukan ?" sahut Eunha sambil melihat gelas yang digoyangnya kekiri-kekanan.

"Jung Eun Bi !" Bentak Yuju.

"Mian" sahut Eunha dia menaruh gelasnya tanpa menatap Yuju.

"Bagaimanapun kau tidak akan bisa memilikinya jika kau terus begini" ucap Yuju, dia mengambil tasnya dan pergi.

"Benar, sekeras apapun aku mencoba dia akan tetap membenciku" gumam Eunha sambil menatap kepergian Yuju.

.
.
.

"Melelahkan bukan ?" Tanya Soobin dia memandang Sowon yang mulai frustasi dengan benda ditangannya.

"Kau melakukan ini setiap malam ?"

Soobin mengangguk sambil tersenyum.

"Aku tidak bohong bukan ? Aku tidak punya waktu untuk main game. Aku bahkan harus lari dipagi hari untuk susu-susu yang kita ambil sore tadi dipemasok" tunjuk Soobin pada kulkasnya yang penuh susu kotak malam ini.

"Kenapa kau pindah ke Seoul ?" Tanya Sowon.

"Kau tidak mendengarkan perkenalanku 4 bulan lalu, apa kau sudah lupa betapa membosankannya itu satu kelas mengantuk mendengarnya. Aishh apa kau benar-benar wali kelasku" oceh Soobin.

"Nde, aku lupa. Kau puas ? Aishhh aku tidak punya bakat apapun bahkan sangat pelupa" pukul Sowon kekepalanya.

"Namaku Choi Soo Bin, aku murid pindahan dari Ansan. Aku pindah karena ingin belajar disekolah seoul yang bagus, aku tidak pandai olahraga, matematika, bahasa bahkan seni. Aku pindah sendiri dan sekarang tinggal diapartement daerah sindorim, seoul sangat bagus kuharap kalian menerimaku dengan baik" ucap Soobin lalu dia tersenyum pada Sowon yang mendengarkannya.

"Sekarang aku ingat yang kau katakan didepan kelas" ujar Sowon sambil bertepuk tangan.

"Berapa banyak lagi yang harus kubuat ?" Tanya Sowon.

"Biasanya aku menyelesaikan 500 buah sampai jam 2 pagi" sahut Soobin.

"Kurasa aku sudah membuat 200 buah kotak pizza dan sekarang baru jam 9 malam. Bukankah lebih cepat karena bersama" ujar Sowon dia mengikuti perkataan Soobin padanya tempo hari.

"Kurasa aku bisa tidur lebih awal hari ini"

"Kau masih muda kau harus tidur lebih awal untuk hari besok yang berkualitas"

-YOUR EYES TELL-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang